MAUMERE, SUARAFLORES.NET – Selasa (16/5/2018) P. Henrich Bollen, SVD memasuki 60 tahun imamat sejak ditabiskan menjadi pelayan umat pada 15 Mei 1958 di Jerman. Wujud syukur dari 60 tahun imamat rohaniwan banyak gelar ini dilaksanakan misa syukur di Sea World Club (SWC), tepatnya di Kapela Revelation Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka, Flores.
Martinus Wodon selaku penyelenggara acara tersebut mengatakan bahwa pelaksanaan misa syukur 60 tahun imamat P. Heinrich Bollen, SVD melibatkan umat Paroki Watublapi, umat Waiara, tokoh masyarakat Kabupaten Sikka serta para sahabat sang Yubilaris.
“Pater Bollen merencanakan acara ini sejak tahun lalu. Ia ingin mengucapkan syukur atas segala hal yang telah ia lalui dalam tugas pelayanan umat, pembangunan dan kemanusiaan. Selain umat dan keluarga di Sikka, keluarga dari Jerman pun datang merayakan pesta intan P. Heinrich Bollen,” ujar Martinus usai misa syukur tersebut di Sea World Club Beach Resort and Diving Center.
Perayaan syukur pesta intan rohaniwan kelahiran Landstuhl, 2 Juli 1929 ini rencananya dipimpin oleh Uskup Weetabula, Mgr. Edmundus Woga, C.SS.R, namun uskup Weetebula ada halangan sehingga tidak hadir.
Disaksikan SuaraFlores.Net, perayaan ungkapan syukur ini menghadirkan 9 imam dengan konselebran utama Pater Daniel Moa, SVD, MA. P. Heinrich Bollen, SVD disambut dengan musik dan tarian khas Kabupaten Sikka dari Sanggar Bliran Sina.
Dalam khotbanya, Pater Daniel Moa mengatakan perayaan pesta Imamat sebagai seorang imam merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan atas peristiwa hidup yang dialami manusia agar semangat dan bahagia bersama semua orang.
“Tuhan telah memberi dia kekuatan dan roh untuk hidup sebagai manusia. Saat ini dia berumur 88 tahun dan pada 2 Juli 2018 ia berumur 89 tahun. Masmur berkata bahwa usia manusia itu maksimal 70 tahun. Usia 80 tahun jika kuat, selebihnya adalah bonus yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang. Artinya dia mendapat bonus hidup 8 tahun dan kita harus bersyukur,” ungkapnya.
Baca juga: Ribuan Rakyat Sikka Sambut Soekarno, Lagu Proklamasi Berkumandang
Heinrich Bollen boleh disebut sebagai rohaniwan yang langkah melalui karya-karyanya. Selain sebagai pelayan gereja, ia hadir ditengah masyarakat dalam berbagai pembangunan dan tugas pelayanan sosial termasuk membantu orang di penjara.
Melalui banyak kesaksian yang dibuatnya, banyak orang memberinya berbagai gelar. Ia disebut sebagai pastor coklat, pastor lamtoro, pastor petani, pastor pengasuh anak-anak panti, pastor kampung, pastor turba, berjalan dari rumah ke rumah.
Bahkan ia disebut sebagai nabi oleh penyunting dalam buku berjudul “Berkotbah di Ladang Ilalang” yang ditulis Drs. Paolus Nong Susar. P. Heinrich Bollen, SVD (tengah) bersama keluarga dari Jerman dan Kabupaten Sikka saat meninggalkan Kapela Revelation.
Ia sebagai nabi yang mendengarkan dan gembala yang baik. Ia memberi makan pada yang lapar, memberi minum kepada orang yang haus, pakaian kepada orang yang telanjang, rumah kepada orang yang membutuhkannya, perawatan kesehatan bagi orang yang sakit dan mengunjungi orang di penjara.
“Pengalaman Pater Bollen ini mengajak kita belajar untuk setia. Setia dengan janji-janji yang pernah kita ucapkan, setia dengan komitmen yang telah kita lakukan, setia dengan pekerjaan sekecil apapun karena hanya dengan setia Tuhan memberi kita berkat. Marilah kita belajar setia dalam hidup kita sehari,” tutupnya.
Disaksikan SuaraFlores.Net, misa syukur yang menghadirkan paduan suara Esperanza Domine Choir (EDC) ini berlangsung meriah. Usai misa dilanjutkan pentas musik lokal yang melibatkan sejumlah kelompok musik dari Kabupaten Sikka dan group musik mahasiswa Jogja asal Maumere. (yannes/sfn02).