Dinas PUPR dan PDAM Diminta Kontrol Pendistribusian Air Minum di Lela

by -70 Views
Suara Flores

SUARAFLORES.NET – Proyek Air Minum Bersih di Kecamatan Lela yang dikerjakan pada tahun 2017, kini sudah diresmikan. Bupati Sikka, Robi Idong menaruh harapan besar kepada Dinas PUPR dan PDAM Kabupaten Sikka agar dapat mengontrol secara baik pendistribusian air di wilayah itu.

“Jangan sampai satu minggu setelah diresmikan dengar kabar air sudah macet. Saya berharap ini jadi keberlanjutan agar masyarakat tidak lagi susah air. Apa artinya kebersamaan kita sore hari ini kalau kemudian diikuti dengan kekecewaan. Memang urus air ini tidak gampang,” ujar Robi Idong melalui sambutannya saat meresmikan proyek air minum bersih tiga desa yakni Desa Bao Pa’at, Desa Hepang dan Desa Iligai, (13/2/2019).

Disaksikan SuaraFlores.Net, peresmian proyek air minum bersih yang berlangsung di Desa Bao Pa’at ini dihadiri ratusan warga Kecamatan Lela, Camat Lela, Camat Nita, Kepala Desa Bao Pa’at, Kepala Desa Hepang dan Direktur PDAM Sikka.

Kepada warga dan undangan yang hadir, Robi Idong mengatakan, pemerintah memiliki ambisi yang sangat besar untuk menyelesaikan persoalan air minum di Kabupaten Sikka.

“Memang Bupati dan Wakil Bupati Sikka harus memiliki ambisi karena melalui ambisi ini kami harus bekerja keras bersama stakeholder untuk menyelesaikan persoalan air minum di Kabupaten Sikka. Dalam RPJMD kami berambisi agar ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Baca juga: Dana Desa untuk Biaya Jaminan Pelanggan, PDAM Sikka Turun Sosialisasi

Baca juga: Bupati Sikka Targetkan 40 Ribu Sambungan Air Gratis untuk Warga

Ia menjelaskan, Kabupaten Sikka memiliki jumlah penduduk 317 ribu jiwa, 80 ribu rumah tangga dan 100 ribu lebih KK. Dengan jumlah rumah yang ada, PDAM Sikka baru mampu melayani kebutuhan air dengan sistim sambungan rumah sebanyak 15 ribu lebih, dan yang aktif sekitar 12 ribu lebih.

Kondisi ini, lanjut dia, menjadi pekerjaan rumah bagi PDAM untuk mengelola secara baik. Dalam RPJMD, pemerintah berambisi dan bekerja keras. Dan saat ini pemerintah bertekad untuk memasang 40 ribu sambungan rumah (SR) selama lima tahun.

“Bupati dan Wakil Bupati berupaya semaksimal mungkin agar program pemasangan sambungan rumah secara gratis dapat terealisasi. Dan ini pasti dilakukan oleh pemerintah karena keterkaitan dengan program lain,” ujarnya.

Hal lain disampaikan oleh Camat Lela, Rickardus Piterson bahwa pihaknya sangat bersyukur kepada pemerintah daerah, baik pemerintahan sebelumnya maupun pemerintahan saat ini. Melalui perjuangan banyak pihak, masyarakat yang bertahun-tahun hidup menderita, saat ini sudah dapat menikmati air minum bersih.

Diharapkan agar masyarakat Lela, khususnya Desa Bao Pa’at, Desa Hepang dan Desa Iligai dapat merawat semua fasilitas yang ada. Ke depan, jika ada gangguan, diharapkan masyarakat dapat membangun komunikasi yang baik dengan pihak IKK dan PDAM Sikka.

Baca juga: Langkah Interpelasi adalah Jawaban Kegelisahan DPRD Sikka

Baca juga: Mendagri Kecam Berita Hoax Soal Larangan Rapat di Hotel

Piterson mengharapkan agar adanya partisipati masyarakat dalam mendukung rencana besar pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan akan air minum bersih. Bahwa selain peresminan saat ini, pemerintah daerah pun sedang berjuang untuk mengobati rasa haus masyarakat Kabupaten Sikka, termasuk Kecamatan Lela.  

“Kami berterima kasih atas semua ini Pak Bupati. Kami juga sangat berterima kasih atas kehadiran Bupati Sikka karena sejauh ini belum pernah ada bupati dan wakil bupati hadir di tempat ini. Semoga kunjungan berikutnya, Bapa Wakil Bupati, Romanus Woga juga bisa hadir,” harap Piterson.

Pantauan SuaraFlores.Net, kehadiran Bupati Sikka yang didampingi Ketua Penggerak PKK Kabupaten Sikka ini disambut hangat masyarakat Lela dengan suguhan tarian dan nyanyian budaya serta musik gong waning. Sejumlah tokoh kepada SuaraFlores.Net mengaku bangga atas kehadiran bupati dan meresmikan proyek air tersebut.

“Ami neni epan gawan golo. Loning sa nulun golo ba’a ami minu wair mu’u nora wair ei ai olan. Ami neni kamang wair e’i beda terus. Lopa ena e’i beda, lu’at kawu mate nan. (Kami berterima kasih banyak. Karena sudah sangat lama kami minum air pisang dan air dari pohon. Kami mengharapkan agar air ini bisa keluar terus. Jangan sampai hari ini keluar, besok pagi mati,” harap sejumlah warga saat di Bao Pa’at. (sfn02).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *