Jalan Salib Hidup Konga Berjalan Penuh Hikmat

by -111 Views
Suara Flores

LARANTUKA, SUARAFLORES.NET–Prosesi jalan salib hidup di Stasi Mater Dolorossa Konga, mengenang kisah sengsara Yesus, Jumad Agung, 30 Maret 2018, berjalan penuh hikmat. Prosesi yang dimulai tepat pukul 08.00 pagi di pelataran Gereja Mater Dolorossa Konga melibatkan siswa Seminari Menengah San Dominggo Hokeng. Umat yang datang dari berbagai wilayah terlihat sangat khusuk mengikuti prosesi ini.

Kurang lebih satu jam proses jalan salib hidup kisah sengsara Tuhan Yesus berlangsung. Suasana hening penuh hikmat. Para siswa seminari melakonkan mulai dari Yesus ditangkap, dibawa ke Hanas, Kayafas dan Pilatus. Yesus diarak ke luar kota sambil memikul salibnya. Setelah itu, Yesus didera hingga jatuh pertama kali.

Selanjutnya Yesus diusap wajahnya oleh Veronika, ditolong Simon Kirene, terjatuh kedua kali dan diratapi kaum perempuan. Yeus terjatuh ketiga kali sampai menuju bukit Golgota hingga wafat. Yesus disalibkan bersama dua orang lainnya, sampai diturunkan dari salib dan diletakan dipangkuan Bunda Maria untuk selanjutnya dimakamkan.

Prosesi ini juga penuh dengan adegan Yesus diolok-olok, dihina, dicaci maki, diludahi oleh setan dan para algojo Yahudi.

Darmawan Dadijono, Dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta menjadi salah satu perancang  prosesi jalan salib hidup Konga. Kepada Suaraflores.net, usai prosesi menyampaikan bahwa peristiwa jalan salib hidup selain mengajak umat Stasi Mater Dolorossa Konga untuk memaknai nilai yang ada dibalik kisah sengsara dan kebangkitan Yesus. Bahwa setelah sengsara, Yesus bangkit membawa kehidupan baru, namun lebih dari itu menyakini umat bahwa melalui prosesi ini hidupnya lebih baik.

Baca juga: Perayaan Semana Santa, Membangun Kesetiakawanan Sejati

“Pendidikan anak-anaknya pasti sukses. Alamnya yang kaya semakin menghidupi banyak orang,” ujar Darmawan yang kini sedang selesaikan program doktoral di Institut Seni Surakarta Indonesia (ISSI).

Melalui prosesi ini, sambung Darmawan, siswa Seminar San Dominggo Hokeng diajak untuk lebih memaknai kehidupan pastoralnya di tengah masyarakat.

Selain Darmawan, hadir juga Romo Mudji Sutrisno. Romo Ano Koten sebagai penyusun naskah jalan salib hidup juga sampaikan rasa bahagianya. Prosesi ini meski persiapan hanya 10 hari tapi berjalan hikmat.

” Terima kasih atas semua dukungannya. Kami siap pentas tiap tahun di Konga jika diijinkan,”ungkapnya. (Robert).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *