Basuki Hadimuljono Terima Buku “Jejak Karya Di Gerbang Selatan Indonesia” Saat Wisuda ke-40 ATK Kupang

by -471 Views

KUPANG, SUARAFLORES.COM,- Tanggal 21 Desember 2024 adalah hari bersejarah bagi Civitas Akademi Teknik Kupang (ATK). Pagi itu udara segar meliputi Aula Badan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai (Badiklat) Pemerintah Provinsi NTT di tengah hutan kecil pepohonan hijau, Kota Kupang. Tampak sumringah 62 wisudawan-wisudawati  gagah berjubah hitam memegang toga diapit para orang tua. Sebuah layar tertulis di pintu masuk berjudul, Wisuda Akademi Teknik Kupang ke-40 Tahun 2024. Selain Civitas  Akademika ATK, para tokoh dan para orang tua, duduk di kursi paling depan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) yang juga Mantan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dr. Ir. Muhammad Basuki Hadimuljono, Direktur ATK, Ir. Piter Djami Rebo, M.Si, Ketua Yayasan ATK, Ir. Esthon LS. Foenay. M.Si (Anggota DPR-RI Fraksi Partai Gerindra) dan PJ. Gubernur NTT yang diwakili Plt. Kadis PUPR NTT, Ir. Benyamin Nahak, MT.

Wisuda ATK pada 21 Desember 2024 lalu ini terlihat sangat sederhana. Bila pada tahun-tahun sebelumnya acara wisuda digelar di hotel mewah, kali ini digelar di Badiklat NTT, sebuah ruangan kecil yang cukup representatif. Hal ini menjadi kenangan tersendiri bagi keluarga besar ATK, para wisudawan dan orang tua yang sangat bahagia mendampingi putra-putri mereka.  Rapat Senat Terbuka Wisuda Diploma III ke-40 Akademi Teknik Kupang Tahun 2024 ini, berjalan penuh kekusukan. Direktur ATK, Ir. Piter Djami Rebo, M.Si yang didampingi rekan-rekannya memimpin rapat senat terbuka wisuda para wisudawan dan melepas 62 orang wisudawan itu dengan penuh hikmat.

Piter Djami Rebo, dalam sambutannya usai sidang senat terbuka, memberikan ucapan selamat kepada seluruh wisudawan yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan di ATK. Ia juga memberikan apresiasi kepada seluruh orang tua yang telah hadir memberikan dukungan kepada putra-putri yang diwisuda. Secara khusus, ia memberikan apresiasi yang tak terkira kepada Kepala Otorita IKN dan Mantan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono yang telah meluangkan waktu menghadiri wisuda ATK tahun 2024.

“Puji dan syukur kepada Tuhan atas berkar dan rahmatnya, pada hari ini ATK Kupang berhasil kembali mewisuda 62 pemuda-pemudi NTT menjadi sarjana muda teknik yang siap terjun ke dunia kerja. Saya ucapkan terima kasih kepada semua orang tua dan undangan yang hadir, dan secara khusus kepada Pak Basuki yang telah memberikan dukungan penuh keberlangsungan ATK melalui pembangunan Kampus ATK Kupang yang baru. Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan,” ungkap tulus Djami Rebo kala itu.

Kehadiran tokoh nasional yang kini menjadi Kepala Ototorita IKN ini menjadi momen paling bahagia bagi ATK Kupang. Di tengah kesibukannya, Basuki yang akrab di sapa Pak Bas ini meluangkan waktunya ke kota karang menghadiri wisuda sebuah kampus kecil nan sedernaha tempat ia berkarya menjadi dosen ilmu air di kala masih berdinas di PU Kupang dulu. Berbalut kain tenun khas NTT, Basuki tampak anggun penuh semangat dan bangga karena ATK yang dahulu dilihat sebelah mata, ternyata kini mampu bersaing dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) teknik yang handal dan mampu berkompetisi di dunia jasa konstruksi.

Dalam sambutannya di hadapan 62 wisudawan, Basuki mengaku kehadirannya dalam acara wisuda ini bukanlah sebuah kebetulan karena 40 tahun yang lalu, ia berada di NTT sebagai insinyur muda yang ditugaskan Departemen Pekerjaan Umum. Ia juga adalah dosen yang mengajar di ATK di bidang ilmu sumber daya air. Kepada 62 wisudawan, Basuki yang terlihat bangga dan gembira memberikan ucapan selamat kepada seluruh wisudawan yang lulus serta semua orang tua yang telah mendukung putra-putrainya.  Basuki meminta kepada para wisudawan agar tak puas dengan apa yang sudah diraih. Walapun telah  lulus dari ATK, tetap tidak boleh berhenti belajar.

Pada kesempatan itu, Basuki yang tahu betul sejarah perjalanan ATK ini,  mengaku sangat terharu kepada para pengurus dan semua dosen yang tetap bertahan dan berjuang mempertahankan eksitensi ATK demi sebuah pendidikan tinggi di Provinsi NTT. Bagi Basuki kondisi tersebut bukanlah hal yang mudah melainkan karya emas yang sangat mulia.

“Bagi yang sudah selesai studinya, bukan berarti selesai belajar. Jangan pernah berhenti belajar. Wisudawan sekalian bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, dan bisa berkarya dimanapun. Belajar bukan hanya di sekolah tetapi juga di dunia yang lebih luas, untuk masa depan yang lebih baik. Jangan pernah berhenti belajar, kalau berhenti disitulah kebodohan akan ada. Terus belajar, fokus, dan berusaha,” pesan Basuki beberapa waktu lalu d ATK Kupang.

Momen yang paling menggembirakan bagi ATK Kupang bukan hanya momen seremonial acara wisuda, tetapi detik-detik dimana kehadiran Basuki benar-benar membawa berkah bagi ATK, dimana Basuki mengumumkan tiga (3) orang lulusan terbaik ATK siap dibawa bekerja di IKN. Tiga lulusan terbaik itu adalah Benediktus Tefa, Paulina Sri Ariza Pando, dan Yohanes Yorbon. Ketiganya siap dibawa Basuki mengabdi di IKN. Ia berjanji akan mengupayakan ketiganya bekerja di Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

“Kalian harus siap berkompetisi karena di dunia kerja pasti ketat. Kalau kita lemah kita tidak bisa bertahan. Harus kuat secara mental dan bermanfaat, aman, dan nyaman bagi orang lain. Kita tidak hidup sendirian.  Semua ulusan ATK harus menunjukkan bahwa ATK bisa bersaing dan berintegritas di dunia kerja. Orang pandai saja tidak cukup, karena keberhasilan seseorang bukan karena dia pandai tetapi dimana pun berada harus menujukan mempunyai kelebihan. Harus menunjukan alumni ATK adalah alumni yang berintegritas, mempunyai kompetensi di bidangnya,”tandas Basuki.

Basuki Terima Penghargaan Buku Jejak Karya 

Selain acara wisuda yang penuh suka cita, momen wisuda ke-40  pada 21 Desember 2024 juga menjadi momen paling bersejarah dalam perjalanan karya Basuki Hadimuljono di Provinsi Kepulauan NTT. Momen bersejarah itu adalah ia menerima sebuah penghargaan dalam bentuk sebuah buku yang diserahkan langsung Direktur ATK Kupang, Ir. Piter Djami Rebo bersama Ketua Yayasan Ir. Esthon LS. Foenay, M.Si. Buku yang diserahkan dipenghujung acara wisuada tersebut berjudul: “Jejak Karya Basuki Hadimuljono di Gerbang Selatan Indonesia.” Senyum Basuki pun tersungging menerima buku karya seorang jurnalis lokal, Kornelius Moa Nita, S.Fil dan Dosen ATK Kupang, Ir. Charizal M.A. Manu, M.Si tersebut. “Terima kasih banyak bung, sudah menulis tentang saya,” ucap Basuki singkat sambil menepuk bahu ketika bersalaman dengan penulis seusai acara penyerahan buku tersebut.  

Piter Djami Rebo sebagai inisiator penulisan buku Basuki, menerangkan bahwa buku tersebut adalah bentuk penghargaan tertinggi dari seluruh insan PUPR, insan ATK Kupang dan seluruh masyarakat NTT terhadap Basuki yang telah mendedikasikan tenaga, pikiran dan waktunya untuk kemajuan pembangunan infrastruktur di NTT. Bagi tokoh infrastruktur NTT ini, tak adalagi penghargaan lain yang layak diberikan kepada Basuki selain buku, karena di melalui buku terdokumentasi secara baik jejak perjalanan Basuki selama berkarya di NTT.

“Kalau kita beri sarung itu sudah lasim. Apalagi beliau lama di NTT jadi sarung itu tidak mungkin. Beliau pasti punya banyak sarung. Jadi menurut saya penghargaan yang paling pas adalah buku. Untuk itu, menjelang akhir masa tugasnya di Kementerian PUPR, saya ingin ada sesuai yang kita berikan kepada Pak Bas, yaitu melalui buku tentang sejarah singkat perjalanan dan karyanya di daerah ini. Buku ini sebagai bentuk apresiasi kami terhadap karya dan jasa Pak Bas di NTT,” kata Djami Rebo, beberapa waktu lalu.

Kepada media, Kornelius Moa Nita dan Charisal M.A Manu menjelaskan bahwa buku setebal 258 halaman tersebut secara khusus menggambarkan tentang perjalanan Basuki sejak masih muda ditugaskan Departeman PU di NTT. Dalam tulisan pengantarnya, Kornelius menjelaskan bahwa buku berjudul “Jejak Karya Basuki Hadimuljono di Gerbang Selatan Indonesia” menyajikan cuplikan fakta perjalanan hidup dan karya Basuki Hadimuljono sejak mulai berkarya di Kementerian PUPR dan kemudian ke Amerika meraih gelar doktor hingga menjadi Menteri PU dan membangun infrastruktur Indonesia dan di NTT yang dijuluki Gerbang Selatan Indonesia.

Buku ini, terang dia, bukanlah karya semata tim penulis sendiri, tetapi merupakan sebuah rangkuman karya yang digali dari berbagai sumber, baik nara sumber di lingkungan Kementerian PUPR, para tokoh senior PU NTT, akademisi termasuk  Akademi Teknik Kupang (ATK), tokoh agama, tokoh pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan secara khsusu pelaku usaha jasa konstruksi.  Selain itu, buku ini juga merupakan cuplikan karya para jurnalis dari berbagai media nasional dan media lokal  NTT yang dikemas kembali dalam bingkai sederhana dan mudah dicerna.

“Kami mengangkat prestasi tokoh Basuki Hadimuljono karena Basuki adalah tokoh pembangunan infrastruktur Indonesia yang  berprestasi, populer dan fenomenal saat ini di pentas pembangunan Indonesia dan secara khusus di NTT. Bagi kami, Pak Bas adalah seorang sosok tokoh unik, sederhana, bersahaja yang cerdas dan bekerja keras tanpa  lelah menggapai prestasi untuk Indonesia dan secara khusus NTT selama puluhan tahun. Karena kualitas ketokohannya yang luar biasa, maka saat ini, Pak Bas dipercaya Presiden Prabowo menjadi Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, ”paparnya.

Diterangkannya, buku ini disajikan dengan puisi- puisi permenungan mendalam tentang perjalanan  dan karya Basuki. Buku ini terdiri dari 6 bagian. Bagian pertama: Dari Kampung NTT ke Amerika dan Pulang Jadi Menteri. Bagian kedua: Robek Awan Gelap Ketertinggalan Buka Jalan Baru, Bagian ketiga: Sumber Air Su Dekat, Raknamo Buka Sejarah, Bagian empat:  Bangun Rumah, Pemukiman Kumuh, Tempat Ibadah dan Kampus, Bagian kelima, Kaderisasi Putra-putri NTT, Tanamkan Loyalitas, Profesionalitas dan Kerja Keras, dan bagian keenam, Musik Drum dan Lagu Pacu Kerja Keras.

Dalam buku ini dilengkapi dengan foto-foto sejarah awal kehidupan awal di masa muda Basuki di Kupang. Selain itu, setiap bagian juga dilengkapi dengan foto-foto pendukung agar pembaca melihat langsung dokumentasi foto fakta karya-karya Basuki di era Presiden Joko Widodo. Agar tidak jenuh, maka penulis juga menyajikan menyajikan dengan puisi-pusi sebagai sebuah gambaran mendalam terkait jejak Basuki. Salah satu puisi itu berjudul ”Anakku”

Anakku….

Aku tinggalkan kampung Surakarta

Aku tinggalkan Bengawan Solo

Aku tinggalkan Sawah ladang hijau desaku

Ku tinggalkan ari-ari di tanah gelimang air

Cinta membara menuju batu karang tanah gersang

 

Lonceng negara berdentang

Tanah kering Flobamora  mengetuk hati

Aku terbang bersayap awan, terobos langit

Aku berlayar arungi laut dan samudara biru

Di bumi Flobamora kaki berpijak

Terik mentari pagut tubuh

 

Beralas telapak susuri desa dan dusun

Tertatih daki bukit dan gunung

Cangkul dan linggis bor pikul di bahu

Temui ibu dan anak dalam pondok lontar

Leti dan lesu, kurus dan kering rindukan embun

 

Ku tak peduli berbaring di hutan buas

Terbaring dibawa pohon-pohon duri

Menanti ubi rebus dan jagung bakar ibuku

Menanti murninya tuak manis kala sungai kering

 

Ku tak peduli cabikan panas, gigitan dinginnya malam

Demi setitik air untuk ibu dan anakku

Peluh kucucurkan tanah liat kugali

Karang kubongkar, batu hitam kupecahkan

 

Semburan air memecah alam

Alirkan sawah ladang merana

Hijaukan desa yang dulu tandus

Lebah dan kupu-kupu mengisap madu

 

Anakku,

Tanam padi dan jagung piaralah ternak

Lumbung terisi di musim paceklik

Aku kan pergi  ke negeri Paman Sam

Menunut ilmu menimbah budi

Memetik gelar Doktor Bumi

 

Anakku…

Kala padi telah menguning

Ku kan datang di pesta panen

Sembelih kerbau gemuk nan tambun

Alunan musik menari riang di pesta bersua di pesta dansa Timor

 

Buku tersebut, terang dia, dipersembahkan untuk Bapak Basuki sebagai kado ucapan terima kasih atas seluruh dedikasi, amal bakti dan karya besar  untuk NTT tercinta. Tentunya isi buku tersebut tak sesempurna rengbulan, mentari dan bintang gemintang, karena itu usul saran dan kritik untuk menyempurnakan isi buku sangat dibutuhkan. Terhadap semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penulisan buku ini, ia ucapkan terima kasih yang tak terhingga. (Tim/SFC)