MEDAN – “Didiklah anak-anak kalian tidak seperti yang dididikkan kepada kalian sendiri, oleh karena mereka itu, diciptakan untuk generasi zaman yang berbeda dengan generasi zaman kalian.”
Nasehat salah satu sahabat Nabi Muhammad, Ali bin Abi Tholib R.A, itu dikutip Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin dalam Dialog Publik Wawasan Kebangsaan Menuju Kedaulatan Maritim dan Daya Saing Bangsa dalam Era Revolusi Industri 4.0 yang dihelat Kantor Staf Presiden bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika di Gelanggang Mahasiswa H.M Arsjad Thalib Lubis Universitas Islam Negeri (UINSU) Sumatera Utara, Kamis, (21/3/2019).
Ali Ngabalin hadir sebagai narasumber dialog publik bersama Sekjen Kementerian Kominfo Rosarita Niken Widiastuti, Rektor UINSU Prof Dr KH Saidurrahman MAg dan Direktur Informasi dan Komunikasi dan Maritim Kemkominfo Septriana Tangkary.
Pada kesempatan ini, Ali Mochtar Ngabalin menyapa mahasiswa UIN dengan bangga sebagai sesama alumnus UIN. “Saya lulusan IAIN Alauddin Makassar. Berbangga sekali sekarang jadi tenaga ahli Kantor Staf Presiden, menjadi salah satu juru bicara pemerintah, pasti adik-adik di sini juga bisa,” kata doktor lulusan Program Studi Ilmu Manajemen Universitas Negeri Jakarta ini memotivisi mahasiswa UINSU.
Ngabalin menjelaskan, sebuah negara yang besar memperhatikan generasi barunya, the young generation-nya, dengan baik. “Mahasiswa di era 4.0 adalah mereka yang mempersiapkan diri untuk zaman akan datang. Apa yang kita lakukan saat ini tak akan lepas dengan kehidupan kita di masa datang,” papar anggota DPR RI 2004-2009 ini.
Ali Mochtar Ngabalin menyampaikan lima pesan penting negara pada kampus. Pertama, konsep negara Indonesia tak boleh terpisahkan dengan kepercayaan kepada Tuhan. Kedua, menekankan intellectual knowledge. Ketiga, perbaiki akhlak. Keempat perbaiki kultur. Kelima, tinggalkan legacy, warisan sebagai anak muda “Tak ada orang hebat di masa datang kalau akhlaknya tak benar, suka memfitnah dan sebar hoaks,” kata politisi kelahiran Fakfak, Papua Barat ini.
Ali Mochtar Ngabalin menegaskan, saat ini pemerintahan Presiden Jokowi telah membuka ruang seluas-luasnya bagi anak muda Indonesia. Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara pun banyak dicurahkan untuk pengembangan sumber daya manusia generasi muda, seperti menciptakan entrepreneur baru berbasis digital (start-up). “Jadi, tergantung dirimu, mau berperan atau jadi penonton. Ayo jemput masa depanmu!” tantang Ali Ngabalin.
Pengembangan Ekonomi Digital
Dua pembicara lain dari Kementerian Kominfo menitikberatkan pada tantangan bangsa dalam menghadapi industri 4.0. “Antara lain adanya risiko keamanan teknologi informasi terhadap sistem industri, membutuhkan investasi besar, para pekerja perlu keterampilan yang berbeda, serta kurangnya privacy di zaman modern,” kata Niken Widiastuti.
Niken juga menjelaskan besarnya potensi ekonomi digital kita. “Indonesia diprediksi memiliki nilai ekonomi digital AS$ 130 M di 2020. Potensi ini harus dimanfaatkan dengan menumbuhkembangkan ekonomi digital di Indonesia melalui berbagai macam inisiatif strategis,” ungkapnya.
Perhatian pemerintah pada dunia digital ditunjukkan dengan target 8 juta UMKM Go Digital, sampai penjual di pasar-pasar rakyat dibukakan toko online. “Selain itu, kita menargetkan 1 juta petani 8 dan Nelayan Go Online,” terangnya. Program petani dan nelayan go online bertujuan memberikan solusi atas permasalahan di sektor pertanian dan perikanan untuk menunjang pengusahaan petani, nelayan serta kinerja sektor pertanian dan perikanan
Sementara itu, Septriana Tangkary memberi pesan pentingnya menjaga pluralisme bangsa. Menurutnya, Indonesia merupakan bangsa besar, bukan hanya karena jumlah penduduknya lebih dari 262 juta jiwa, memiliki 17 ribu pulau dan karena sumber daya alam melimpah. “Indonesia negara besar karena kita mampu memanfaatkan kebhinekaan dengan ciri khas budaya dengan kearifan lokal menjadi bangsa yang tangguh dan terus berprestasi,” katanya.
Rektor UINSU Prof Dr KH Saidurrahman MAg menyambut baik digelarnya dialog publik di kampusnya. “UIN Sumut berisi orang-orang cerdas, dengan para mahasiswa yang berproses menjadi orang-orang cerdas. UINSU Juara! Maju, Unggul, Jaya Raya dan Sejahtera!” kata Saidurrahman.
Rahmat Irianto, mahasiswa semester 6 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSU berpendapat acara ini sangat bermanfaat. “Karena memberikan bekal bagaimana menghadapi era Industri 4.0 bagi milenial tanpa melupakan nilai-nilai kebangsaan kita,” katanya.
Pendapat senada disampaikan Dita Desliani, mahasiswi Program Studi Ilmu Komputer Fakultas Sains dan Teknologi UINSU. “Acara ini bagus karena sesuai bidang saya. Saya ingin mengembangkan bisnis start-up, sesuai dengan tekad pemerintah memajukan industri digital untuk melahirkan banyak start-up dan unicorn-unicorn baru,” jelasnya. (Sp/Ar)