KEFAMENANU, SUARAFLORES.NET,–Peran kaum bapak ternyata sangat strategis dalam pengasuhan anak termasuk mengantar anak ke posyandu untuk ditimbang setiap bulan. Seperti halnya yang terjadi di Posyandu 3 Kamboja Desa Orinbesi, Kecamatan Biboki Tanpah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Di desa Orinbesi, kaum bapak tidak malu bergabung di antara ibu-ibu yang mengantar anak ke posyandu untuk ditimbang. Bahkan, kaum bapak juga membantu kader posyandu menggantung dacing serta menimbang bayi yang datang.
Adalah Zakarias Asa, pria lanjut usia (72), terlihat tak canggung menimbang bayi balita pada Selasa, 17 November 2015 lalu. Nenek dari enam cucu tersebut mengaku kegiatan tersebut sudah ia lakoni dua tahun terakhir.
“Setiap bulan saya membantu ibu-ibu kader posyandu menimbang anak balita. Saya senang melakukannya karena dengan ini saya bisa mengetahui perkembangan status gizi anak-anak di wilayah kami, “ ujar Zakarias di sela-sela penimbangan.
Nenek Zakarias Asa mengatakan, dengan keterlibatannya saat penimbangan, ia bisa memeriksakan kesehatannya pada petugas kesehatan yang hadir di posyandu. Suami dari Yasinta Banunaek ini, menambahkan, selain dirinya, peran kaum bapak di Orinbesi sudah sangat baik dengan mengantar anak ke posyandu.
Selain itu, juga terlibat aktif dalam mengatasi berbagai permasalahan yang menghambat kesejahteraan anak pada bidang kesehatan, pembelajaran dan perlindungan anak.
Hal yang sama juga dikemukakan bapak lainnya, Guido. Menurutnya, saat ini masyarakat sudah sadar untuk menimbang anak balita di posyandu. Bahkan, lanjutnya, keluarga-keluarga yang ada ibu hamil sudah menyediakan tabungan untuk persiapan persalinan.
Baca juga: Hari Ini Lewotobi Dideklarasikan Jadi Desa Layak Anak
Dengan adanya tabungan, keluarga-keluarga terbantu ketika persalinan di rumah sakit atau puskesmas.
“Untuk persalinan, saat ini tidak ada lagi yang bersalin di rumah, semuanya di rumah sakit, “ ujarnya.
Pengakuan Zakrias dan Guido diamini oleh Ketua Kader Posyandu, Bertha Fallo. Kader Bertha mengaku kesadaran masyarakat mengantar anak ke posyandu dan menyiapkan tabungan bagi ibu bersalin sudah terlihat sekitar tiga tahun terakhir.
Kesadaran itu berkat dukungan Plan International Indonesia yang terus melakukan sosialisasi. Yayasan Pijar Timur Indonesia dan pemerintah melalui Puskesmas Oenopu juga ikut membantu meningkatkan kesadaran masyarakat lewat sosialisasi.
Dukungan semua pihak yang terus menerus melakukan sosialisasi dan pelaksanaan kegiatan parenting atau Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) setiap bulan sangat bermanfaat dalam meningkatkan jumlah anak yang mengakses posyandu dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
Hingga saat ini untuk BKB HI sudah sampai sesi kedelapan yang membahas tentang perlunya panduan untuk pembuatan alat permainan bagi anak balita guna menstimulasi perkembangan anak. Dari 21 anak balita di dusunnya, semuanya menjadi sasaran utama dalam penimbangan setiap bulan dan yang usia 3-6 tahun semuanya mengakses ke PAUD Mekar dan PAUD Bogasari.
Fasilitator Pijar Timur, Gregorius Leu Ape, saat ditemui di Kefamenanu, mengemukakan, saat ini terjadi banyak perubahan di wilayahnya dimana kaum bapak sudah mengambil peran dalam pengaushan anak. Ia mencontohkan, saat ini banyak kaum bapak yang mengantar anak ke posyandu, membantu isteri memasak, memandikan anak, menyuap anak makan, mengantar anak ke PAUD dan sejumlah kegiatan rumah tangga lainnya. (bkr/sft)