LARANTUKA, SUARAFLORES.NET — Di Desa Lewoawang, Ile Bura, Kabupaten Flores Timur terungkap sejumlah masalah tentang pelayanan PLN. Bukan hanya soal kabel hitam yang melintas di depan rumah warga yang tak diijinkan menyalah oleh Manager PLN Rayon Larantuka, F.X. Roja. Ada soal lain yang lebih serius yakni sebagian besar warga Desa Lewoawang diwajibkan menggunakan meteran non subsidi yakni 6A atau 1.300VA, meski berstatus KK miskin.
Lebih ironis lagi, ada banyak rumah yang sudah terpasang listrik bertegangan 1.300 VA itu tidak terpasang Arde, alat yang berfungsi sebagai penangkal petir.
Rekaman yang dihimpun Suaraflores.net menemukan sejumlah rumah belum terpasangi Arde tapi sudah menyala.
Kepala Desa Lewoawang, Yohanes Tobi saat ditemui, Minggu, (8/4), pagi juga mengakui hal itu.
“Daya 1.300 VA non subsidi itu atas kesepakatan bersama warga. Sedangkan, rumah yang belum terpasang Arde akan dikerjakan dalam waktu dekat oleh PT. Telaga, Abdul Sukur,”katanya.
Ditanya wartawan, apakah daya sebesar 1.300 VA itu tidak membebankan warga yang miskin? Kades yang masih bujang ini, spontan jawab.
“Ah, itukan sudah jadi resiko dari kesepakatan. Yah, harus berusaha untuk bisa isi pulsa supaya bisa nyala teruskan,” ujarnya.
Baca juga: Kinerja PLN dan Perebutan Kabel Hitam di Flotim
Sedangkan, terkait rumah yang belum terpasang Arde, ia pastikan akan segera terpasang.
Wilem Kwure, salah seorang warga Lewoawang saat ditemui di rumahnya ikut membenarkan masalah tersebut.
“Benar pak, di rumah kami diinstalasi oleh PT. Telaga, milik Pak Abdul Sukur yang dikoordinir langsung Kepala Desa Yan Tobi, terpasang daya 1.300 VA. Kami tidak diminta buat pilihan lain, padahal belakangan ini baru kami sadar kalau daya 1.300 VA itu sangat memberatkan kami orang kecil,”tohoknya.
Ia mengatakan bahwa ada warga yang tidak punya uang untuk isi pulsa lagi. Pasalnya, daya 1.300 VA mengharuskan pelanggan harus rogok koceknya minimal Rp. 50.000 setiap kali isi pulsa untuk jangka waktu minimal 11 hari dalam sebulan.
“Nah, ada tetangga saya yang meterannya bunyi terus 5-6 hari karena pulsanya habis. Inikan sangat memberatkan. Kasihan rakyat kecil tapi diberi meteran yang non subsidi berdaya 1.300 VA. Mestinya variatiflah sesuai kemampuan warga,”tambahnya.
Willem Kwure, yang rumahnya pertama diinstalasi membenarkan jika ada rumah yang hingga kini belum terpasang arde. Ia meminta Manager PLN Rayon Larantuka, F.X. Roja segera bertindak tegas perintahkan PT. Telaga turun pasang.
Baginya, ada hal yang janggal. Masa belum ada arde tapi nyala.
“Kenapa gara-gara kabel hitam kok 7 rumah yang sudah setor uangnya tidak diijinkan nyala oleh Manager PLN F. X. Roja,” ketusnya.
Selain itu, ada rumah yang jaraknya 200 meter dari tiang tapi bisa ditarik kabel dan nyala dengan bayaran Rp. 4,5 juta. Ada apa ni? (robert).