Aliansi Mahasiswa NTT Desak Pemerintah dan DPR-RI segera Sahkan RUU Antiterorisme

by -49 Views

KUPANG, SUARAFLORES.NET,–Aliansi Mahasiswa Anti Terorisme Nusa Tenggara Timur (NTT) mendesak Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) segera mensahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Antiterorisme. Tekanan ini sebagai respons serius terkait situasi darurat negara pasca aksi bom bunuh diri secara sporadis yang melanda tanah air. Mereka meminta sikap tegas Pemerintah dan DPR RI untuk bertindak cepat memburu teroris.

Demikian seruan ini disampaikan oleh kelompok mahasiswa dari berbagai elemen Organisasi Kemahasiswaan di Kupang, yakni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang, Ikatan Mahasiswa Muslim Indonesia (IMII), Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), TAMISARI Manggarai, IPMELMEN Ende, PERMASI Sikka, API Reinha Larantuka, Kelompok Mahasiswa Katolik (KMK) St.Agustinus Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik (FISIP) UNDANA serta elemen lainnya, saat berdemonstrasi di Gedung DPRD NTT, Senin, 14/05/2018, siang.

Aksi damai Aliansi Mahasiswa NTT Anti Terorisme ini diterima Komisi I DPRD NTT, Maxi Tibo Proklamasi yang juga Anggota DPRD NTT, Fraksi Partai Gerindra. Aliansi mahasiswa ini juga mendesak Pemprov dan DPRD NTT segera mendesak Presiden Joko Widodo dan DPR RI menetapkan RUU Antiterorisme yang sudah 2 tahun lebih mangkir ditangan DPR RI.

Mereka juga menuntut Pemerintah, jajaran Polri, TNI dan semua pihak terkait bertindak cepat, tegas dan tuntas untuk memastikan rasa aman bagi semua elemen rakyat. Sebelumnya, Aliansi Mahasiswa Antiterorisme ini beraksi di Mabes Polda NTT. Lalu menuju gedungĀ  DPRD NTT. Aliansi juga bergerak ke Kantor Gubernur NTT usai bertemu Anggota DPRD NTT.

Baca juga: Memacu Infrastruktur Flores Timur, Menata Wajah Kota Larantuka

Terbitkan Perpu Antiterorisme

Sementara itu, dalam Rapat Paripurna DPRD NTT, Senin, (14/05/2018), Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dalam pernyataan persnya mendesak DPR RI segera mensahkan RUU Antiterorisme. Ia juga meminta Presiden Joko Widodo untuk mengambil langkah menerbitkan Perpu Antiterorisme jika DPR RI lamban bersikap. Penerbitan Perpu Antiterorisme, kata Lebu Raya bisa dilakukan sambil menunggu disahkan RUU Antiterorisme.

Pernyataan yang sama diungkapkanĀ  pula oleh anggota DPRD NTT. Gabriel Suku Kotan,SH.M.Si dari Fraksi Demokrat. Menurutnya, tidak ada pilihan lain yang harus dilakukan untuk melawan terorisme yakni dengan mensahkan RUU Antiterorisme. Langkah ini akan memperkuat kehadiran negara dalam situasi darurat terorisme seperti saat ini.

“Ingat, Indonesia saat ini sudah darurat terorisme. Sudah saatnya negara bersikap tegas. Olehnya, RUU Antiterorisme harus disahkan,”pungkasnya.

Menanggapi desakan berbagai tokoh dan elemen masyarakat Indonesia yang sudah gerah dengan aksi teroris akhir-akhir ini, Presiden Joko Widodo, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (14/5/2018), meminta DPR dan kementerian terkait untuk mempercepat revisi Undang-Undang Antiterorisme.

Jika RUU Antiterorisme itu tidak rampung dalam Juni mendatang, Presiden Jokowi akan menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang ( perppu). Presiden Jokowi mengatakan, revisi UU ini sudah diajukan pemerintah kepada DPR pada Februari 2016 yang lalu.

“Artinya, sudah dua tahun. Untuk segera diselesaikan secepatnya-cepatnya dalam masa sidang berikut, yaitu pada 18 Mei yang akan datang,” kata Jokowi. Presiden menekankan, revisi UU ini merupakan sebuah payung hukum yang penting bagi aparat Polri untuk bisa menindak tegas terorisme dalam pencegahan maupun dalam penindakan. “Kalau nantinya di bulan Juni di akhir masa sidang ini belum segera diselesaikan, saya akan keluarkan perppu,” kata Jokowi.

Untuk diketahui, pasca aksi kerusuhan di Mako Brimod Depok, rangkaian teror terjadi di Surabaya dan Sidoarjo dalam 24 jam terakhir. Kemarin, ledakan terjadi di tiga gereja di Surabaya, yaitu di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna pada Minggu (13/5/2018).

Kemudian, ledakan juga terjadi di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (14/5/2018) dini hari. Dari kejadian di tiga gereja di Surabaya, terdapat 13 orang meninggal dan 44 orang luka-luka. Sementara itu, ledakan di Sidoarjo mengakibatkan dua orang tewas. Sementara satu orang lain ditembak mati polisi sehingga total ada tiga orang tewas di Rusun Wonocolo. Selain itu, terdapat tiga korban luka yang saat ini menjalani perawatan di RS Siti Khodijah. Pada Senin pagi ini, bom bunuh diri kembali terjadi di depan Markas Polrestabes Surabaya. (Roberth/SFN*)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *