Kenang Bung Karno, Perempuan Ini Minta Dibangun Patung di Pulau Sumba

by -56 Views
Rambu Piras, mantan penari dan penyanyi saat Bung Karno berkunjung ke Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

SUARAFLORES.NET,–Kecintaan dan kegilaan rakyat NTT terhadap tokoh pendiri bangsa Ir. Soekarno (Bung Karno) tidak pernah surut alias padam. Setiap detik ketika bicara tentang Pancasila, rakyat selalu teringat Sang Revolusioner Besar Nasional dan Internasional ini. Seringnya Bung Karno berkunjung ke NTT, Timor dan Sumba, apalagi Ende Pulau Flores tempat ia di buang Belanda, membuat rakyat kental lengkat bersatu dengan Bung Karno. Salah satunya adalah Rambu Piras, perempuan didikan para agen Zending Belanda tempo doeloe di Sumba Barat yang kemudian menetap di Kota Waingapu, Sumba Timur.

Saking cintanya kepada Sang Revolusioner Sejati Bung Karno, Rambu Piras berharap dan meminta agar bisa dibangun sebuah patung besar Bung Karno di Pulau Sumba. Dengan adanya patung Bung Karno, kata dia, generasi muda di seluruh Pulau Sumba tidak mudah melupakan sejarah perjuangan bangsa, secara khusus kepada Bung Karno yang telah berjuang memerdekakan Bangsa Indonesia dan melahirkan Pancasila. Hal itu disampaikan dalam dialog dengan media ini tahun lalu di Kota Waingapu.

“Bagi saya, Bung Karno itu tiada duanya. Dia tokoh yang gagah berani yang disegani dunia. Dia juga adalah seorang sosok pemimpin yang sangat dekat dengan rakyat kecil, tidak ada jurang pemisah antara dia rakyatnya. Saya teringat saat dia datang ke Waingapu dulu. Meski berjalan kaki dari kampung-kampung di penjuru Sumba berhari-hari untuk menyambut Bung Karno, warga tidak mengeluh karena sangat mencintai Bung Karno. Jadi kalau bisa dibangun sebuah patung di Waingapu untuk mengenang Bung Karno, agar generasi muda kita tidak melupakannya,” pintanya.

Seperti ditulis media ini sebelumnya, Rambu Piras adalah seorang gadis penari dan penyanyi yang terlibat dalam penerimaan Bung Karno saat berjunjung ke Sumba. Waktu itu, ia tampil sebagai anggota koor yang berdiri satu panggung dengan Bung Karno dan tamu -tamu, para menteri dan duta besar. Ia merasa sangat bangga karena bisa melihat langsung dan mendengarkan pidato Bung Karno. Hingga saat ini, ia masih mengingat beberapa pidato Bung Karno yang berapi-api menyala-nyala dan membuat rakyat semangat tinggi.

“Di benua lain hanya ada padang pasir, hanya ada padang gurun kering kerontang, tapi di sini kita punya air, kita punya hutan, kita punya tanah, kita punya laut. Bumi kita bumi merdeka yang kaya raya. mari kita Bangkit berjuang bangun kita punya Indonesia, di atas Fondasi Pancasila,” ungkapnya mengingat sepenggal pidato Bung Karno(bkr/sfn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *