By : Cindy Notonegoro, MD
Judul tulisan ini diangkat mencermati kondisi kehidupan bayi dan ibu menyusui di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Menjadi pertanyaan reflektif sekaligus sebagai motivasi bagi kita semua terutama kaum hawa atau kaum perempuan yang sudah berumah tangga.
Banyak sekali kita (kaum ibu) yang sibuk dengan pekerjaan, dan mungkin ‘lupa’ akan fungsi Air Susu Ibu (ASI) terhadap bayinya. Untuk itu, saya mencoba menjabarkan beberapa fungsi ASI terhadap bayi.
Bahwa yang terbaik bagi bayi Anda bukanlah semata-mata pakaian yang mahal, tempat tidur yang nyaman dan susu formula termahal yang biasa dibeli. Salah satu langkah terbaik bagi bayi Anda dan dapat dilakukan orang tua terutama seorang ibu adalah Air Susu Ibu (ASI). ASI eksklusif diberikan sejak bayi baru lahir sampai usia enam bulan (0-6 bulan). Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja (ASI Poi, red) sejak bayi dilahirkan sampai sekitar usia 6 bulan.
Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula (susu kaleng), air jeruk, air teh, madu, air putih. Pada pemberian ASI eksklusif, bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim, dan sebagainya. Pemberian ASI secara benar akan dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan, tanpa makanan pendamping. Diatas usia 6 bulan, bayi memerlukan makanan tambahan (MPASI) tetapi pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai ia berumur 2 tahun atau lebih.
Seorang wanita mendapat anugerah Tuhan untuk dapat mengandung, melahirkan, dan menyusui. Kodrat yang diberikan kepada perempuan ini ditandai oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya yakni rahim dan semua bagiannya. Rahim untuk tumbuh kembang janin selama di dalam kandungan, dan payudara untuk dapat menyusui anaknya ketika ia sudah dilahirkan. Artinya, semua wanita berpotensi untuk menyusui anaknya, sama dengan potensinya untuk dapat mengandung dan melahirkan.
Sayangnya, tidak semua perempuan bisa memahami dan menghayati kodratnya. Entah karena pengetahuan yang kurang memadai atau persepsi keliru tentang payudara dan menyusui, pemahaman yang kurang tentang peran dan fungsi ibu, payudara tidak selalu dilihat sebagai perangkat untuk menyusui anaknya. Akibatnya, air susu ibu (ASI) menjadi terbuang percuma. Ada tapi tidak dimanfaatkan. Ibu lebih suka menukarnya dengan susu formula (susu kaleng), padahal manfaat ASI sampai sekarang belum ada tandingannya.
Manfaat ASI bagi bayi :
- Mudah dicerna dan diserap
- Mengandung enzim pencernaan
- Mengandung zat penangkal penyakit sehingga bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita penyakit.
- Suhu yang tepat
- Tidak menyebabkan alergi
- Mencegah maloklusi yang dapat terjadi karena kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusui dengan botol dan dot, serta mencegah kerusakan gigi karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula sehingga membentuk asam yang akan merusak gigi. Selain itu ada teori yang mengungkapkan tingginya kadar selenium dalam ASI akan mencegah kerusakan gigi.
- Mengoptimalkan perkembangan bayi
- Meningkatkan hubungan ibu dan bayi
- Mengurangi berbagai kemungkinan penyakit kronik seperti kencing manis, obesitas, jantung, dan keganasan.
Selain untuk bayi sendiri, ternyata ASI juga bermanfaat untuk ibu. Manfaat ASI bagi ibu :
- Mencegah perdarahan pasca persalinan
- Mengurangi resiko kanker indung telur dan payudara
- Memberikan rasa dibutuhkan sebagai seorang ibu
- Mempercepat kembali ke berat badan semula
- Sebagai metode KB sementara
Jadi secara garis besar, manfaat ASI untuk keluarga antara lain menghemat biaya, mudah cara pemberiannya, serta anak menjadi sehat dan jarang sakit.
Yang lebih mengagumkan lagi, ternyata ASI juga bermanfaat bagi negara. Beberapa manfaatnya antara lain :
- Menghemat devisa
Bayangkan apabila semua bayi tidak minum ASI dalam 6 bulan pertama, berapa devisa negara untuk susu formula?
Dalam 1 tahun kurang lebih sebanyak 4.500.000 bayi lahir. Untuk member susu selama 6 bulan pertama perlu 5 kaleng pada bulan pertama, 7 kaleng di bulan kedua, 8 kaleng sebulan pada 4 bulan berikutnya. Sehingga total minimal 44 kaleng dalam 6 bulan. Untuk 1 kaleng susu formula 400gr yang harganya Rp 80.000,- dalam 6 bulan didapatkan:
4.500.000 bayi x 44 kaleng x Rp 80.000 = Rp 15.840 triliun atau US$ 1.760 milyar.
- Mengurangi polusi
- Menghemat subsidi kesehatan karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit.
- Mengurangi angka kesakitan dan angka kematian pada anak akibat adanya faktor protektif dan zat gizi yang sesuai dalam ASI yang menjamin status gizi bayi baik.
- Menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu sehingga dapat meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
Pemberian ASI bukanlah sekedar memberi makanan kepada bayi. Ketika ibu mendekap bayi yang sedang disusukannya, pandangan matanya tertuju kepada bayi dengan nuansa kasih sayang dan keinginan untuk dapat memahami kebutuhan si bayi. Sikap ibu menimbulkan rasa nyaman dan aman pada bayi. Ia merasa dimengerti, dipenuhi kebutuhannya (lapar), disayangi, dicintai. Lewat ASI, bayi dan ibu sama-sama belajar mencintai dan merasakan nikmatnya dicintai. Jadi, apakah Anda sudah memberikan yang terbaik bagi bayi anda?