SUARAFLORES.NET-Jaman kian maju, teknologi kian canggih, masyarakat tak boleh lupa atas proses produksi musik yang terjadi dari masa ke masa. Kini produksi menggunakan kaset CD, melalui komputer (digital). Dulu orang melakukan rekaman menggunakan pita suara (kaset pita,red). Dua jaman yang berbeda dan meninggalkan nilai-nilai pendidikan bagi masyarakat.
Bagi pecinta musik, penyanyi atau pemain musik tentu memiliki karakter atau keunikan berbeda. Setiap orang memiliki cara unik untuk memproduksi musik atau album lagu. Ada yang menceritakan tentang kondisi sosial kehidupan, budaya daerah, ada pula yang mengangkat potensi-potensi pariwisata daerahnya.
Sebut saja Boby Tunya, sang penyanyi legendaris yang memproduksi 180 album lagu. Tidak melalui kaset CD, melainkan melalui kaset pita yang proses produksinya lebih rumit. Pria keturunan Pulau Sabu, lahir di Kabupaten Ende ini mempromosikan keindahan alam Danau Tiga Warna (Danau Kelimutu,red) melalui album lagu pita suara.
Ia menjual potensi wisata melalui lirik-lirik lagu dalam bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Langkah ini didorong oleh kemampuan menguasai bahasa daerah di seluruh NTT. Promosi cara ini boleh dibilang agak rumit namun kemampuan dan perkembangan dukungan kerjasama memudahkannya.
Keunikan Danau Kelimutu mengajak Boby Tunya melakukan promosi objek wisata yang berada di Desa Pemo Kecamatan Kelimutu Kabupaten Ende NTT. Ia memproduksi 4 album lagu tentang Kelimutu yaitu album Kelimutu 1, 2, 3 dan 4. Melalui 4 album tersebut, keindahan Danau Kelimutu mulai ramai dijamah pengunjung setelah sejumlah wisatawan melakukan penelitian. Namanya pun popular di tengah masyarakat Indonesia, di tenda-tenda pesta atau acara lainnya.
Kini lagu-lagu ciptaannya masih terdengar di mana seantero NTT, terutama bagi pendengar setia radio-radio di NTT. Sejak ia mampu menjadi pemain musik dan penyanyi, dia meluncurkan 180 album ternama. Album-albumnya sangat bermasyarakat dan menggelorakan penikmat musik daerah.
“Bagi saya setiap pekerjaan dan profesi merupakan karunia Tuhan. Manusia patut mencintai, menjiwai dan mengucapkan syukur atas apa yang diberikan-Nya. Mempromosikan objek wisata sebuah daerah dapat dilakukan semua orang dengan cara-cara unik. Saya melakukan sesuai kemampuan yang saya miliki yaitu menyanyi dan bermain musik” kisah BobyTunya kepada suaraflores.com.
Dikisahkannya bahwa saat kelas 5 SD, ia belajar musik. Banyak kesempatan ia tampil, termasuk memimpin vokal grup Sekolah Dasar di Gereja Syailom Ende. Dari sinilah awal mula ia merekam lagu-lagu daerah tahun 1981 melalui studio rekaman Puspas Ende di Jalan Eltari.
Rupanya Tuhan menurunkan talenta baginya. Selain menyanyi ia pun terus mengasah kemampuannya hingga bermain musik secara baik. Talenta ini bangkit dari dalam dirinya saat melanjutkan pendidikan di bangku SMP di Kabupaten Pembuangan Soekarno. Ia aktif dalam kegiatan seni sekolah dan koor di gereja-gereja. Dia mengasah suaranya hingga memproduksi album perdananya yang dibantu Studio Puspas di bumi Soekarno melahirkan dasar negara.
Baginya, menjadi penyanyi yang berkualitas dan terkenal tidak semudah membalikan telapak tangan. Butuh perjuangan dan kerja keras serta kerjasama banyak pihak. Menghadapi banyak orang dari atas panggung tidak hanya bermodal bisa bernyanyi dengan suara bagus. Keberanian mental menjadi bagian penting ketika berada di atas panggung.
Dia belajar mengasah mentalnya melalui beberapa produser. Dia terkenal dan terkenang melalui lagu-lagu pop dan dangdut, slow, reggae. Didominasi lagu pop dan slow.
Kini, Boby telah mengakhiri produksi album lagu. Dia hanya menghadiri panggilan atau undangan di panggung dalam hajatan politik, pemerintahan, pernikahan dan berbagai acara akbar lainnya.
Kepada suaraflores.com ia mengajak pemerintah untuk bersama-sama melakukan promosi daerah melalui musik. Promosi melalui klip lagu merupakan salah satu cara yang tepat mengangkat potensi daerah. Musik adalah media promosi dan memberi peluang bagi pemerintah yang gencar berbicara tentang potensi pariwisata.
Proses promosi dapat dilakukan melalui album-album lagu. Perkembangan teknologi mengajak banyak orang membuat album melalui dapur musik yang berkembang pesat. Apabila ini dipikirkan untuk pembangunan maka cara tersebut dapat mulai dilakukan pemerintahan masa kini.
Usulan promosi oleh Boby Tunya ini seakan mengajak kita untuk menjemput bola. Peluang dan kesempatan menjemput wisatawan berkontribusi demi tujuan pembangunan daerah yang maju agar masyarakat hidup berkualitas dan sejahtera. (sfn***).