
JAYAPURA,-Presiden Joko Widodo (Jokowi) menemui para pengungsi bencana banjir Sentani dalam kunjungan kerjanya ke Jayapura, Provinsi Papua. Ia menyapa warga pengungsi dan mendengarkan langsung keluhan maupun keinginan para warga korban banjir beberapa waktu lalu di Sentani.
Bertempat di posko pengungsian GOR Touware, Kampung Kwadeware, Distrik Waibu, Jayapura, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo berlesehan dengan para pengungsi di lokasi tersebut. Turut hadir mendampingi Jokowi, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BNPB Doni Monardo, dan Gubernur Papua, Lukas Enembe.
Tak kurang dari setengah jam, Jokowi dan Iriana tampak serius mendengarkan keluh kesah dan keinginan yang disampaikan warga kepadanya. Ia kemudian menyampaikan bahwa para warga akan direlokasi menuju lokasi yang jauh lebih aman dari potensi bencana.
“Ini harus direlokasi karena tempat yang lama memang tempat yang rawan bencana. Oleh sebab itu harus dipindahkan. Relokasinya akan segera ditetapkan oleh gubernur dan bupati,” ujarnya, Senin, (1/3/2019), seperti disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin dalam rilisnya kepada media.
Pembangunan rumah-rumah baru bagi warga terdampak bencana banjir bandang tersebut akan segera dilakukan oleh pemerintah pusat setelah pemerintah Provinsi Papua menetapkan lokasi dan lahan relokasi. Maka itu, ia menginginkan agar penetapan lokasi relokasi tersebut dilakukan sesegera mungkin. “Saya ingin agar secepatnya ada penetapan lokasi sehingga masyarakat bisa mendapatkan kepastian di mana dan segera rumah-rumah itu akan dibangun,” tuturnya.
Setelah menemui para pengungsi di posko tersebut, Jokowi beranjak menuju lokasi lainnya di Kampung Kemiri, Distrik Sentani Kota, Jayapura. Tampak di lokasi tersebut rumah-rumah yang porak poranda.
Jokowi mengatakan, dengan melakukan peninjauan ke sejumlah lokasi itu, pemerintah akan memiliki perencanaan yang matang untuk mencegah bencana serupa kembali terulang. Selain melakukan relokasi untuk warga di daerah yang rawan bencana, pemerintah juga akan membangun tanggul di daerah yang masih dapat ditinggali oleh para penduduk.
“Sekarang makin gamblang di mana yang harus direlokasi, di mana mungkin yang nanti harus dibuatkan tanggul sehingga di kanan-kiri ini tidak perlu direlokasi. Tadi sudah dibicarakan Menteri PU, Pak Bupati, dan Gubernur. Saya kira beberapa tempat yang memang tidak bisa didirikan rumah lagi di situ ya relokasi,” katanya.

Anak-anak Minta Sekolah Dibetulkan
Sementara itu, dalam kunjungannya ke lokasi banjir di Kampung Kemiri, Jayapura, sejumlah anak desa dihampiri Jokowi. Anak-anak usia sekolah tersebut rupanya meminta Presiden Jokowi untuk melihat sekolah mereka yang turut rusak akibat banjir bandang. Mereka tampak semringah saat Jokowi dan Ibu Iriana mendatangi mereka. Kepada Jokowi, mereka menyampaikan keinginannya agar kembali bersekolah.
Di lokasi tersebut, Jokowi sempat melihat-lihat kondisi SD Negeri Inpres Kemiri yang tampak berantakan. Banyak buku dan bangku-bangku sekolah yang rusak dan tak dapat dipakai lagi setelah kejadian banjir bandang tersebut. Ia kemudian meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuldjono untuk segera merapihkan bangunan tersebut. “Besok langsung dikerjakan ya, anak-anak ya? Biar kalau kembali lagi ke sini bisa belajar,” kata Jokowi kepada anak-anak yang berada di sebelahnya.
Tak lama setelah peninjauan itu, Joko Widodo mengunggah momen tersebut di akun Instagram pribadinya. Dari unggahannya itu, diketahui bahwa Arnold, Lea, Rey, Elsa, Petrus, dan lainnya sudah dua minggu terakhir tidak dapat bersekolah.
Ia kemudian menjanjikan, setelah mereka dapat kembali bersekolah dan memasuki masa libur sekolah, dirinya ingin mengajak mereka untuk berlibur ke Jakarta. “Saya mengundang mereka untuk datang ke Jakarta pada saat liburan sekolah nanti. Saya ingin mengajak Arnold, Lea, Rey, Elsa, Petrus, dan teman-temannya berlibur di Dunia Fantasi Ancol,” tulisnya sambil menautkan sebuah foto saat dirinya bergandeng tangan dengan mereka.

Pemulihan Kawasan secara Jangka Panjang
Sebelumnya, setibanya di Bandara Sentani, Jayapura, Senin siang, Jokowi dan Ibu Iriana langsung menyaksikan penandatanganan nota kesepakatan antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan sejumlah pihak terkait mengenai pemulihan kawasan cagar alam Pegunungan Cycloop, Danau Sentani, dan daerah aliran Sungai Sentani Tami.
Dalam kesempatan terpisah, Jokowi mengatakan bahwa kesepakatan tersebut merupakan penanganan pascabencana untuk jangka panjang atas program rehabilitasi Pegunungan Cycloop dan sejumlah wilayah lainnya. Diharapkan penanganan jangka panjang tersebut bisa mencegah agar bencana yang sama tidak kembali terulang di masa mendatang.
“Dalam jangka panjang yang namanya Pegunungan Cycloop itu juga harus segera direhabilitasi, harus dihijaukan kembali, harus ditanam kembali sehingga bencana-bencana yang kemarin datang tidak terjadi lagi,” kata Presiden di GOR Touware, Kampung Kwadeware, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura.
Jokowi yang dalam kesempatan tersebut juga menerima laporan mengenai dampak banjir bandang di Sentani beberapa waktu lalu berharap bahwa dengan dilibatkannya pihak-pihak terkait dalam kesepakatan ini, tugas pemulihan dan rehabilitasi tersebut menjadi lebih mudah dan cepat. “Semua dilibatkan agar pengerjaan lapangan cepat dan agar segera dikerjakan. Semua tadi, BNPB, gubernur, bupati, gereja, semuanya dilibatkan,” tuturnya.
Terlibat dalam kesepakatan ini ialah BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Selain itu, dilibatkan pula pihak terkait lainnya yaitu Pemprov Papua, Pemkab Jayapura, Pemkot Jayapura, Pemkab Keerom, Universitas Cenderawasih, PT. Freeport Indonesia, Dewan Adat Suku Sentani, Lembaga Musyawarah Adat Port Numbay, Dewan Persekutuan Gereja-Gereja Papua, BP Am Sinode GKI di Tanah Papua, dan BP Am Sinode GIDI di Tanah Papua.
Nota kesepakatan ditandatangani sebagai pedoman bersama dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pemulihan sejumlah kawasan tersebut secara terencana, terpadu, dan menyeluruh yang menjadi tanggung jawab seluruh pihak. (Sp/ar))