LARANTUKA, SUARAFLORES.NET,–Wakil Bupati Kabupaten Flores Timur, Agustinus Payong Boli,SH, berjanji serius sidak atau terjun langsung ke lapangan untuk mengawasi, melakukan pembinaan, termasuk memberikan teguran terhadap berbagai pekerjaan proyek pembangunan di Flores Timur pada tahun 2019.
Hal demikian telah dilakukan Wabup Boli pada tahun 2018. Misalnya, sidak akhir tahun 2018 terhadap sejumlah paket pekerjaan jalan di Tanjung Bunga, yakni ruas Lamanabi-Aransina yang konstruksinya hanya Lapen (Lapisan Penetrasi) sekitar 4-5 Km, padahal dalam dokumen kontrak harus dihotmix. Ruas ini dikerjakan PT.SB dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp 17 M. Kemudian juga ada paket pekerjaan jalan di Solor.
Dia menegaskan hal tersebut, untuk menjawab berbagai kritik terkait aksi sidaknya sebagai gertak sambal dan pencitraan politik belaka, serta terkesan menyalahi tugasnya. Pernyataan ini disampaikan di hadapan media, saat ditemui di rumah jabatannya belum lama ini.
Menurutnya, selaku abdi rakyat yang telah dibiayai oleh negara, dirinya berkewajiban untuk mengawasi berbagai proyek yang telah dibiayai dengan uang negara. Hal itu dilakukan agar dikelolah dengan benar dan bertanggungjawab.
“Terhadap tudingan berbagai pihak terkait sidak itu, saya perlu tegaskan bahwa hal itu tidak akan membuat langkahnya surut. Justru ini sangat membantu para rekanan agar lebih baik memperbaikinya dari pada diproses hukum yang bisa berakibat lebih fatal karena bisa saja dipenjara dan perusahannya diblacklist,”ujarnya sangat serius.
Ia menambahkan, bahkan para rekanan saat itu langsung menyatakan siap memperbaiki kembali. “Saya bilang kepada mereka jika pekerjaannya hotmix yah hotmix. Supaya kita bangun satu kali dan uang negara itu bisa membawa manfaat lebih panjang bagi rakyat. Rakyat selama ini minta dibangun jalan, lalu pemerintah sudah alokasi dana, yah rekanan harus bekerja dengan baik dan benar. Jangan pikir lokasi proyeknya sangat jauh, lalu kontraktor kerja setengah-setengah hanya untuk cari untung besar,”pungkasnya mengingatkan lagi.
Politisi Partai Gerindra ini bahkan meminta para rekanan agar tidak boleh main-main lagi ke depan dalam setiap pekerjaan yang telah dipercayakan pada tahun 2019. “Jika tidak sanggup kerja, jangan paksa diri supaya tidak berurusan dengan hukum dan merusak Visi Misi Pemerintahan Anton Hadjon-Agust Boli, yakni Mewujudkan Flotim Yang Maju, Mandiri dan Sejahtera Melalui Desa Membangun, Kota Menata,”tohoknya.
“Bisa laporkan saja ke kami untuk diberikan tindakan. Jangan hanya asal kritik tapi tidak ikut awasi para rekanan yah sama saja. Lebih baik saya kontrol untuk cegah supaya tidak bermasalah hukum nanti ke depan. Rekanan silakan kerja. Jika ada yang perlu diperbaiki ya langsung diperbaiki saja supaya visi bupati dan wakil bupati terwujud demi masyarakat,” katanya.
Asal tahu saja, Agus Boli adalah sosok Wabup Flotim yang selalu tampil prima, cekatan serta tetap memilih terjun tiba-tiba bak pesawat siluman dalam tugas-tugas pembinaan dan pengawasan dengan turun langsung ke lokasi-lokasi proyek tanpa diketahui para rekanan hingga membuat mereka selalu ketar-ketir.
Warga Wulanggitang, Antonius Dopi Liwu,SH merespons positif komitmen tetap lakukan Sidak pada tahun 2019 oleh Wabup Agust Boli. Menurutnya, gaya ‘sergap’ orang nomor dua Flotim, pemimpin muda masa depan terhadap pekerjaan para rekanan di Flotim mesti dilanjutkan untuk memastikan bahwa Flotim di tahun 2019 makin bersih dari praktek-praktek curang dan main ambil untung besar dengan mengurangi volume pekerjaan pada setiap item proyek fisik.
“Iyah, saya kira gaya Pak Wabup ini harus dilanjutkan. Sebagai rakyat kami dukung langkah Wabup Agust Boli. Untung beliau turun langsung jika tidak saat tahun anggaran habis, rekanan pasti dapat untung besar. Sedangkan, rakyat dan negara sangat dirugikan,”tukasnya.
Ia berharap, Wabup Agust Boli juga bisa turun sidak ke Wilayah Wulanggitan-Ile Bura untuk memantau pekerjaan ruas jalan Wutun-Nobo tahun 2018 senilai Rp3.084.630.000 yang baru selesai dikerjakan PT.Feva Indonesia, apakah memenuhi standar atau tidak.
Rekaman Suara Flores.Net langsung pada ruas ini menemukan rata-rata ketebalannya antara 3-4 lebih Cm. Sementara, ada beberapa titik ruas yang permukaannya mulai tergerus dan pada bagian pinggirnya mulai dikikis air hujan karena tidak disemenisasi. Dikhawatirkan, memasuki musim hujan puncak bisa berdampak lebih serius. (Roberth/SFN)