Berwisata ke Maumere, Emir Qatar Perkuat Flores Jadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas Terbuka

by -76 Views

JAKARTA, SUARAFLORES.NET,–Kunjungan Emir Qatar Syaikh Tamim Bin Hamad Al-Thani dan rombongannya, sebagai wisatawan ke Maumere, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Jumad (7/6/2019) lalu, oleh para pengamat budaya dinilai akan semakin memperkokoh posisi Pulau Flores sebagai Kawasan Strategis bahkan Super Strategis Pariwisata. Pasalnya, Pulau Flores memiliki potensi dan pengaruh penting dalam aspek pertumbuhan ekonomi, sosial budaya, sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup dan pertahanan keamanan.

Pemerhati Budaya NTT, Petrus Selestinus,SH, kepada Suaraflores.net, di Jakarta, Sabtu (8/6/2019), menilai, kunjungan tersebut sekaligus memperkuat alasan penolakan masyarakat NTT terhadap program Wisata Halal dari Kementerian Pariwisata yang beberapa waktu lalu hendak diterapkan BOP Labuan Bajo, namun ditolak masyarakat NTT, karena bertentangan dengan konstitusi.

Menurut Selestinus, kunjungan Emir Qatar ke Maumere dan beberapa tempat lain di Flores dan Alor NTT, diharapkan dapat mengakhiri perdebatan panjang soal perlu tidaknya Wisata Halal diterapkan Kementerian Pariwisata di Flores khsusnya kawasan wiisata di bawah BOP Labuan Bajo. Mengapa? Karena ternyata wisatawan sekelas Emir Qatar dan rombongannya dari negeri Muslim tidak mempertanyakan apakah di Flores ada program Wisata Halal atau tidak, begitu juga masyarakat lokal, Maumere, Flores pun tidak memberi syarat apapun tamasuk apakah Emir Qatar dan rombongan harus diterima dan diberlakukan Hukum Adat Budaya Maumere atau tidak.

“Semua Ini karena kedatangan Emir Qatar Syaikh Tamim Bin Hamad Al-Thani dan rombongan betul-betul murni sebagai rekreasi dan sudah paham dengan hukum positf Negara Indonesia, sehingga Emir Qatar dan bisa langsung menuju ke obyek wisata “Teluk Maumere” untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau untuk mempelajari dan menikmati keunikan daya tarik wisata yaitu keindahan alam Taman Laut, Teluk Maumere sebagai tempat menyelam terpopuler, begitu juga dengan beberapa tempat lain di NTT. Emir Qatar dan rombongannya, lanjut Selestinus, sudah tahu bahwa sebagai wisatawan, pihaknya terikat kepada hukum Indonesia yang mewajibkan setiap wisatawan menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, budaya, dan nilai-nilai yang hidup dalam “masyarakat setempat,” terang Selestinus. 

“Kunjungan Wisata Emir Qatar harus jadi pelajaran bagi semua pihak terutama Kementerian Pariwisata bahwa tidak semua destinasi wisata dengan status super prioritas dapat diterapkan program Wisata Halal. Hukum positif kita khususnya UU Kepariwisataan dengan tegas menyatakan bawa Kepariwisataan diselenggarakan dengan prinsip menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam kesimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama manusia dan hubungan antara manusia dengan lingkungan, keberagaman budaya dan kearifan lokal,”tohok Selestinus..

Sebagai Kepala Negara, lanjut Selestinus, Emir Qatar dan rombongannya sudah pasti memiliki informasi lengkap tentang kondisi geografis, kultur masyarakat dengan toleransi yang tinggi, masyarakat majemuk dengan mayoritas beragama Katolik, dengan adat budaya yang bebeda di setiap kabupaten, sehingga Emir Qatar dan rombongannya dengan kepercayaan penuh datang berkunjung, sekaligus bagi warga Muslim Flores ini merupakan sebuah kunjungan kehormatan, karena bersamaan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri dimana sebagian Warga Flores beragama Muslim, sedang merayakan Hari Raya Idul Fitri.

“Ini menjadi bukti bahwa faktor budaya dan keindahan alam Pulau Flores, NTT yang menjadi tujuan utama kunjungan Emir Qatar, bukan persoalan ada atau tidak program Wisata Halal di Flores bahkan di Indonesi,” tutup Selestinus. (bkr/sfn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *