JOGYAKARTA, SUARAFLORES.NET, Wakil Gubernur Provinsi NTT, Drs. Josef Alexander Nae Soi, memberikan jaminan bagi para investor yang akan berinvestasi di NTT dengan mempermudah ijin tanpa fee. Penegasan ini disampaiikan Josef Nae Soi dalam pertemuan Forum Bisnis dan Investasi yang dihadiri 50-an pengusaha, Kadin Jogyakarta, Asita Jogyakarta, dan puluhan tokoh serta warga NTT diaspora.
“Bagi para pengusaha atau investor yang mau berusaha atau investasi di NTT, kami menerima dengan senang hati. Dan saya jamin akan mempermudah ijin tanpa ada pungutuan. Untuk itu, tidak perlu kwatir atau ragu ke NTT,” kata Nae Soi, dalam pertemuan di Lantai 9 Grand Dafam Rohan Hotel Jogyakarta,, Sabtu, (29/6/2019).
Ditegaskan Nae Soi, apabila ada oknum pejabat ASN yang meminta fee atau pungutan kepada investor maka pihaknya tidak segan-segan menindak tegas karena tidak boleh ada permintaan fee.
“Jika saya tahu ada ASN yang meminta fee atau imbakan kepada para investor dalam pengurusan ijin, kalau saya dengar maka ASN itu akan saya berhentikan. Semua ijin kita harus permudah tanpa pungut fee apapun sehingga para pengusaha tidak merasa terganggu,” tegas Nae Soi disambut tepuk tangan para pengusaha dan warga NTT diaspora yang hadir mengikuti dialog investasi dan pemaparan program program pembangunan dan peluang serta potensi investasi di NTT.
Wagub Nae yang didampingi Deputi IV Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Roberth dan Dirut Bank NTT, Izhac Eduard Rihi, lebih lanjut mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah NTT tengah membangun sebuah sistem birokrasi yang profesional, bersih dan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan maksimal dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu, dirinya tidak akan pernah mentolerir ASN yang bermain-main meminta fee kepada para pengusaha.
Launching Bank NTT
Ditegaskannya, saat ini, Pemerintah NTT tengah bekerja keras membangun NTT di berbagai bidang, seperti pariwisata, peternakan, kelautan dan perikanan, (garam dan rumput laut), bidang pertanian dan infrasrruktur. Untuk itu, pemerintah terus bekerja sama dengan semua pihak termasuk para pengusaha, baik di NTT maupun di luar NTT guna mendukung percepatan pembangunan NTT agar lekas bangkit meraih kesejahteraan.
Salah satu cara diaspora NTT mendukung pembangunan di NTT, tegas Wagub Nae Soi adalah membuka rekening dan menyimpan uang di Bank NTT. Jika di Yogyakarta ada 15 ribu warga NTT, baik NTT biologis dan NTT sosiologis menyimpan uang di Bank NTT, maka akan sangat mendukung program-program pembangunan di NTT, terutama dalam pembangunan pariwisata, ekonomi rakyat dan infrastruktur.
“Bangun NTT menuju sejahtera bukan hanya gubernur dan wakil gubernur sendiri yang kerja, tetapi semua kita harus kerja bersama, termasuk warga NTT di luar NTT dengan cara berpartisipasi simpan uang di Bank NTT. Tolong simpan yang anda di bank NTT. Bank lain boleh tapi hanya bank NTT yang mempunyai kontribusi besar terhadap pembangunan daerah, ” kata Nae Soi.
Sementara itu, Deputi IV OJK, Roberth, menjelaskan bahwa dengan warga NTT menyimpan uang di bank NTT, maka lebih mempercepat pembangunan NTT. Jika menyimpan uang di bank lain, sangat sedikit sekali kontribusi bank tersebut dalam mendukung penuh pembangun di NTT.
“Bank lain kurang mendukung pembangunan di NTT, karena mereka membangun se-Indonesia bukan hanya NTT. Prosentasenya hanya sedikit secata nasional, paling-paling NTT hanya dapat 20 persen dan selebihnya dibagi bagi ke provinsi lain Hanya Bank NTT yang 100 persen membangun NTT,” kata Roberth.
Oleh karena itu, menurut dia kebijakan bank NTT dengan mengajak seluruh warga NTT di luar daerah termasuk para pengusaha menyimpan uang di Bank NTT sangat mendukung pembangunan daerah. Menurutnya sampai saat ini, Bank. NTT adalah Bank yang sehat dalam pantauan dan pengawasan OJK NTT.
Sementara itu, Dirut. Bank NTT, Izhac Eduard Rihi, menegaskan bahwa dirinya berkomitmen menjadikan bank NTT sebagai dapur pembangunan NTT. Saat ini, ia tengah membenahi Bank NTT dengan sistem IT yang canggih dan pelayanan yang profesional termasuk membangun kantor pelayanan dengan sistem online di Jakarta, Yogyakarta dan daerah lainnya untuk menarik uang ke NTT.
Untuk itu, dia berjanji akan membuka diri dengan semua pihak termasuk para investor yang ingin menyimpan uang di Bank NTT. Dia juga meminta warga NTT diaspora dan pengusaha tidak perlu ragu tentang kualitas pelayanan karena Bank NTT akan membuka sisitem pelayanan online yang bisa diakses di HP masing-masing dengan dimanapun berada.
“Jika merasa peduli dengan kemiskinan di NTT, mari kita simpan uang di bank NTT. Hanya kita yang akan bisa menolong diri kita sendiri untuk bangkit dari ketertinggalan. Hari ini saya datang bersama karyawan saya. silahkan bapa ibu membuka rekening, “kata Izhac.
Salah satu sesepuh Amos Korputuly, mantan dirut Bank NTT berharap sistem online yang akan dibangun harus betul betul aman agar tidak merugikan warga NTT. Dia juga mengatakan jika ingin mempercepat kemajuan ekonomi rakyat NTT, maka Bank NTT juga harus memberikan kredit usaha ekonomi kepada warga untuk mengembangkan usaha mereka, yang tentunya dengan aturan dan pengawasan yang baik.
Sebelumnya, Kepala Badan Penghubung NTT, Viktor Manek, mengatakan, Badan Penghubung NTT sebagai ujung tombak pemerintah NTT terus melakukan komunikasi dengan warga NTT diaspora dan berbagai pengusaha untuk membangun kerja sama di berbagai bidang dalam mendukung pembangunan di NTT. Salah satu forum yang disiapkan yaitu dengan menggelar Forum Investasi Masyarakat Ekonomi NTT.
Dia mengatakan, kehadiran Wakil Gubernur NTT, pihak OJK dan Dirut Bank NTT di Yogyakarta dalam rangka mengajak para investor untuk berinvestasi di NTT, dan mengajak masyarakat NTT diaspora yang ada di Yogyakarta menyimpan uang di Bank NTT.
Pantauan Suaraflores.Net, acara dialog di Grand Dafam Rohan Yogyakarta, puluhan pengusaha dan puluhan tokoh NTT Yogyakarta memadati ruang dialog Forum Investasi Masyarakat Ekonomi NTT. Mereka tampak antusias mengikuti dialog dengan Wagub Nae Soi hingga selesai. Sebelumnya, Wagub Nae Soi, Dirut Bangk NTT, Eduard Rihi, Deputi V OJK, Roberta, dan Kepala Badan Penghubung NTT, Viktor Manek disambut dengan tarian Sumba yang dibawakan oleh mahasiswa dan mahasiswi NTT asal Sumba. (Bkr/SFN)