KUPANG, SUARAFLORES.NET – Langkah penutupan sejumlah tempat lokalisasi di Kota Kupang mendapat aksi protes dari berbagai elemen. Salah satunya dari Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) NTT. Bagi OPSI, setiap penghuni lokalisasi Karang Dempel (KD) memiliki hak untuk menetukan nasib mereka. Pemerintah diminta bijak dalam mengambil langkah-langkah, sehingga tidak berdampak pada ekonomi pekerja seks dan kesehatan banyak orang.
OPSI NTT lebih mengkritis soal pemulangan warga penghuni. Menurut mereka, para penghuni lokalisasi harus mendapat tempat yang lebih baik, jika mau dipulangkan. Mereka berhak menentukan nasib mereka di kemudian hari.
Demikian hal itu diungkapkan oleh Ketua OPSI NTT, Adelia kepada wartawan di Kota Kupang, Jumat (14/12/2018) lalu. Menurut Adel, jika pemerintah hendak menertibkan ijin, tidak boleh menggangu kehidupan para penghuni KD atau diberikan solusi yang tepat yang membuat mereka nyaman.
“Kalau mau tertibkan ijin ya ijin saja. Jangan ambil tindakkan sampai pada pemulangan. Mereka mau ke mana. Bagi saya, ini tindakan pelanggaran HAM, karena semua orang di muka bumi ini berhak menentukan nasibnya dan tempat tinggalnya,” ujar Adel.
Baca juga: HIV/AIS, Ibu Rumah Tangga Kalahkan Pekerja Sex Komersial
Baca juga: Perbesar Kemaluan Pakai Minyak Lintah, Banyak Mahasiswa dan Pelajar Kota Kupang Dibedah
Kepada wartawan, ia mempertanyakan alasan langkah semua penghuni KD. Bahwa, berdasarkan informasi pemerintah akan memulangkan 120 warga penghuni ke kampung asalnya masing-masing.
Dia menyarankan agar pemerintah tidak tergesah-gesah mengambil kebijakan. Semua tahapan harus dilalui bersama-sama agar semua pihak, terkhusus para penghuni memahami alasan dan solusi yang harus mereka lakukan.
“Menurut saya, pemerintah tidak boleh gegabah. Perlu duduk bersama dan membangun koordinasi yang baik. Bagi kami, ini masalah besar yang tidak boleh dianggap sepele. Ibu-ibu di KD sana mau ke mana. Kampung mereka di mana? Mungkinkan pemerintah akan mengantarnya sampai di depan pintu rumah mereka di kampung halaman. Ini menurut saya kita harus duduk bersama dulu,” harapnya.(kor/sfn).