MAUMERE, SUARAFLORES.NET–Pemerintah Kabupaten Sikka tengah berjuang keras menata Kota Maumere menjadi elok rupawan. Pano rama indah kota saat ini dihiasi dengan berbagai tugu dan monumen besar tsunami. Tampilan ini membuat Maumere kian disukai para wisatawan dan para pendatang yang datang dan pergi setiap waktu.
Selain aksesoris monumen, pemerintah juga membangun jalan raya di dalam kota dan kecamatan dan desa untuk memperlancar arus transportasi agar nyaman dan aman bagi warga dalam bepergian. Ruas-ruas jalan sudah mulai terlihat lebar dan mulus meski belum semua ruas jalan terlihat bagus.
Di tengah gencarnya pemerintah, membangun monumen dan jalan dan jembatan, sebuah panorama kontras terlihat di gerbang masuk Kota Maumere, yaitu Terminal Madawat dan Terminal Lokaria yang kumuh tak terurus. Ibarat rumah tua reot di tinggal penghuninya.
Pantauan Suaraflores.net, dua terminal itu terlihat sangat kumuh dan nyaris tidak dimanfaatkan oleh para pengendara. Dari pintu masuk kondisi aspal sudah rusak dan hancur berlubang, bangunan gedung terminal terlihat tua dengan penuh coretan di dindingnya, serta sampah berserakan “menghiasi” halaman terminal, wajah kota.
Setiap hari kendaraan dari kampung dan dari daratan Flores Bagian Barat dan Flores Bagian Timur selalu berhenti menaikkan dan menurunkan penumpang. Dua terminal kumuh ini belum serius diperhatikan pemerintah.
Baca juga: Jeritan Petani Malawitu Menanti Kepedulian Pemerintah
Dari penelusuran media ini, untuk Terminal Madawat yang merupakan aset pemerintah provinsi NTT ini dibangun cukup baik di era kepemimpinan Bupati Paulus Moa.
Namun, setelah Paulus Moa meletakkan jabatan dan diganti Bupati Alex Longginus, Sosimus Mitang dan Ansar rera, terminal kebanggaan rakyat Nita, Koting, Lela, Lekebai, Paga dan Mauloo ini makin tergerus dan kian kemomos dari waktu ke waktu hingga saat ini.
Sumber di Dinas Perhubungan provinsi NTT, menerangkan bahwa Terminal Madawat awalnya adalah aset provinsi, namun telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Sikka. Soal kerusakan dan kekumuhan gedung terminal dan lain-lain menjadi kewenangan pemerintah kabupaten.
Stanislaus (30), salah satu penumpang bus yang ditemui media ini, merasa prihatin melihat kondisi terminal yang makin kumuh. Ia berharap pemerintah segera membenahi atau membangun baru terminal yang sangat penting bagi perhentian dan keberangkatan penumpang.
“Letak terminal ini tepat di muka wajah kota dan bersebelahan dengan hotel Silvia yang mentereng. Terasa buruk jika penampilan terminal milik pemerintah itu kalah dengan hotel Silvia. Kami berharap pemerintah segera bangun baru atau memperbaiki terminal itu demi kelancaran transportasi,” harap stanis. ( bkr/sft).