LARANTUKA, SUARAFLORES.NET—Paket proyek Peningkatan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) di Desa Hokeng Jaya, Klatanlo Kecamatan Wulanggitang dan Desa Dulipali Kecamatan Ile Bura Flotim dinilai berjalan terlambat. Hal ini dipengaruhi sejumlah kendala, sehingga proyek tersebut baru bisa dikerjakan pada akhir Oktober 2017, setelah penandatangan kontrak pada Agustus 2017.
Tekad memenuhi kebutuhan masyarakat akan air minum bersih, proyek dengan pagu dana Rp. 2.329.403.000 pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Bidang Penataan Ruang dan Cipta Karya Flotim ini mampu dituntaskan dengan baik oleh CV. Sepakat Karya pada bulan Desember 2017. Paket ini pun sudah dilakukan PHO kepada pihak pemilik proyek dan selanjutnya diserahkan kepada penerima manfaat yakni Desa Hokeng Jaya, Klatanlo dan Dulipali.
Demikian penjelasan Fransiskus De Class, yang juga pemilik Gonsalu Putera selaku Kuasa Direktur CV.Sepakat Karya, saat ditemui Suaraflores.net di Desa Klatanlo, belum lama ini.
Dikatakan bahwa pihaknya sudah menyelesaikan semua hal yang berkaitan dengan paket pekerjaan tersebut. Mulai dari pengadaan pipa baru 4 dim medium A dengan ukuran 4.404 meter panjang dan 3 dim medium A dengan ukuran 1.067 meter panjang sesuai Rencana Anggaran Biaya. Pembongkaran dan pemasangan pipa yang lama, pekerjaan broacaptering dan bak penampung dengan ukuran 100 meter kubik.
Menurutnya, penkerjaan ini cukup menyita perhatian publik. Ada kendala waktu yang terhitung hanya 2 bulan dan ada hambatan teknis di lapangan.
“Memang proyek ini sempat tertunda lama karena harus mengalami revisi beberapa kali dan ada kendala di lapangan terkait pipa lama yang masih dipakai. Namun hal itu sudah terklarifikasi secara baik,”ujarnya.
Baca juga: Batu dan Sabut Kelapa Masuk ke Toilet RS T.C. Hillers, Dokter Klara Geram
Frangky De Class juga mengakui jika paket ini sangat menguras energinya, karena terkendala faktor teknis pengerjaan dilapangan, fluktuasi harga dan desain perencanaan. Namun demikian, ia mengapresiasi dukungan berbagai pihak, terutama para pekerja proyek dan warga yang turun membantu kelancaran pekerjaan.
Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang, melalui Kabid Penataan Ruang dan Cipta Karya, Yohanes Juan Fernandez, ST kepada Suaraflores.net mengatakan bahwa proyek tersebut dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Penugasan tahun 2017 untuk peningkatan SPAM Hokeng Jaya, Klatanlo di Kecamatan Wulanggitang dan Desa Dulipali Kecamatan Ile Bura, Flores Timur.
Baca juga: Amon Jobo, Bupati Pekerja Keras dan Pantang Menyerah
Sementara, terkait keluhan warga terkait pipa lama milik LSM Word Vision Indonesia (WVI) yang masih dipakai, Juan Fernandez menjelaskan bahwa sesungguhnya ada kesalahpahaman di tengah masyarakat. Pipa tersebut tetap dipakai dan sesuai perencanaannya.
“Harus diketahui bahwa ini proyek peningkatan, maka pipa yang lama itu tetap dipakai dan tidak dikenakan biaya. Kalau biaya bongkar dan pasang dikenakan biaya,” paparnya saat ditemui di ruang kerjanya belum lama ini.
Dikatakannya, proyek ini sejak awal ditargetkan sampai dengan Sambungan Rumah (SR). Karena anggaran yang disiapkan tidak cukup, maka hanya diperuntukan pada belanja pipa 4 dim medium A 4.404 meter panjang, pipa 3 dim medium A 1.067 meter panjang, asesoris pipa dan pengerjaan bak penampung 100 meter kubik.
“Dana yang ada ternyata tidak menyanggupi belanja pipa baru untuk pekerjaan dari mata air di Desa Boru Kedang sampai bak penampung utama di Desa Klatanlo. Jaraknya sekitar 8 Km, sehingga pipa yang lama tetap dipakai,”sambungnya.
Saat dikonfirmasi terkait kondisi sekitar bak penampung utama yang tidak tertata baik, serta ada titik sambungan yang sudah bocor meski paket ini baru diPHOkan, Juan Fernandez memastikan kalau paket ini masih dalam masa pemeliharaan sehingga akan diperbaiki. Ia pun mengapresiasi seluruh pihak yang telah membantu pengerjaan paket ini hingga tuntas dan sudah mulai dinikmati warga.
Kepala Desa Klatanlo, Nikolaus Emanuel Puka yang dikonfirmasi terpisah memberikan apresiasinya kepada pemerintah kabupaten Flotim yang telah selamatkan warga melalui paket peningkatan SPAM. Bahwa, selama ini problem terkait air bersih ini sulit teratasi.
Meski diakui belum sampai pada Sambungan Rumah dan frekuensi keluarnya air belum sampai 24 jam, tetapi setelah masuknya proyek ini kebutuhan warga akan air sudah lebih baik dibanding hari-hari sebelumnya. Ia berharap, rencana Pemkab Flotim melalui Dinas PU dan Penataan Ruang Flotim sebagaimana yang dijelaskan Kabid Penataan Ruang dan Cipta Karya, Juan Fernandez terkait program SR bisa terjawab pada tahun-tahun mendatang.
Beberapa warga Klatanlo dan Dulipali yang enggan ditulis namanya mengatakan pendistribusian air di wilayah itu belum normal.
“Pak, air keluar belum lancar. Masih seperti yang dulu. Tiga hingga 4 hari baru keluar. Itupun tidak lama. Setelah 2 jam tidak keluar lagi. Apalagi 1 mata kran dipakai 4 sampai 5 rumah. Sehingga kami tetap beli air tangki,”ujar mereka sambil mewanti-wanti Suaraflores.net agar tidak menulis identitasnya karena takut dimarahi. (war/sf03