KUPANG, SUARAFLORES.NET,–Air, listrik dan jalan saat ini masih menjadi kebutuhan utama rakyat Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang harus dipenuhi pemerintah. Dari hari ke hari seiring jumlah penduduk yang terus meningkat, kebutuhan air, listrik dan jalan pun terus meningkat.
Meski Gubernur NTT, Frans Lebu Raya sudah 10 tahun berkuasa, namun belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan air, listrik dan jalan. Dari kunjungan Calon Gubernur NTT, Viktor Bung Tilu Laiskodat dan Calon Wakil Guebernur Josef Nae Soi (Viktory-Joss) di musim Pilgub NTT 2018, menemukan begitu banyak daerah-daerah kepulauan dan terpencil masih terbelakang dalam pemenuhan air, listrik dan jalan. Warga desa di Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Nagekeo, Ngada, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata dan Alor, masih mengeluhkan kebutuhan air, listrik dan jalan.
“Dari setiap kunjungan kami bersama Pak Viktor, ketika bertatap muka dengan warga, mereka selalu mengeluhkan dan meminta bantuan pembangunan atau perbaikan jalan, pembangunan sarana air bersih dan penerangan listrik. Tiga kebutuhan ini yang paling banyak disampaikan warga kepada Pak Viktor. Warga berharap jika menjadi gubernur, Pak Viktor harus mampu menjawab tiga kebutuhan utama yang paling mendasar ini,” terang Ketua Tim Pengarah Calon Gubernur Viktor Laiskodat-Josef Nae Soi (Viktory-Joss), Drs. Kristo Blasin, kepada Suaraflores.net, belum lama ini.
Mantan anggota DPRD NTT 15 tahun ini, mengaku, bukan hanya warga desa-desa daratan Flores saja yang mengeluhkan kebutuhan air, listrik dan jalan, tetapi di Pulau Rote, Sabu Raijua, Pulau Timor, seperti di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utaran (TTU) Belu, Malaka dan Pulau Sumba pun mengeluhkan hal serupa. Diakui mantan Ketua Badan Anggaran DPRD NTT ini, bahwa sesungguhnya tiga jenis kebutuhan mendasar warga itu sudah ada dalam rencana dan program gubernur-gubernur terdahulu hingga Frans Lebu raya. Namun, kata dia, masalah klasik yang selalu menjadi hambatan bagi dewan dan pemerintah adalah keterbatasan dana atau anggaran.
“Setiap kali sidang dewan dan pemerintah, selalu berdebat soal anggaran. APBD NTT yang sedikit tidak mampu menjawab sepenuhnya dalam waktu cepat. Apalagi kebutuhan infrastruktur yang dinamis sulit dikejar, membuat kita makin tertinggal dari provinsi lainnya,”ungkap Kristo.
Baca juga: Cerita Pemulangan Fransiska Enga, Pasien Asal Nagekeo yang Dirawat di Jakarta
Diakui Kristo, sejak Presiden Ir. Joko Widodo memimpin Indonesia, Provinsi NTT banyak mendapat perhatian. Selain pembangunan 7 bendungan yang kini sedang berjalan, juga perhatian terhadap pembangunan infrastruktur jalan raya dan program listrik melalui anggaran APBN. Meski demikian, semua itu belum mampu menjawab seluruh kebutuhan warga akan air, listrik dan jalan.
Diakui Kristo pula, untuk menjawab kebutuhan listrik, Gubernur Frans Lebu Raya juga sudah berupaya keras dengan membangun Mega Proyek Palou-Tana Merah (PALMERAH) di kampung halamannya Adonara-Flores Timur. Proyek canggih yang menarik konsultan dan kontraktor Tidal Bridge dari Belanda itu, hingga kini belum berjalan, meskipun sudah mengeluarkan puluhan miliar dari APBD NTT maupun dari APBN. Dengan kata lain, masih butuh proses panjang untuk membangun proyek tersebut demi menjawab kebutuhan listrik warga.
Baca juga: Pilkada Sikka, Robi Idong: Saya dikaderkan Aleks dan Ansar
Untuk itu, kata Kristo, jika rakyat NTT ingin kebutuhan air, listrik dan jalan terpenuhi, maka harus memilih pemimpin baru yang berani melakukan terobosan dan gebrakan baru, yaitu Viktory-Joss. Viktory-Joss telah mempunyai konsep dan program prioritas yaitu JALA (jalan, air dan listrik). Untuk menjawab keterbatasaan anggaran yang selalu dikeluhkan setiap tahun anggaran, Viktory-Joss menegaskan tidak terpaku sepenuhnya pada anggaran APBD, tetapi melalui anggaran CSR, dan juga menarik pihak-pihak investor dan pengusaha-pengusaha besar yang berkualitas tinggi untuk melancarkan pembangun infrastruktur NTT dengan mengolah potensi-potensi yang ada.
Selanjutnya, kata Kristo, Viktory-Joss yang didukung oleh Parpol-parpol besar yang sedang berkuasa dan bahkan akan berkuasa lagi, menjadi modal utama untuk meraup anggaran dari APBN. Dengan modal jaringan politik besar, tidak susah bagi Viktory-Joss mendapatkan anggaran besar untuk mempercepat pembangunan infrastuktur.
“NTT butuh orang seperti Pak Viktor dan Pak Jos. NTT butuh orang-orang yang mempunyai kualitas dan nyali besar untuk melakukan terobosan-terobosan baru. NTT butuh pemimpin gila yang tidak peduli dengan dirinya sendiri, tetapi lebih mementingkan kehidupan orang banyak. Jika bukan Viktor dan Joss, saya sangsi NTT ke depan akan jauh lebih baik dari saat ini,” tegas mantan politisi kawakan PDIP NTT ini di Maumere, Kabupeten Sikka belum lama ini.
Ditambahkan Kristo, apabila Viktory-Joss diberikan kepercayaan oleh rakyat NTT, maka Viktory-Joss akan menempatkan kepala badan dan dinas, kepala bidang-kepala bidang yang profesional dan berkualitas tinggi untuk menduduki jabatan-jabatan pada dinas teknis yang mengurusi pembangunan infrastruktur. Penempatan pejabat, tidak akan berdasarkan suku dan agama, tidak akan berdasarkan like and dislike atau kepentingan tim sukses, tetapi berdasarkan kompetensi, kapabilitas dan profesionalitas yang teruji.
“Bappeda, Dinas PU dan Dinas Perumahan Rakyat, adalah kunci penentu dari kelancaran program pembangunan daerah. Badan dan dinas-dinas itu harus ditempati oleh birokrat-birokrat handal dan profesional dibidangnya, sehingga mereka mampu bekerja cepat melaksakan program infrastruktur gubernur terpilih,” tutup Kristo yang sudah hafal diluar kepala terkait kinerja birokrat NTT. (bungkornell/sft)