KUPANG, SUARAFLORES,- Pembangunan infrastruktur pariwisata NTT masih tertinggal jauh dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Meski Pemerintah NTT terus gencar mempromosikan pariwisata NTT, namun kemajuan infrastruktur belum 100 persen mendukung promosi pariwisata yang luar biasa gencarnya.
Selama 10 tahun terakhir memang ada kemajuan, tetapi sarana infrastruktur obyek pariwisata belum mampu menjawab kenyamanan wisawatan.
Penelusuran di berbagai obyek pariwisata di NTT, menemukan begitu banyak keterbatasan sarana infrastruktur, seperti jalan, listrik, air bersih, toilet, home stay, dan bangunan laiinnya yang tidak dibangun dan ditata untuk memenuhi kenyamanan wisatawan. Selain itu, warung makan, restaurant dan hotel di sekitar obyek-obyek pariwisata juga masih butuh pembenahan yang serius. Pasalnya, wisawatan yang datang tentu membutuhkan pelayanan yang prima dan profesional.
Menyadari pariwisata adalah sebuah industri bisnis, maka Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Bung Tilu Laiskodat dan Josep Nae Soi menegaskan siap mengelola pariwisata NTT sebagai mesin uang bagi pembangunan daerah. Untuk itu, maka keduanya menegaskan sangat siap untuk mengelola pariwisata NTT mulai dari membangun sarana infrastuktur jalan raya menuju obyek-obyek pariwisata.
Menurut mereka, jalan yang baik akan memperlancar arus transportasi menuju obyek pariwisata. Jika jalan buruk penuh lubang dan kenyamanan wisawatan terganggu, maka sudah pasti obyek wisata yang begitu indah sekalipun tidak akan ramai dikunjungi.
Selain jalan, Viktory-Joss pun akan membangun jaringan listrik ke seluruh obyek wisata di NTT. Selain untuk memenuhi kebutuhan listrik warga sekitar, juga secara khusus untuk menerangi setiap penginapan (home stay) atau rumah-rumah dan restaurat di obyek wisata tersebut.
Bagi Vikory –Joss, soal anggaran tidak bermasalah, karena selain anggaran pemerintah yang bersumber dari APBD, juga ada anggaran CSR dan dukungan dari para investor yang sudah siap membangun jalan, listrik dengan memanfaatkan energi alam yang dimiliki NTT.
Selain jalan dan listrik, Viktory-Joss juga sudah memiliki program dan rencana yang matang untuk membangun sarana air bersih dan air minum di setiap obyek pariwisata dan di sekitar pemukiman warga desa. Menurut Viktory-Joss, air bersih dan air minum siap pakai adalah kebutuhan yang sangat vital bagi wisawatan yang datang menginap di tempat wisata. Jika air bersih tidak dijamin, maka sudah pasti wisatawan sulit kembali ke daerah itu.
Untuk air minum yang siap diminum kapan saja, Viktory-Joss akan membangun sarana air minum yang bisa langsung diminum seperti di negara Singapura dan negara-negara lainnya. Viktory-Joss mampu mendatangkan mesin khusus yang bisa memproses air langsung diminum dari kran. Keduanya sudah melakukan study khusus dan survey ke negara-negara yang menggunakan teknologi maju.
Menurut Viktory-Joss, potensi pariwisata NTT jauh lebih unik dan alami bila dibandingkan dengan daerah lainnya. Hanya saja, penataan dan pengelolaannya yang masih jauh panggang dari api. Meski promosi hebat dan sangat gencar, tetapi infrasturnya yang masih butuh sentuhan serius.
Sebagai calon gubernur dan wakil gubernur yang telah menetapkan program pariwisata menjadi pilar ekonomi NTT, Viktory-Joss mengaku sudah siap untuk memajukan pariwisata NTT dengan melakukan gebrakan infrasturkur agar semua wisawatan dapat mengaksesnya dengan mudah, tanpa gangguan.
Lebih jauh, Viktory Joss, menegaskan pembangunan pariwisata tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri, tetapi harus melibatkan dunia usaha bisnis kepariwisataan. Bahwa kerja sama perlu dibangun secara baik dengan seluruh pengusaha, baik perhotelan, restaurant, warung makan, agen travel, sanggar-sangar seni budaya seniman dan budayawan, dan lain-lain.
Bagi mereka, jika pemerintah sendiri yang mengelolah pariwisata, maka sampai kapanpun NTT tidak mungkin maju berkembang. Untuk itu, jika rakyat NTT memberikan mandat bagi keduanya untuk memimpin NTT lima tahun mendatang, maka keduanya memastikan akan membangun kerja sama yang saling mendukung untuk membangun pariwisata NTT, termasuk para investor dari luar daerah yang memiliki modal dan keahlian mengelolah pariwisata.
Masalah lain yang menjadi penghambat bagi kemajuan pariwsisata NTT adalah sumber daya manusia (SDM). Meskipun rakyat NTT sudah banyak yang mengenyam pendidikan tinggi, namun belum semuanya paham bagaimana pentingnya keterampilan, pelayanan yang ramah dan profesionalisme.
Untuk itu, Vikory-Joss akan mengirim 2000 orang anak-anak NTT untuk studi di luar negeri setiap tahun. Selain belajar berbagai keterampilan untuk mengolah sumber daya alam, seperti ikan, jagung, daging dan lain-lain, sebagian dari mereka akan belajar bagaimana menjadi tenaga terampil dan profesional yang menguasai bahasa asing secara baik.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya, ungkap Viktory-Joss, keberhasilan pembangunan pariwisata NTT juga ditentukan oleh sikap masyarakat yang terbuka, santun dan ramah- tamah menyambut setiap wisawatan yang datang ke NTT. Oleh karena itu, pasangan nomor urut empat ini mengajak dan bekerja sama dengan seluruh kepala daerah hingga kepala desa untuk bersama-sama menggerakan kesadaran warga mendukung pembangunan pariwisata demi meningkatkan ekonomi rakyat NTT.
Dalam berbagai kesempatan kampanye, Viktory-Joss mengaskan bahwa membangun pariwisata butuh konsep dan pemahaman kepariwisataan. Tanpa konsep dan pemahaman yang baik, pembangunan pariwisata tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk itu, keduanya memastikan akan membangun pariwisata dengan konsep modern yang tidak menghilangkan identitas lokal. (adv/ bungkornell/sft)