SUARAFLORES.NET- Badan Perencanaan dan Pengembangan dan Penelitian (Bapelitbang) Kabupaten Sikka melaksanakan Workshop Pencegahan Stunting, Kamis (25/7/2019). Kegiatan yang melibatkan sejumlah stakeholder dan beberapa perangkat daerah berlangsung di Aula Bapelitbang Kabupaten Sikka, Kelurahan Madawat, Kota Maumere.
Sekretaris Bapelitbang Hery Sales mengatakan pemerintah tengah menyikapi para penderita stunting bagi anak usia emas 0 sampai dua tahun. Di mana anak usia emas dari 0 hari sampai 1000 harus didampingi agar menjadi generasi yang cerdas, inovatif dan mampu bersaing.
Untuk itu, workshop dilakukan sebagai salah satu langkah awal untuk menyamakan persepsi, mengumpulkan data dan membuat perencanaan dengan stakeholder terkait.
Baginya, pencegahan stunting sesungguhnya dilakukan banyak pihak atau lintas OPD. Kerjasama dan kerja keras untuk melakukan pencegahan terhadap stunting butuh komitmen bersama.
“Ini adalah langkah awal yang dilakukan pemerintah daerah. Langkah pengumpulan data, sinkronisasi data dan analisa data ini mendorong penyusunan rencana kerja dan anggaran. Selain itu juga untuk mendorong pembentukan Peraturan Bupati sebagai legalitas tim kerja daerah. Hal lain yang juga akan dilakukan yakni sosialisasi di tingkat kecamatan dan desa” ujarnya kepada SuaraFlores.Net di Aula Bappelitbang Kabupaten Sikka, (25/7) sore.
Sejauh ini, tambah Hery, dalam rangka mempercepat upaya pencegahan ini, pemerintah tengah menghadapi beberapa kendala yakni rendahnya koordinasi dalam upaya perbaikan gizi, belum efektifnya program pencegahan stunting, belum efektifnya pemanfaatan sumber daya dan sumber dana, keterbatasan kualitas dan kapasitas penyelenggaraan program dalam hal ini berkaitan dengan anggaran.
“Lalu harus lihat yang prioritas sehingga anggaran yang dialokasikan tepat sasaran. Masing-masing perangkat daerah harus melihat pada prioritas yang merujuk pada RPJMD yaitu Sikka Bahagia. Bahagia harus dilihat dari kualitas hidupnya. Maka kita butuh aksi nyata dan kita harus mulai secara serius. Workshop ini harus jadi nyata, serius, fokus dan komitmen” jelasnya.
Disaksikan SuaraFlores.Net, Workshop Pencegahan Stunting dengan tema ‘Cegah Stunting Itu Penting’ diawali dengan pemaparan materi dari Bappelitbang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka. Kemudian dilakukan pembentukan kelompok untuk sinkronisasi data dan penentuan desa lokus pendampingan.
Kepala Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Martina Pali menjelaskan bahwa ada delapan aksi pencegahan stunting. Kedelapan aksi tersebut antara lain, pertama, analisa situasi. Kedua, menyusun rencana kerja. Ketiga, rembug stunting. Keempat, pembahasan dan penyusunan Perbup. Kelima, pembangunan manusia. Keenam, manajemen data. Ketujuh, pengukuran dan publikasi. Aksi kedelapan, penilaian kinerja.
Aksi satu dan dua oleh Bapelitbang sebagai penangungjawab. Aksi ketiga oleh Sekda dan Bapelitbang. Aksi keempat terkait peran desa dan pembangunan manusia oleh PMD. Aksi keenam tentang Manajemen Data oleh Bapelitbang dan Dinas Kesehatan. Aksi ketuju oleh Dinas Kesehatan untuk evaluasi terkait naik turunnya angka stunting. Aksi kedelapan oleh Bapelitbang terkait penilaian pelaksanaan aksi konvergensi ke tingkat kecamatan sampai dengan desa.
“Diharapkan pada bulan Juli ini, aksi satu sampai empat harus sudah final sehingga dari dokumen yang sudah ada dapat dikirim ke pusat,” ujarnya disela-sela kegiatan.
“Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah awal dalam penyusunan rencana kerja tahun 2020. Semua pihak diharapkan dapat berpartisipasi dalam rangka pencegaham stunting di Kabupaten Sikka,” tandasnya. (sfn02).