LARANTUKA, SUARAFLORES.NET –Sebanyak tujuh Kepala Desa di Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur melakukan gebrakan yang hebat mengatasi krisis air bersih dengan Dana Desa.
Ketujuh Kades dimaksud antara lain Kepala Desa Lewoblolong, Antonius Ola Tupen, Kepala Desa Lamawolo, Linus Ratu Makin, Kepala Desa Nelelamawangi 02, Lorens Lebe, Kepala Desa Nobo, Patrisius Pati Sira, Kades Gayak, Martinus Kenale Kakan, Kades Duablolong, Antonius Kopong Pati dan Kades Nelelamawangi 01, Ignasius Apolonaris Igo Bua.
Para Kades ini cukup berani nan cerdas bersama masyarakat membangun sejumlah sumur bor. Langkah cantik dan bijak ini ternyata sangat efektif. Kini, desa-desa tersebut sudah memiliki sumur bor yang tengah memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Kades Nelelamawangi 02, Lorens Lebe yang disambangi SuaraFlores.Net dikediamannya mengaku bahwa pada tahun 2017 pihaknya mengalokasikan Dana Desa sebesar Rp. 428.465.000.
“Syukur semuanya bisa berjalan dengan baik. Saat ini sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, termasuk untuk usaha pertanian sayur. Kondisi ini cukup memberi dampak ekonomi dan pemenuhan kebutuhan warga,”sebut Lorens Lebe belum lama ini.
Mantan Kades Nelelamawangi, Rasyid Boro yang ikut bersama dalam pertemuan itu membenarkan bahwa sumur bor dengan kedalaman kurang lebih 90 meter dan 12 tugu kran itu telah membawa berkah. Meski belum bisa tersambung ke masing-masing rumah karena keterbatasan dana. Warga kini boleh tersenyum menikmati sumut bor melalui perjuangan bersama kepala desa.
“Lihat saja, warga Nelelamawangi 02 banyak yang sudah mulai buka kebun sayur dan menjualnya. Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla yang telah membuat terobosan dana desa ini,”pungkasnya semangat.
Sementara itu, Desa Nobo, melalui Sekretaris Desa, Nelson Antonius menyampaikan, Dana Desa tahun 2017 yang dikucurkan sesuai RAB senilai Rp.430.923.000 untuk kegiatan pembangunan sarana air bersih berskala desa. Kini, sumur bor dan bak penampungnya pun sudah rampung dan telah dimanfaatkan meski belum tersambung ke rumah warga.
“Tahun 2018 baru dilakukan sambungan instalasi rumah dengan bantuan PAMSIMAS (Program Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) senilai Rp.245 juta,”urai Nelson Antonius.
Sedangkan Desa Lamawolo, sebut Kades Linus Ratu Makin, pada tahun 2018 baru dialokasikan Rp20 juta untuk pembangunan sarana air bersih berskala desa.
“Memang relatif kecil dananya karena hanya untuk pembuatan bak air. Sedangkan, sumur bor memang direncanakan juga tapi masuk tahun 2019,”ujarnya.
Ia menyampaikan walau krisis air, tapi hingga saat ini Desa Lamawolo masih bertahan dengan pasokan air milik Paroki Tanah Boleng.
“Iya, untuk minum, kami masih bertahan dengan air dari paroki. Sedangkan untuk mencuci pakaian harus ke sumur di pantai yang jaraknya kurang lebih 4 Km. Mau bagaimana lagi. Kalau bicara air bersih, kami orang Ile Boleng itu sudah biasa dari dulu. Hidup seperti tiada rotan, akar pun jadi. Bupati satu naik juga sama saja. Janji tinggal janji. Saya sudah tidak percaya lagi dengan janji Bupati. Siapapun dia,”pungkasnya serius.
Kades berprestasi yang terkenal sejak jaman Presiden Soeharto, dimana pernah membawa Desa Lamawolo Juara I Lomba Desa Tingkat Nasional itu turut mengapresiasi sikap warga Ile Boleng yang terus menagih janji Bupati Anton Hadjon menuntaskan krisis Air Bersih Ile Boleng jika rakyat di wilayah ini memilihnya saat Pilkada kemarin. Walaupun dirinya sangat ragu dan pesimis terhadap janji Bupati Anton Hadjon itu.
Pasalnya, sebut dia, urusan air di Ile Boleng itu sangat kompleks sehingga perhatian yang sangat serius dan maksimal dari pemerintah dan DPRD Flotim.
Ia berharap, lebih baik Pemkab Flotim perkuat saja Sumur Bor yang sudah ada di desa-desa. (Roberth/SFN).