Gandeng Pemda Mabar, WVI Gelar Pelatihan Guru dan Sekolah Kreatif

by -60 Views
Suara Flores

SUARAFLORES.NET – Untuk mendukung visi generasi emas Indonesia 2045, Wahana Visi Indonesia (WVI) Area Program Manggarai Barat, menggandeng Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat menggelar Pelatihan “Guru Kreatif Menerapkan Pendidikan Karakter Kontektual dalam Kurikulum 2013”. Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Paroki Rangga-Lembor pada Senin 11 Maret hingga Jumat 15 Maret 2019.

Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan 23 guru, Kepala Sekolah, Pengawas SD yakni dari SDK Rangga, SDN Ledang, SDN Rempo SDK Waemata, SDI Beci dan SDI Daleng, yang merupakan sekolah model Pendidikan Karakter Kontektual “Natas Bate Labar”, dampingan WVI Area Program Manggarai Barat.

Manager WVI AP Manggarai Barat, Firma Oktaviana Purba menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan project pendidikan karakter kontekstual yang dikembangkan WVI bersama mitranya. Tujuannya untuk mendukung anak uisa 6-11 tahun tumbuh cerdas dan memiliki karakter positif.

“Dalam design program kami, anak usia 6-11 tahun bisa bisa memiliki kompetensi membaca, berhitung serta memiliki karakter positif dan handal apabila guru memiliki kepribadian menyenangkan, dan kemampuan pedagogik yang kreatif, budaya sekolah yang mendukung karakter, dan orang tua atau masyarakat yang kuat terlibat. Tahun 2019 kita sedang fokus memperkuat penerapan Kurikulum 2013, melatih kapasitas pedagogik dan non pedagogik guru, mengevaluasi dan mengembangkan perangkat pembelajaran kreatif kontekstual, evaluasi dan mengadvokasi isu-isu krusial terkait pendidikan. Out-put yang mau kita capai dari pelatihan ini adalah guru kreatif dan menyenangkan bagi siswa sehingga siswa belajar bukan di bawah tekanan. Sekolah yang kondusif dan kuat mengembangkan budaya positif yang mendukung karakter anak. Orang tua dan masyarakat juga terlibat aktif membangun karakter anak,” ujar Oktaviana Purba saat pelaksanaan kegiatan tersebut.

Baca juga: Di Balik Peresmian LTSA PPPMI di Maumere, Ini Dua Hal yang Harus Dilengkapi

Baca juga: Kekerasan Anak Melonjak, Lintas NGO Dorong Pemda Legalkan LPA

Kegiatan ini difasilitasi oleh narasumber dan fasilitator antara lain: Bernadette Wresni Asih selaku Praktisi Pendidikan Dasar, mantan guru, Kepala Sekolah dan fasilitator profesional guru kreatif. Lukas Pusi Keyn M.Pd Widyaswara LPMP Propinsi NTT, David Ola Kia selaku Konsultan pengembangan pendidikan karakter kontekstual WVI-Jakarta. Adapun materi yang digeluti bersama selama 3 hari berturut-turut meliputi pemahaman konsep pendidikan karakter kontekstual dan kurikulum 2013, keterampilan mengelola sekolah dan kelas kreatif, pengembangan budaya sekolah dan kemampuan membangun kolaborasi keterlibatan masyarakat untuk menumbuh kembangkan karakter anak.

Kreatifitas, Kepercayaan Diri Guru dan Komitmen Bertumbuh

Kegiatan pelatihan guru kreatif yang diselenggarakan WVI AP Manggarai Barat membantu guru semakin percaya diri dan kreatif mengelola pembelajaran di kelas.

Maria Agustina Mabut, guru kelas 5 SDK Rangga sebagai salah satu peserta pelatihan mengakui, kegiatan pelatihan yang digelar membantu dirinya semakin percaya diri, dan mengajar tidak terpaku pada buku melainkan kreatif menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar yang menyenangkan.

“Kegiatan ini sangat membantu saya secara pribadi berkembang menjadi lebih baik. Sebelumnya itu saya kurang percaya diri dan kadang-kadang monoton dalam mengajar. Bahan ajar kami memang satu satunya buku guru, buku pegangan siswa tapi dengan kegiatan selama 5 hari ini kami dibimbing untuk menggunakan permainan anak lokal, seni, budaya, pohon, batu, kayu, air, alam sekitar, masyarakat misalnya bidan desa, dokter, kepala desa, polisi, tokoh adat dan lain-lain. Hal-hal ini awal ketika WVI memfasilitasi kami untuk proses pendidikan karakter natas bate labar saya pikir rumit sekali. Tapi ketika para nara sumber menghantar kami untuk menggunakan hal-hal lokal tadi, lalu membantu mengeksplore nilai-nilai karakter yang mau dikembangkan, ini cukup membuka cara berpikir saya bahwa tidak sulit. Ketika praktek di kelas yang kami lakukan, memang saya melihat dan alami bahwa anak-anak antusias dan mengalami suka cita” ujar Maria Agustina.

Baca juga: STFK Ledalero Sediakan Pusat Layanan Kompetensi Bahasa

Baca juga: Sagu, Kota Tua Bersejarah di Adonara Yang Kian Merana

Sementara itu peserta lain; Hipolitus Darmin S.Pd selaku Kepala SDI Daleng mengakui bahwa proses pelatihan ini menambah inspirasi dan menumbuhkan komitmen dirinya sebagai Kepala Sekolah untuk mengembangkan budaya sekolah untuk mendukung pengembangan karakter siswa.

“Bagi saya selaku kepala sekolah, pelatihan ini positif sekali karena selain bersama guru memahamai isi dan mengelola kurikulum secara kreatif tapi juga ada inspirasi bagi kami sebagai penaggung jawab managemen sekolah untuk mengembangkan budaya sekolah yang menumbuhkan karakter anak. Dalam diskusi-diskusi selama pelatihan ada ispirasi antar sesama teman dari sekolah berbeda, juga dari fasilitator ada inspirasi menarik misalnya membangun budaya (suju mori) atau religius anak dengan aneka pembiasaan doa yang mungkin saja tidak hanya terbatas pada kebiasaan-kebiasan doa Katolik, melainkan harus pada penghayatan yang tercermin dalam sikap seperti menghargai teman, menolong, menjaga lingkungan dan lainnya. Ini saya komitmen untuk mengembangkan budaya sekolah yang mendukung itu,” ujarnya.

Kegiatan pelatihan ini dikahiri dengan menyusun rencana-rencana strategis pengembangan pendidikan karakter kontekstual “natas bate labar”, berbasis kelas budaya sekolah dan rencana-rencana kolaboratif sekolah, orang tua dan stakeholder terkait lainnya. (grass/sfn09).