“Saya tahu kebutuhan dasar rakyat NTT adalah air. Oleh karena itu, saya beri 7 bendungan untuk NTT. Di tempat lain hanya 3 atau 4 tapi di NTT saya beri 7 bendungan.”
SUARAFLORES.NET,–Sejarah kembali ditorehkan Presiden Ir.H. Joko Widodo (Jokowi) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Senin, 20 Mei 2019 di hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), Jokowi terbang ke Atambua, Kabupaten Belu untuk meresmikan Bendungan Rotiklot yang telah usai dibangun PT. Nindya Karya. Bendungan Rotiklot adalah bendungan kedua, setelah Bendungan Raknamo diresmikan Jokowi tahun 2018 lalu di Desa Raknamo, Kabupaten Kupang. Kedatangan Jokowi yang didampingi Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono disambut gegap-gempita oleh Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, SH dan Drs. Josep Alexander Nae Soi, MM, para bupati, tokoh agama, tokoh masyarakat dan seluruh warga Belu.
Di hadapan para bupati dan rakyat Belu, Jokowi pun menekan tombol tanda peresmian Bendungan Rotiklot. Ia menabur 100.000 lebih ekor ikan berbagai jenis, dan ia juga menanam serta menyirami pohon di sekitar bendungan itu. Wajah-wajah para pejabat tinggi dan warga terlihat sumringah, gembira ria dihiasi senyum bangga karena hari itu sejarah pembangunan bendungan besar di NTT dibuktikan Jokowi. Jokowi tidak sekedar berkoar-koar, sekedar omong kosong berbusa-busa, tetapi ia konsisten menepati janjinya menyuburkan bumi NTT dengan gelinangan air sebagai sumber kehidupan segala makluk. “Saya tahu kebutuhan dasar rakyat NTT adalah air. Oleh karena itu, saya beri 7 bendungan untuk NTT. Di tempat lain hanya 3 atau 4 tapi di NTT saya beri 7 bendungan,”demikian kata Jokowi saat merayakan Hari Ulang Tahun NTT ke-58 di Rumah Jabatan Gubernur NTT, Drs, Frans Lebu Raya pada tahun 2014 silam. Pernyataan 5 tahun silam itu, benar-benar ia wujudkan dalam karya nyata.
Ada tiga pesan sarat makna yang disampaikan Jokowi pada moment peresmian Bendungan Rotiklot, yaitu Air, Ikan dan Pohon. Tiga hal yang harus atau perlu digarisbawahi oleh Pemerintah (Gubernur, Wakil Gubernur, para Bupati dan Walikota) serta rakyat NTT. Melalui aksi nyata Jokowi membangun bendungan untuk menampung air, ia ingin menegaskan bahwa air adalah sumur kehidupan manusia, ternak, serta tanaman atau tumbuhan. Jika kebutuhan air terpenuhi maka otomatis usaha peternakan, pertanian, perkebunan buah dan sayuran rakyat NTT bisa berjalan dengan baik untuk kemajuan ekonomi daerah. Membangun bendungan, bagi Jokowi bukan sekedar untuk gagahan membuat proyek mercusuar untuk mengagungkan dan mengukir namanya semata, tetapi ia membangun sesuai kebutuhan dasar rakyat. Rupanya, setelah meneropong dari Istana Merdeka Jakarta, ia tahu betul bahwa rakyat NTT di perbatasan negeri, memang harus dibangun mulai dari pemenuhan air.
Pesan kedua, melalui aksi nyata menabur 100 ribu ekor ikan di Bendungan Rotiklot, menyiratkan makna kuat bahwa Jokowi mendorong pemanfaatan air bendungan itu untuk mulai bekerja keras memelihara ikan dan ternak untuk menunjang kebutuhan pangan warga dan meningkatkan ekonomi rakyat. Setelah bendungan dibangun dan diresmikan, pemerintah daerah harus bergerak cepat memanfaatkan air bendungan itu untuk mulai mengembangkan tambak-tambak ikan air tawar, memelihara ternak sapi, kambing, babi, ayam, dan lain-lain untuk memajukan daerahnya. Jokowi mau mengingatkan kepada pemerintah dan rakyat bahwa jangan sampai uang negara sangat besar yang dipakai membangun bendungan itu sia-sia, di mana setelah dibangun malah pemerintah dan warga setempat tidur lelap lipat tangan dan pangku kaki, alias tidak memanfaatkan semaksimal mungkin air bendungan untuk kemajuan ekonomi daerah di bidang peternakan dan pertanian. Artinya, sudah tidak ada alasan lagi bahwa pemerintah pusat tidak memperhatikan NTT. Untuk itu, kerja keras atau etos kerja harus mulai dibakar agar membara semangat membangun NTT.
Pesan ketiga, melalui aksi menanam dan menyiram pohon Jokowi mengigatkan kepada pemerintah dan rakyat NTT supaya rajin menanam berbagai jenis pohon di seluruh wilayah NTT. Tujuan utamanya agar sumber-sumber mata air yang masih ada tetap terjaga dan lestari, dan dengan pohon-pohon dan hutan bisa muncul sumber-sumber mata air baru. Pesan menanam pohon sebenarnya bukan pesan yang baru karena Gubernur El Tari, Gubernur Ben Boy dan Gubernur Frans Lebu Raya di era kekuasaannya selalu menggelorakan semangat ‘Tanam, Tanam dan Rawat Pohon. Meski semangat gerakan NTT Hijau terus digelorakan, namun faktanya hingga saat ini bumi NTT malah kian krisis pohon dan hutan belantara. Pasalnya, budaya ladang berpindah-pindah, tebas bakar, tebang pohon sembarangan dan kebiasaan bakar hutan dan curi kayu di hutan masih terus terjadi. Demi cintanya kepada 5 juta lebih rakyat NTT, Jokowi selalu mengingatkan agar teruslah menanam pohon dan merawat hutan untuk masa depan NTT, Indonesia dan dunia.
Semangat kerja keras Jokowi, Putra Bengawan Solo yang kembali terpilih dalam Pilpres 2019 dengan meraih 85 juta suara rakyat Indonesia ini, patut ditiru atau dipraktekan oleh seluruh bupati dan walikota di NTT. Para bupati dan walikota harus bergerak cepat dengan kerja nyata di kabupatennya masing-masing, menyingsingkan lengan baju dan gulingkan celana panjang serta melepaskan dasi panjang berani keluar dari kemegahan istana rumah jabatan yang sejuk ber AC siang dan malam. Membangun NTT tak cukup omong-omong saja. Membangun NTT tidak cukup hanya dengan pidato penuh retorika menghibur hati rakyat. Membangun NTT tidak cukup hanya dengan puisi-puisi dan lagu-lagu melankolis di musim panas dan musim dingin. Rakyat NTT membutuhkan lapangan pekerjaan, perubahan hidup ekonomi, kemudahan akses sarana dan pra sarana pendidikan dan kesehatan. Gerakan pembangunan itu harus berwujud bukan roh yang melayang-layang, tapi tubuh dan darah di daratan kehiduan keseharian yang nyata. Oleh karena itu, peran pemimpin bukan hanya mendorong tetapi harus berdiri di muka untuk dan menjadi motor penggerak dengan kerja keras meneteskan keringat.
Kehadiran Jokowi yang telah meresmikan Bendungan Rotiklot sebagai maha karya kedua, adalah bukti nyata dari kerja kerasnya membangun bendungan di seluruh Indonesia, termasuk NTT yang ia cintai. Untuk itu, semua yang telah diberikan Jokowi untuk NTT tidak boleh disia-siakan. Harus dikelolah dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat NTT menuju moto besar yang dikumandangkan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat,SH- Drs. Josep Alexander Nae Soi.MM, yaitu “NTT Bangkit NTT Sejahtera atau Kita Bangkit Kita Sejahtera. Terima kasih Pak Presiden Jokowi, Jasamu Tak Bisa Dibalas dengan Emas dan Perak. Majulah NTT, Jayalah Indonesia di momen Kebangkitan Nasional 20 Mei 2019. Wassalam. (Bungkornel/ suaraflores.com)