MAUMERE, SUARAFLORES.NET – Pesawat Sikka Air dengan nomor penerbangan Sikka 242 mengalami kecelakaan setelah mendarat di run way 05 Bandara Frans Seda Maumere, Selasa (4/12/2018), kurang lebih pukul 15:30 wita. Pesawat type boeing 737-500 registrasi PK-SNI yang mengangkut 86 penumpang serta 5 awak pesawat, mengalami swing ke kiri dan terbakar di Bandara Frans Seda.
Berdasarkan informasi yang diperoleh petugas Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD), pesawat Sikka Air yang berangkat dari Denpasar menuju Bandara Frans Seda mengalami hydrolc problem pada engine nomor 1 (left engine) saat posisi 30 NM Utara Bandara, pada ketinggian 10.000 feet. Pilot Sikka Air kesulitan untuk mengurangi kecepatan pesawat dan tidak dapat deacent atau turun dari ketinggian untuk melakukan pendaratan.
Beruntung, kejadian tersebut merupakan bagian dari simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) yang diaksanakan oleh Bandar Udara Frans Seda Maumere, Kabupaten Sikka, Pulau Flores.
“Ini adalah simulasi kecelakaan pesawat terbang (aircraft accident exercise). Simulasi ini dimaksudkan agar para penumpang, awak pesawat dan petugas Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) merespon cepat dalam menghadapi kecelakaan pesawat, khususnya terjadi di bandara. Para penumpang harus tahu menyelamatkan diri saat pesawat yang ditumpangi mengalami kecelakaan di bandara,” jelas Ketua Tim Penyelenggara PKD 2018, Bambang Hady Supryanto dari PT. Aditya Abadi Surabaya di Bandara Frans Seda sebelum kegiatan simulasi, (4/12) sore.
Baca juga: Penumpang dan Petugas Wings Air Nyaris Adu Jotos di Bandara Eltari
Dalam latihan ini, lanjut Bambang Hady Supryanto, pihaknya melibatkan pelajar dan masyarakat sebagai penumpang pesawat. Sedangkan yang berperan sebagai pilot, co-pilot dan pramugari adalah staf Bandara Udara Frans Seda.
“Persiapan simulasi ini dilakukan kurang lebih 2 minggu. Mereka dibekali pengetahuan oleh event organize dan petugas bandara,” ujarnya.
Baca juga: Gangguan Teknis, Wings Air Tujuan Koe – Mof Kembali ke Bandara Eltari
Simulasi ini mengangkat tema ‘Dengan Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat, Kita Tingkatkan Fungsi Komando, Koordinasi, Komunikasi antar Stakeholder Dalam Meningkatkan Pelayanan Penerbangan Bandara Udara Frans Seda. Para peserta diharapkan memiliki pengetahuan lebih setelah mengikuti kegiatan simulasi tersebut. Jika suatu saat menghadapi kecelakaan pesawat, para peserta sudah mengetahui cara mengevakuasi diri agar selamat.
“Sesuai aturan undang-undang, semua bandara di Indonesia wajib melakukan kegiatan simulasi 2 tahun sekali,” ujarnya.
Sejumlah peserta mengaku bangga dapat dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Kepada SuaraFlores.Net, mereka mengaku baru pertama kali mengikuti simulasi kecelakaan pesawat.
“Kami bangga sekali. Banyak pengetahuan kami peroleh. Semoga ini menambah pengetahuan kami saat menghadapi keadaan darurat seperti kecelakan pesawat di bandara,” aku Feliksitas Iriwinata, salah satu peserta yang berperan sebagai penumpang Sikka Air. (sfn02).