Asah Kemampuan Anak di Bidang Eksata, Plan Ajak Gunakan Kantong Matematika

by -52 Views

KUPANG, SUARAFLORES.NET,- Kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dari kegiatan eksata atau matematika. Matematika digunakan sejak bangun tidur, bekerja dan bahkan hingga malam hari. Saat memasuki kamar tidur juga masih menggunakan matematika.

Oleh banyak orang, matematika diasumsikan sebagai ilmu pengetahuan yang sangat sulit dipelajari. Hal ini bisa saja disebabkan oleh pendekatan dan metode pengajaran yang terlalu kaku dan membosankan. Padahal, matematika bisa menjadi pelajaran yang mengasyikan dan menyenangkan.

Untuk itu, para pengelola dan pendidik di setiap pusat layanan anak usia dini atau PAUD perlu menjadwalkan kegiatan bermain sambil belajar Matematika. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan metode Kantong Matematika (Math Bag). Dengan Kantong Matematika anak akan memiliki kemampuan dasar dalam penguasaan ilmu matematika.

Pantauan media ini, pada kegiatan Pelatihan Kurikulum 2013 PAUD di TK Dorkas Seba, Jumat (13/4) lalu, peserta pelatihan yang terdiri dari para pengelola dan pendidik sangat antuasias menggunakan Kantong Matematika. Di bawah bimbingan para pelatih dari Yayasan Plan International Indonesia, para peserta bermain matematika dengan menggunakan bahan lokal yang terdapat dalam Kantong Matematika atau dalam bahasa setempat disebut dengan “Kekapi.”

Dalam Kantong Matematika terdapat sejumlah bahan permainan yang terdiri dari kain alas, lidi berbagai ukuran, jagung, kacang-kacangan. Ada juga  kerikil, kartu angka, kartu abjad, benang, kartu ubin, tutupan botol berbagai warna serta kerang laut berbagai ukuran.

Silvester Nusa, ECCD Project Training Officer Yayasan Plan International Indonesia, pada kesempatan tersebut mula-mula mengajak peserta untuk mengambil Kekapi atau Kantong Matematika masing-masing. Selanjutnya, peserta diminta mengeluarkan kain alas dan membentangnya di hadapan masing-masing. Setelah itu, ia juga meminta peserta mengeluarkan semua tutupan botol yang terdiri dari warna merah, kuning, putih, biru dan hijau.

Dari tutupan botol tersebut, kata Silvester Nusa, anak bisa belajar dan memiliki tujuh ketrampilan dasar matematika.

Pertama, ketrampilan memilah dan mengklasifikasi. Kedua, ketrampilan mengenali pola. Ketiga, ketrampilan menghitung dan menulis angka. Keempat, ketrampilan membandingkan. Kelima, ketrampilan mengenali angka pada tingkat konsep. Keenam, ketrampilan mengenali angka pada tingkat simbolis, dan Ketujuh adalah ketrampilan mengenali bentuk dan ruang.

Baca juga: Kasus Bakso di Maumere, Hasil Lab Ada Kandungan E-Coli

Untuk dapat memiliki ketujuh ketrampilan dasar matematika tersebut, para pendidik dan setiap anak PAUD masing-masing harus memiliki Kantong Matematika. Ini dilakukan agar bisa mempraktekan secara langsung bagaimana cara bermain matematika.

“Kami punya pengalaman di semua PAUD yang menggunakan Kantong Matematika sebagai sarana bermain sambil belajar. Ini adalah momentum yang sangat menyenangkan bagi anak. Anak-anak akan sangat rugi ketika tidak hadir di PAUD. Kalau sudah bermain matematika biasanya mereka tidak mau pulang ke rumah karena permainannya sangat asyik dan menyenangkan anak, “ujarnya.

Silvester Nusa, menambahkan, para pendidik PAUD harus membangun rasa ingin tahu anak terhadap matematika. Matematika harus bisa menarik minat anak untuk mengeksplorasinya.

Jika anak-anak sudah punya minat dan rasa ingin tahu maka pendidik atau guru PAUD telah berhasil membangun image bahwa Matematika adalah ilmu yang sangat menyenangkan. Jika anak-anak PAUD sudah mencintai Matematika maka selanjutnya di sekolah dasar atau SD akan dengan mudah mengeksplorasinya. Untuk itu, metode yang sudah digunakan di PAUD juga harus bisa dilanjutkan di SD.

Kami perkenalkan matematika sejak usia dini. Cara yang dilakukan adalah dengan bermain sambil belajar, “tambahnya.

Secara keilmuan, kata Silvester Nusa, Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian persoalan mengenai bilangan. Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin di sampaikan. Matematika sebagai ilmu tentang struktur dan hubungan-hubunganya memerlukan simbol-simbol untuk membantu memanipulasi aturan-aturan melalui operasi yang ditetapkan.

Kesimpulannya, matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif.  Matematika di  PAUD adalah kegiatan belajar tentang konsep matematika melalui aktifitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat ilmiah.

Tujuan dari memperkenalkan matematika di lembaga pendidikan anak usia dini, lanjutnya, adalah agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung/ matematika, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih komplek.

Baca juga: Jimi Sianto Tantang Jokowi Tembak Mati Para Calo TKI

Selain itu, dengan mengenal matematika maka anak bisa; Pertama, anak dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekitar anak.

Kedua; anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung. Ketiga, anak memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.

Keempat, anak bisa memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya. Kelima; anak memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan.

Dijelaskannya, ada sejumlah prinsip dari permainan matematika di lembaga pendidikan anak usia dini. Pertama, Permainan matematika diberikan secara bertahap diawali dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa kongkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar. Kedua, pengetahuan dan keterampilan pada permainan matematika diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukaranya, misalya dari kongkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks.

Selanjutnya, ketiga, permainan matematika akan berhasil jika anak-anak diberi kesempatan berpartispasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri. Keempat, permainan matematika membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak.

Untuk itu diperlukan alat peraga/ media yang sesuai dengan tujuan, menarik, dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan. Kelima, bahasa yang digunakan didalam pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak. Keenam, dalam permainan matematika anak dapat di kelompokkan sesuai tahap penguasaan berhitung yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang. Ketuju, dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan. (bkr/sft)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *