Tonny Kleden: Wakil Rakyat Itu Utusan

by -123 Views

SUARAFLORES.NET,–Bagi orang yang sering membaca, bagi para mahasiswa, para guru, aparatur sipil negara (ASN),  juga bagi kalangan wartawan, Tonny Kleden bukan nama yang asing. Pemilik nama lengkap Antonius Suban Kleden, S.Fil ini sering menghiasi halaman-halaman surat kabar harian seperti Pos Kupang, Flores Pos, Timor Express, mingguan seperti  Dian di Ende, dan majalah bulanan seperti Kabar NTT,  Warta Flobamora  dengan tulisan-tulisannya.

Tonny Kleden

Tulisannya juga menyebar di banyak buku.  Dia menulis banyak hal dengan gaya yang sangat khas: menarik, tajam dan enak dibaca. Bakat menulisnya telah muncul sejak masuk SMA Seminari San Dominggo Hokeng, Larantuka tahun 1983. Dia rajin menulis di majalah dinding asrama, majalah seminari. “Saya masih simpan buku harian  tahun 1986 yang saya tulis setiap hari. Tulisan-tulisan itu sangat sederhana, isinya hanya peristiwa harian yang saya lalui. Tetapi ketika membaca sekarang, saya merasa seperti kembali ke tahun-tahun indah semasa SMA,” kata editor sejumlah buku ini.

Kemampuan dan kebiasaan menulis, kata Tonny, seiring jalan dengan kebiasaan membaca. “Saya suka baca sejak masih sekolah dasar. Kakak saya guru SD, di mejanya banyak buku cerita dan dongeng.  Di tempat tidur pun saya baca buku cerita dan dongeng seperti itu. Di SMP saya sudah baca harian Kompas yang diberi suster di sekolah kami. Saya  masih ingat cerita tentang tenggelamnya Kapal Tampomas II dulu dari harian Kompas yang menulisnya berhari-hari,” kata alumnus SMP Pankrasio Waibalun tahun 1983 ini.

Di rumahnya di Jalan Libra, Liliba, Kota Kupang, ribuan buku memenuhi tiga rak besar. “Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Bacaan menjadi bahan mentah untuk tulisan,” katanya.

Mengapa terjun ke politik menjadi caleg DPRD NTT? Tonny mengaku, dunia politik sebenarnya tidak terlalu disukainya. Dia lebih serius terjun di dunia profesional dengan menjadi wartawan, guru dan penulis.

Tetapi namanya sudah lama dilirik oleh partai-partai politik. Tahun 1998 ketika Orde Baru tumbang dan muncul banyak partai, Tonny sudah bergabung di Partai Amanat Nasional (PAN).  Pada pileg tahun 1999 Tonny  diminta menjadi caleg DPRD NTT dari PAN, tetapi urung karena aturan di Pos Kupang tidak membolehkan.

Berhenti dari PAN, tahun 2003 dia masuk menjadi salah satu Wakil Ketua  Partai Pelopor NTT. “Waktu itu masih pakai nomor urut. Saya diminta menjadi caleg DPRD NTT nomor urut satu Dapil Flotim, Lembata dan Alor. Tetapi aturan perusahaan di Pos Kupang tidak membolehkan, maka saya tidak jadi caleg,” kata lulusan STFK Ledalero ini.

Tahun 2014 setelah angkat kaki dari Pos Kupang, Tonny diminta menjadi caleg DPRD NTT dari PDIP untuk Dapil Flotim, Lembata dan Alor. “Berkas saya hilang di PDIP. Ada yang mati-matian menolak saya jadi caleg ketika itu,” kata Ketua Tim Media Paket Frenly (Frans Lebu Raya-Benny Litelnoni) pada saat Pilgub tahun 2013 ini.

Rupanya Tonny punya nilai jual. Maka lepas dari PDIP, Tonny digaet Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).  “Ketua PKB NTT, Yucun Lepa, dan juga Daniel Hurek, Ketua PKB Kota Kupang membujuk saya bergabung di PKB.  Saya sebenarnya tidak ada minat lagi. Tahu-tahunya pada saat pelantikan pengurus PKB NTT, nama saya masuk menjadi salah satu Wakil Ketua PKB NTT. Sebagai salah satu wakil  ketua, saya tentu merasa nyaman untuk proses pencalegan. Saya bahkan sudah ikut fit and propert test di PKB. Ternyata nama saya tidak masuk jadi caleg DPRD NTT Dapil Flotim, Lembata dan Alor,” kata Tonny.

Gagal caleg dari sejumlah partai membulatkan tekad Tonny untuk meninggalkan dunia politik. Tak dinyana, Partai Garuda ikut memasang radar membidiknya. Maka gagal dari PKB,  Tonny ditangkap Partai Garuda. Dan  jadilah, Tonny keluar sebagai caleg DPRD NTT dari Partai Garuda, Nomor Urut I untuk Dapil NTT VI yang meliputi Flotim, Lembata dan Alor.

Bagi Tonny, gagal caleg dari sejumlah partai dan kemudian jadi caleg dari Partai Garuda merupakan jalan yang telah digaris untuknya. “Saya mesti memahami secara positif lika-liku jalan dari satu partai ke partai lain dan kemudian berlabuh di Partai Garuda.  Saya mengatakan kepada diri sendiri, inilah jalan yang harus saya lalui. Karena itu saya berterima kasih sekali kepada semua teman di sejumlah partai yang telah menjadi bagian dari jalan hidup saya,” tegas Tonny.

Tonny menuturkan, ketika teman-temannya tahu dia terjun ke politik dan kemudian menjadi caleg, mereka menertawakannya. Dunia politik penuh intrik,  gontok-gontokan. Tidak cocok untuk orang yang lurus-lurus. Begitu kata teman-temannya.

Tetapi Tonny berpikiran lain. “Saya bilang, berteriak dan bernyanyi dari luar panggung tidak ada manfaat apa-apa. Hampir semua hal, hampir semua masalah, hampir semua kebijakan dan strategi pembangunan untuk kepentingan masyarakat mesti melalui proses politik. Maka jika ingin membantu membela kepentingan dan aspirasi masyarakat, jalan politik jauh lebih bermanfaat,” kata pria kelahiran 4 Februari 1967 ini.

Menurutnya, menjadi wakil rakyat di lembaga legislatif itu tidak lain merupakan utusan, misi. Karena itu setiap anggota DPR/D harus sadar bahwa kursi yang dia duduk adalah kursi yang diberikan rakyat kepadanya untuk mewakili mereka ke lembaga legislatif. “Rakyat yang utus wakil rakyat ke legislatif. Mereka diutus untuk berbicara, berbicara dan berbicara mewakili masyarakat. Lembaga legislatif itu sebenarnya lembaga omong-omong. Lucu kalau wakil rakyat tidak berbicara di Dewan. Rakyat memilih mereka untuk berbicara, untuk omong tentang masyarakat, tentang aspirasi masyarakat, tentang harapan mereka. Karena itu yang menjadi tuan itu rakyat, bukan wakil rakyat,” tegasnya.

Maju dari Partai Garuda di nomor urut satu Tonny diperkirakan mendulang banyak suara di Dapil NTT VI. Tonny sudah keliling seluruh daratan Flotim, mulai dari Boru hingga Riangkeroko di ujung timur Flores. Di Solor dia juga sudah terjun langsung. Begitu juga dengan Adonara. Ditambah dengan pemilih Lembata dan Alor, Tonny diperkirakan bakal mulus ke Gedung DPRD NTT.  Apalagi materi kampanyenya sangat didengar masyarakat.

“Ketika sosialisasi di masyarakat saya lebih banyak memberi pencerahan dan pendidikan politik kepada masyarakat. Saya lebih banyak menjelaskan tentang lembaga dewan, apa peran dan fungsi dewan, bagaimana proses politik hingga lahir kebijakan pemerintah. Saya juga meminta masyarakat untuk melihat dengan jeli rekam jejak para caleg sehingga tidak salah memilih. Rakyat mesti memilih para wakil rakyat yang punya kapasitas dan kompetensi diri, punya integritas moral dan punya kepekaan menangkap aspirasi masyarakat,” jelas Tonny.

Dengan modal sosial yang dimilikinya, dengan kemampuan dan integritas moral  yang ada padanya, Tonny  menuai banyak simpati warga.  Ada yang menuturkan, kampanye Tonny selalu dinanti warga. Tonny bahkan diminta bicara lebih lama karena disenangi materi kampanyenya.  Masyarakat Flotim diyakni siap menghantar Tonny Kleden ke DPRD NTT. (bkr/sfn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *