KUPANG, SUARAFLORES.NET,–Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya tak lama lagi akan melepaskan masa akhir jabatannya. Menyongsong masa akhir kekuasaannya selama 10 tahun terakhir, Lebu Raya pun berpamitan dengan jajaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) NTT, Dalam acara yang dihadiri seluruh jajaran PU ini, Kepala Dinas PUPR NTT, Ir. Andreas W. Koreh, MT, mengakui dan memuji semangat kerja keras Frans Lebu Raya selama 10 tahun membangun NTT.
Diakui Andre, selama 10 tahun memimpin NTT, Lebu Raya sudah banyak berbuat untuk memajukan daerah. Selain Program Anggur Merah, ia juga sudah banyak bebuat di bidang infrastruktur, seperti jalan, jembatan, embung, perumahan, gedung dan lain-lain. Meski banyak tantangan, ia terus bekerja total dengan semangat tinggi dan pantang menyerah.
“Contohnya, waktu rencana pembangunan kantor gubernur baru, begitu banyak orang menentangnya. Namun ia tetap bekerja membangun kantor tersebut karena ia meyakini akan bermanfaat besar bagi warga NTT.Saat ini, banyak orang telah menikmatinya. Selain kantor gubernur baru, ia juga berani melakukan terobosan baru dengan mulai mendesain pembangunan Jembatan Palmerah Berturbin Listrik di Larantuka, Flores Timur. Meski sedang berproses, tapi selalu optimis akan berhasil,” ungkap Andre Kore, Senin (14/5/2018) di Kantor Dinas PUPR NTT.
Menurut Andre, Lebu Raya adalah sosok pemimpin yang rendah hati, lemahlembut dan rendah hati. Untuk memuluskan program-program kerjanya, Lebu Raya tampil tegas, komunikatif dengan gaya khasnya yang halus. Lebu Raya, kata Andre, selalu berkonsultasi dengan para kepala dinas dengan keramahan.
“Kalau beliau tidak setuju dan bilang tidak, selalu dengan nada suara yang halus. Belìau tidak pernah berkata kasar dengan nada tinggi umtuk menunjukan bahwa beliau sedang marah,” aku Andre
Baca juga: Aliansi Mahasiswa NTT Desak Pemerintah dan DPR-RI Segera Sahkan RUU Antiterorisme
Meskipun mendapat pengakuan dan pujian dan Andre Koreh, Lebu Raya dalam kesempatan itu di hadapan para pengawai PUPR, mengaku kerja kerasnya melalui berbagai program selama 1o tahun terakhir belum selesai karena sumber dana yang selalu terbatas. Untuk itu, Lebu Raya berharap semangat kerja keras dalam membangun NTT harus dilanjukan di masa mendatang siapapun gubernurnya.
“Saya yakin kerja keras kita selama ini telah membawa perubahan untuk NTT, Meskipun belum semuanya selesai karena keterbatasan anggaran. Kerja keras seperti ini harus terus dilakukan demi kemajuan NTT, meskipun sudah berganti gubernur,” kata Lebu Raya sembari menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh jajaran PUPR NTT.
Mengenai agenda besar pembangunan Jembatan Palmerah yang belum dimulai, Lebu Raya menerangkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan akan melakukan groundbreaking pada 1 Juni 2018 akan datang.. Lebu Raya mengakui, telah mengirimkan surat permohonan ke presiden terkait groundbreaking Jembatan Pancasila Palmerah,sekaligus pembangunan turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di selat Gonzalu dengan kapasitas 30 Megawatt (MW).
Sang pionir mega proyek Palmerah yang akan menjadi ikon NTT ini, menerangkan, proses FS dan DED telah selesai. Saat ini, antara pihak Tidal Brigde dan PT. PLN telah menyepakati harga tarif listrik (TL) sebesar 14 sen dolar AS per KWH yang siap dibeli PLN dari investor. Diterangkannya pula, Tidak Bridge menggunakan TL sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM. Tidal Brigde yang bekerjasama dengan Wijaya Karya (Wika) yang adalah BUMN di lingkup Kementerian PUPR untuk pembangunan secara keseluruhan baik jembatan dan PLTAL Energi Baru dan Terbarukan (EBT). (bkr)