JAKARTA, SUARAFLORES.COM,-Masyarakat di Pulau Kecil Sabu Raijua yang terletak di Gerbang Selatan Indonesia patut berbangga memiliki seorang putri cantik yang muncul dari sela-sela pusaran Samudera Biru Laut Sawu. Nama putri cantik darah Rai Hawu kental itu Anita Yacoba Gah. Wanita bertubuh padat dan kulit sawo matang dengan rambut air itu kini menjadi tokoh politik perempuan paling terkenal vokal di panggung politik Senayan Jakarta. Anita saat ini menjadi satu-satunya politisi perempuan di DPR-RI dari Partai Demokrat besutan Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Namanya kini tersohor karena keberaniannya bersuara lantang mengeritik dan berbagai program pendidikan yang tidak memihak rakyat kecil.
Anita memulai jejak dan kiprah politiknya hingga masuk Partai Demokrat dan menjadi wakil rakyat NTT sejak tahun 2004-2009 dan terpilih kembali tahun 2009-2014, pada periode 2014-2019 Anita tidak terpilih, namun karena rekannya Jeffry Riwu Kore maju di Pilkada Kota Kupang dan mengundurkan diri, maka Anita kembali ke kursi DPR-RI menggantikan Jeffry (PAW). Kemudian pada pileg 2019-2024, Anita terpilih lagi menjadi anggota DPR-RI dengan perolehan suara tertinggi di Dapil NTT II, yaitu sebesar 56. 370 suara. Jadi Anita sudah hampir 20 tahun berada di kursi DPR-RI Senayan Jakarta.
Ia berhasil meraup suara tertinggi di dapil NTT II ( Sumba, Timor, Kupang, Sabu dan Rote Ndao). Popularitas dan ketokohan Anita, bukan karena bekas kasihan gender, tetapi ia benar- benar bekerja keras dengan dedikasi dan integritas diri yang tinggi berjuang m membela masyarakat di dapilnya dan juga NTT umumnya terkait kebijakan nasional program pendidikan yang acapkali merugikan atau mengabaikan hak- hak rakyat miskin di NTT.
Seperti, penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS) Bantuan Sosial Dana Program Indonesia Pintar ( PIP), sertifikasi guru dan berbagai program lainnya yang seringkali tidak tepat sasaran dan tidak tepat waktu serta disalahgunakan, Anita beruara lantang memprotes kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat dan tidak adil. Ia tidak hanya mengeritik pemerintah pusat dan pemerintah di daerahnya ( dinas dinas pendidikan) tetapi juga marah besar kalau para kepala sekolah melanggar aturan hukum dengan melakukan korupsi dana- dana bantuan untuk memperkaya diri
Anita adalah politisi perempuan NTT yang sangat getol dan vokal nan tegas serta konsisten menjalani tugasnya sebagai seorang wakil rakyat yang digaji oleh negara dari uang rakyat. Menyadari itu, ia benar benar bekerja membaktikan dirinya untuk kemajuan sumber daya manusia (;SDM) anak-anak NTT . Dalam pantauan media, ada beberapa langkah strategis politisi yang dilakukan Anita dalam memperjuangkan pendidikan di NTT selama dirinya menjadi wakil rakyat, diantaranya, pertama, tak turun langsung ke desa- desa mendengar rintihan anak-anak sekolah dari keluarga miskin yang tidak mendapat perhatian pemerintah. Ia juga rutin bertemu para kepala sekolah, guru-guru dan para siswa serta orang tua mendengarkan keluh kesah mereka.
Kedua, ia mendirikan rumah aspirasi Anita Gah di Kota Kupang yang mempekerjakan banyak anak-anak muda untuk menjaring aspirasi masyarakat dan memfasilitasi berbagai bantuan pendidikan serta menyelesaikan ragam persoalan pendidikan di daerah.
Ketiga, Anita membawa semua masalah pendidikan terkait program-program Dana Bos, PIP, Dapodik, sertifikasi guru dan lain-lain yang tidak berjalan baik di daerah ke pemerintah pusat dan Komisi X DPR RI untuk diselesaikan bersama Kementerian Pendidikan di Jakarta. Ia marah besar apabila menemukan kesalahan kesalahan fatal yang dilakukan kementerian pendidikan terkait dengan kebijakan atau pelayanan program pendidikan tidak memihak rakyat kecil di NTT yang masih jauh tertinggal.
Seperti ditayangkan berbagi media nasional pada tahun 2024 lalu, ruang Komisi X DPR RI yang biasayna hening dan dingin seketika panas meradang saat suara Anita pecah bak petir merobek bumi. Wajahnya merah, urat urat nadi mencuat memompa amarah hati yang menangis melihat ketidakadilan terhadap anak-anak NTT yang terlambat atau gagal mendapatkan bantuan PIP. Ia marah karena dana-dana itu tidak disalurkan untuk ribuan siswa dengan berbagai alasan. Temuan itu ia lemparkan kepada Menteri Pendidikan, Nadiem Makariem, pihak Bank yang lalai menyalurkan dana PIP untuk membantu siswa. Amarah kritisnya memuncak dengan meminta aparat hukum dan komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) menyelidiki dugaan penyalahgunaan anggaran pendidikan.
Lebih menohok, RRI.Cco bahkan menulis Anita Gah “mengamuk” dengan menggebrak meja wakil rakyat di sidang yang terhomat DPR RI yang membuat Menteri Pendidikan Nadiem Makarim tertunduk. Peristiwa ini terjadi saat rapat dengar pendapat Komisi X DPR bersama Kemendikbud Ristek, Rabu (5/6/2024) lalu. Dalam kesempatan tersebut, ruang rapat parlemen mendadak tegang karena aksi marah-marah sosok anggota DPR perempuan berambut pendek, Anita Jacoba Gah yang kecewa dengan berbagai persoalan pendidikan di Indonesia.
Anita juga bersuara lantang membela para guru swasta yang acapkali diperlakukan tidak adil. Ia menanggapi soal polemik guru PPPK swasta yang dialihkan ke sekolah negeri. Menurutnya, kebijakan tersebut menyebabkan begitu banyak sekolah swasta yang akhirnya kehilangan guru-guru berpengalaman. Untuk itu, Anita meminta Kemendikbudristek mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini. “Banyak guru-guru swasta yang sudah mengajar puluhan tahun, tapi tiba-tiba dipindahkan ke sekolah negeri. Jadi sekolah swasta akhirnya kosong. Lalu anak-anak di sekolah swasta siapa yang mengajar?” Tanya kristis Anita Gah yang gerah melihat fakta lapangan ini.
Suara keras bak ledakan mortir itu seketika viral dan beredar secepat kilat ke pelosok-pelosok negeri hingga Bumi Flobamora melalui jagat media sosial. Decak kagum, pujian bangga penuh haru mengalir untuk Anita Gah, seorang perempuan biasa yang berani bersuara kritis di tengah kehampaan suara kritis membela rakyat NTT yang sering mengalami ketidakadilan. Ia tidak hanya bicara saja, tetapi memperjuangkan anggaran pendidikan untuk anak-anak NTTagar mendapat hak yang sama seperti siswa di seluruh Indonesia karena perintah undang- undang sanga jelas dan terang benderang” …negara wajib mencerdaskan bangsa.” Artinya, tidak boleh ada kebodohan di seluruh persada Ibu Pertiwi, termasuk NTT yang berada di pelosok negeri.
Sebagai anggota Komisi X DPR-RI yang membidangi olahraga, Anita Gah juga berani melontarkan kritik menyoroti program naturalisasi pemain asing yang membanjiri PSSI. Ia mengeritik keras PSSI yang ia nilai gagal merekrut pemain-pemain sepakbila terbaik di tanah air untuk masuk dalam Tim Nasional Indonesia (TimNas). Hal ini diutarakan saat Raker Komisi X DPR RI untuk proses naturalisasi Kevin Diks, Noah Leatomu dan Estella Loupatty pada November 2024 lalu. “Kami sebagai wakil rakyat Indonesia berharap ini yang terakhir. Karena kita tidak miskin atlet. Siapa bilang kita miskin atlet. Kenapa kita harus ambil dari laut terus? tandas Anita tanya Anita seperti dilansir Bolasport.com.
Kritik tajam Anita meskipun akhirnya berbuah teguran dari petinggi Partai Demokrat dan sebagian nitizen, namun kritik tersebut sangat beralasan. Pasalnya, PSSI sebagai organisasi sepak bola terbesar di Indoneia belum mampu menciptakan pemain-pemain berkelas dunia yang mampu lolos mengikuti Iven- Iven sepak bola dunia seperti piala dunia selama puluhan tahun. Padahal, Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk 260 jutaan dan memiliku jutaan pemuda yang bertubuh besar, kekar dan tinggi yang bisa dibina dan dilatih menjadi pemain sepak bola yang tangguh.
Bebaskan NTT dari Kebodohan dan Kemiskinan
Sebagai tokoh politik perempuan asal NTT berkelas nasional, Anita sangat konsisten dan tangguh dalam berjuang tanpa memandang sekat- sekat politik dan primordialisme sempit. Setiap momen ia berdiri dan selalu berbicara tentang tugas dan tanggungjawabnya sebagai wakil rakyat yang wajib hukumnya membela dan memperjuangkan aspirasi rakyat.
Aksi Anita Gah tidak berhenti di panggung politik Senayan Jakarta saja, dalam musim kampanye Pilgub NTT 2024 lalu, Anita Gah juga tampil bersuara lantang membongkar rahasia aliran dana triliunan yang sudah turun ke NTT setiap tahun, namun NTT masih tetap terbelenggu dalam kebodohan dan kemiskinan. Di hadapan ribuan pendukung Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Melky Laka Lena dan Jhoni Asadoma yang memadati Gedung Olahraga (GOR) Oepoi Kota Kupang, Anita mengaku dirinya ikut memperjuangkan anggran triliunan rupiah setiap tahun untuk NTT. Namun, ia merasa aneh fakta kontras NTT sampai hari ini masih tertinggal dan termiskin.
“Kemana anggran triliunan itu. Saya juga memperjuangkan anggaran triliunan itu setiap tahun untuk NTT, tapi kenapa kita tetap ada dalam kebodohan dan kemiskinan. Kita harus berjuang mengeluarkan NTT dari belenggu kemiskinan dan kebodohan. Gubernur dan bupati serta walikota harus bisa bebaskan rakyat dari kondisi ini. Tidak boleh ada anak NTT yang tidak sekolah. Satu orang pun tidak boleh. Semua anak NTT harus sekolah dan itu adalah tugas utama pemerintah daerah,tugas kita semua,” tegas Anita Gah seperi dikutip dari laman Instagramnya. Untuk keluar dari situasi ini, Anita mengajak seluruh rakyat NTT memenangkan Melky-Jhoni menjadi pemimpin NTT 2024-2029 untuk mengeluarkan dan membebaskan NTT dari belenggu kebodohan dan kemiskinan.
Semangat perjuangan Anita Gah sebagai seorang perempuan gigih dalam mengarungi samudera politik tidak serta merta. Tampaknya spirit Anita mengikuti spirit Riwu Ga sang ajudan Bung Karno semasa di Ende, yang kemudian ke Jakarta ikut Bung Karno dan berani berlari mengibarkan merah putih di ibu kota negara. Anita yang lahir Jakarta, 9 Maret 1974 dan mengenyam pendidikan SDN I Bonipoi, Kota Kupang, kemudian SMP Negeri Kupang, dan pindah ke Jakarta masuk SMAN 6 Jakarta.
Setelah lulus Sekolah Tinggi Teologi Jakarta melanjutkan ke STIE Nasional Jakarta, ia bekerja sebagai guru musik dan aktif dalam berbagai organisasi gereja. Anita juga sangat aktif di berbagai organisasi sosial kemasyarakatan, seperti sebagai Ikatan Guru-guru Seni Suara, penasehat Gerakan Pemuda Sumba Timur, penasehat Gerakan Pemuda Belu,penasehat Gerakan Pemuda TTS, Gerakan Kaum Perempaun Kabupaten Kupang, dan sebagai penasehat Pemuda Zola Kiraga Sabu Raijua.
Soal mental dan nyali, telah menjadi karakteristik asli Anita. Bila hari ini Anita popular karena aksi-aksi garangnya yang menohok, itu bukankah sebuah hal baru. Sejarah perjalan mencacat ketika Anita pertama kali menjadi wakil rakyat, ia sudah terlibat membongkar kasus korupsi dana Pendidikan Luar Sekolah (PLS) di Dispora NTT. Kasus yang berjalan sangat lama itu, akhirnya menyeret salah satu pejabat pengelola PLS masuk bui beberapa tahun kemudian. Jadi kehadiran Anita sebagai satu-satunya perempuan bernyali baja di blantika politik Senayan memberikan warna dan nuansa baru nan spesiali bagi rakyat NTT, secara khusus menyampaikan pesan bahwa kaum perempuan NTT juga bisa tampil garang di panggung polik nasional, dan tidak dilirik sebelah mata. (Berbagai Sumber/ Bungkornell/Sfc)
.