SUARAFLORES.NET,–Tahun depan (2019), rakyat Flores, Lembata dan Alor akan kembali memilih wakil-wakilnya di DPR-RI. Dapil NTT I ini diprediksi akan menjadi dapil ‘neraka’ karena menjadi perebutan bagi caleg-caleg lama dan caleg-caleg baru yang memiliki daya gempur besar.
Dalam pileg 2014 lalu, dapil NTT I ini menghasilkan 6 kursi anggota DPR-RI yang duduk manis di Senayan Jakarta. Sebut saja, Melkchias Markus Mekeng dari Partai Golkar, Johni G. Plate dari Partai NasDem, Honing Sanny dari PDIP (yang kemudian digantikan Andreas Hugo Parera), Pius Lustrilanang dari Partai Gerindra, Benni Kabur Harman dari Partai Demokrat, dan Lorens Bahang Dama dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang kemudian digantikan Syarulan Pua sawa.
Menghadapi Pileg 2019, pertarungan perebutan kursi DPR-RI semakin seru, karena ada begitu banyak caleg-caleg baru yang memiliki daya dukung besar. Tidak mudah bagi para caleg lama untuk mempertahankan kursi mereka di DPR-RI. Para caleg lama dan baru dipastikan berjibaku keras untuk bersaing merebut suara terbanyak meraih kursi.
Lawan-lawan berat caleg lama di dapil NTT 1, di antaranya, Frans Lebu Raya (mantan Gubernur NTT dua periode dari DPD PDIP NTT), Kristo Blasin (Mantan Wakil Ketua DPRD NTT, mantan Wakil Ketua DPD PDIP yang kini dicalonkan oleh Partai Nasdem), Honing Sanny (mantan anggota DPR-RI dari PDIP yang kini dicalonkan Partai Golkar), Cristian Rotok,(mantan bupati Manggarai dan mantan calon wakil gubernur NTT dari Partai PAN), Anwar Puageno (Ketua DPRD NTT dicalonkan Partai Golkar), dan Alex Ena (Anggota DPRD NTT yang kini dicalonkan Partai Nesdem) dan lain-lain.
Melihat daerah asal para caleg yang bertarung, maka pertarungan paling keras akan terjadi di Kabupaten Sikka, Flores Timur dan Manggarai Raya (Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat). Di Maumere, Kabupaten Sikka, akan terjadi peperangan yang paling seru karena ada Melkchias Mekeng, Andreas Hugo Parera, dan Kristo Blasin. Mekeng yang sudah dua periode dan Andreas Hugo Parera yang lolos setelah menggeser (PAW) Honing Sanny akan bersaing keras menghadapi gempuran Kristo Blasin yang mempunyai basis dukungan yang sangat besar.
Baca juga: Melchias Mekeng: Honing Sanny Pasti Jadi DPR Lagi
Sementara itu, di Manggarai Raya ada Johni G. Plate, Benni Kabur Harman dan Cristian Rotok, Pius Lustrilanang dan Andre Garu (kalau masuk daftar calon). Empat caleg kuat ini akan bertarung memboyong kursi DPR-RI 2019. Tiga caleg lama, Benny, Johni dan Pius harus bekerja ekstra keras menghadapi gempuran Rotok sang bupati prestasi dan berpengaruh besar di tiga Manggarai ini.
Sedangkan di Flores Timur, Lembata Alor yang menjadi kabupaten kemenangan Partai Golkar, juga terjadi pertarungan keras, antara Frans Lebu Raya, Alexander Hena dan Alex Ena. Secara khusus di Kabupaten Lembata dan Flores Timur yang menjadi basis PDIP ini berpeluang besar di menangkan oleh Frans Lebu Raya yang telah lama mencengkramkan kuku politiknya. Frans dipastikan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk merebut suara Andreas Hugo Parera riwal separtainya.
Selain itu, di Kabupaten Ende, Ngada dan Nagekeo, yang menjadi basis kemenangan Honing Sanny pada Pileg 2014 lalu, dipastikan akan menjadi perebutan antara Honing Sanny, Anwar Puageno dan Syahrulan Pua Sawa. Sebagai pemain politik kelas bernyali tinggi, Honing yang tergusur dari PDIP setelah sejenak menikmati kursi DPR-RI, akan unjuk kekuatan dan bekerja eksta keras untuk kembali ke Senayan. Namun demikian, langkah Honing tidak mudah karena ia harus menghadapi rival-rival besar dari Partai Golkar, PDIP, Nasdem, Gerindra dan Demokrat.
Baca juga: Ini Daftar Bakal Calon DPR RI, Kristo Blasin Masuk Nomor Urut 2
Dalam pantauan Suaraflores.net di KPU-RI, nama-nama caleg saat ini sedang dalam proses menuju penetapan. Menurut jadwal, pada bulan Septermber nanti kampanye caleg akan dimulai. Dari analisis dan prediksi berdasarkan kekuatan parpol, basis dukungan, popularitas caleg serta konflik internal partai, dalam pileg April 2019, dari 6 kursi yang diperebutkan, PDIP diprediksi meraih 1 kursi, Partai Golkar 2 kursi, Partai Nasdem 1 kursi, dan dua kursi lagi akan diperebutkan Demokrat, Gerindra dan PAN. Jika tiga parpol ini gagal, maka dua kursi tersebut bisa beralih ke PDIP dan Nasdem. (bungkornell/sft).