WAIKABUBAK, SUARAFLORES.NET,- Semangat gotong royong yang diwariskan nenek moyang dahulu saat ini sudah memudar bahkan hilang. Hal ini terjadi di Desa Bali Ledo, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Hilangnya semangat gotong royong bukan karena faktor egoisme untuk tidak saling tolong menolong. Salah satu penyebabnya adalah pendekatan pembangunan yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini yang dinilai keliru.
Salah seorang tokoh masyarakat di Desa Bali Ledo, Kecamatan Loli, Bili Umbu Duka, mengatakan, saat ini sudah tidak seperti di jaman dulu yang ada saling membantu ketika seorang warga membutuhkan bantuan. Kalau dulu ada gotong royong kerja kebun dan sebagainya tetapi sekarang sudah tidak ada lagi. Bantuan tenaga kerja tidak gratis lagi, semuanya serba bayar. Penyebab utamanya adalah program pemerintah seperti pemberian beras miskin (raskin) atau rastra sehingga orang tidak kerja kebun, pembayaran upah kerja dan lainnya. Hal ini membuat orang sudah tidak melihat lagi pentingnya gotong royong.
Hilangnya semangat gotong royong juga dibenarkan tokoh masyarakat lainnya yakni Siprianus B. Dega. Kepada media ini di Desa Bali Ledo, Jumat (13/9), Siprianus mengatakan, budaya gotong royong yang diwariskan nenek moyang sudah bagus, hanya saja, dengan adanya berbagai bantuan pemerintah yang diberikan secara gratis membuat semangat masyarakat untuk bekerja semakin berkurang. Daya juang untuk bekerja dan mandiri menjadi berkurang pula. Untuk itu, ia berharap, pendekatan pembangunan harus dikaji dulu agar budaya gotong royong hidup kembali. Hal itu dikatakannya saat berdiskusi dengan Tim Taman Pawoda Kabupaten Sumba Barat saat monitoring PAUD HI (Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif) di desa itu bertempat di PAUD Harapan Baru.
Terkait dengan hilangnya semangat gotong royong, Ketua Taman Pawoda Kabupaten Sumba Barat, Toda Lero, SH, mengatakan, cara terbaik untuk mengembalikan budaya gotong royong adalah dengan berpawoda. Melalui kegiatan PAUD HI atau Taman Pawoda Desa, semua pihak diajak untuk saling membantu, saling menolong dan bekerja sama mendukung progam-program pemerintah di tingkat desa. Misalnya, jika kita ingin agar anak kita sehat dan tidak stunting maka kita harus buat sesuatu supaya anak sehat. Kita antar anak di posyandu, beri makanan tambahan, dan kita pastikan semua anak dapat imunisasi dasar lengkap. Kita ajak orang tua antar anak ke posyandu, ajak ibu hamil periksa kehamilannya tanpa disuruh. Ajak orang tua antar anak di PAUD dan orang tua ikut kelas pengasuhan atau bina keluarga balita, serta saling melindungi satu dengan yang lainnya termasuk menghindari anak-anak kita dari kekerasan fisik dan non fisik. (bkr/SFN).