PAPEMBANG,–Mengawali kunjungan kerjanya di Provinsi Sumatra Selatan, Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo menghadiri Deklarasi Millennials Safety Road. Acara ini dipusatkan di sekitar Jembatan Ampera, Kota Palembang, Sabtu, (9/3/2019).
Jokowi dan Ibu Iriana beserta rombongan tiba di Jembatan Ampera sekira pukul 08.18 WIB. Presiden kemudian berjalan dan menyapa masyarakat yang berjajar di sepanjang jembatan. Ia pun tak sungkan untuk bersalaman dan melayani permintaan swafoto.
Kedatangan Jokowi juga disambut tarian Gending Sriwijaya dan tari Saman. Tak hanya itu, parade 200 perahu komunitas Sungai Musi juga turut memeriahkan acara ini.
Pada acara yang mengusung tema “Mewujudkan Milenial Cinta Lalu Lintas Menuju Indonesia Gemilang” tersebut, dideklarasikan pelopor keselamatan bersama. Deklarasi ini dibacakan oleh tujuh perwakilan milenial dan diikuti semua hadirin.
“Kami generasi milenial, generasi peduli keselamatan berlalu lintas, mendukung sepenuhnya program kepolisan RI dalam mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Siap menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas. Setop pelanggaran, setop kecelakaan. Keselamatan untuk kemanusiaan,” demikian bunyi deklarasi tersebut.
Berikan Tips Aman Berkendaraan
Jokowi dalam sambutannya, mengajak para anak muda untuk menaati semua aturan lalu lintas dalam berkendaraan. Ia pun memberikan tips aman berkendaraan kepada para hadirin.
“Saya ingin titip, enggak banyak-banyak. Kalau mau berkendaraan tolong dicek betul, pertama lampunya nyala enggak, spionnya harus komplit. Sebelum berkendaraan helm harus siap dan dipakai,” ujar Jokowi.
Tak hanya dari sisi perlengkapan, Jokowi juga mengingatkan agar kelengkapan surat seperti SIM dan STNK juga dipersiapkan sebelum berkendaraan.
“Jadi kalau nanti ditanyakan oleh Polantas, kita juga bisa menunjukkan bahwa kita memiliki STNK dan SIM,” ucap Kepala Negara.
Di hadapan ribuan anak muda yang memadati lokasi acara, Jokowi menegaskan agar para pengendara tidak menggunakan telepon genggamnya saat mengemudikan kendaraan. Hal ini berlaku tidak hanya untuk pengendara sepeda motor, tetapi juga pengendara mobil.
“Tidak boleh loh, waktu berkendaraan tidak boleh main handphone, berbahaya sekali. Naik mobil pun berbahaya sekali, nyetir sambil main handphone. Karena kita ini kalau pas pergi ditunggu keluarga dan orang tua kita di rumah. Jadi hati-hati dalam berkendaraan. Siapkan, cek semua kelaikan kendaraan,” tuturnya.
Menurutnya, kecelakaan lalu lintas saat ini berada dalam peringkat kelima penyebab kematian di dunia. Sehingga, dia meminta agar masyarakat bisa lebih berhati-hati lagi.
“Kecelakaan di dunia memakan korban, rangking lima. Pertama jantung, penyakit paru-paru, diabetes, dan lain-lain. Nomor lima itu kecelakaan lalu lintas. Hati-hati,” ucapnya.
Ia kemudian meminta dua anak muda untuk naik ke panggung. Dalam dialog tersebut, Presiden meminta Henri dan Joni Iskandar, untuk menceritakan pengalamannya berkendaraan dan berbagi pesan kepada warga lainnya.
“Untuk warga Palembang, kalau berkendaraan jangan ngebut. Menurut pengalaman saya, di tempat saya bekerja setiap hari selalu ada kecelakaan. Jadi untuk warga Palembang, tolong taatilah tata tertib lalu lintas,” seru Henri.
Sementata itu Joni Iskandar, mahasiswa semester 8 di salah satu universitas di Palembang, mengaku sering berkendara sepeda motor bolak-balik dari Indralaya menuju Palembang untuk bimbingan skripsi.
“Untuk mahasiswa khususnya yang bolak-balik Palembang-Indralaya harap berhati-hati apalagi kalau jalanan lagi licin, jadi jangan lupa _safetynya_ terutama untuk perlindungan diri kita sehari-hari. Helm, sepatu, jaket, kaos tangan, dan surat-surat kendaraan yang lengkap,” pesan Joni.
Usai memberikan sambutan, Presiden didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru menekan tombol sirine sebagai simbol dimulainya acara ini secara resmi. (SP/BM/AR)