
KALABAHI, SUARAFLORES.NET,– Kepergian Mantan Ibu Negara, Kristiani Herawati Yudhoyono Istri Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudoyono) meninggalkan begitu banyak kenangan di hati rakyat Indonesia, secara khusus rakyat Pulau Nusa Kenari, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pasalnya, sosok Ibu Ani yang ramah dan murah senyum itu pernah menginjakan kaki bersama suaminya (SBY) di pulau yang dijuluki Mutiara Dari Timur itu.
Linus Kia, Wartawan dan Pemimpin Redaksi Tabloid Alor Pos (koran pertama yang terbit di Kabupaten Alor, mempunyai memory yang masih tersimpan rapi. Ketika mendengar kabar duka bahwa Ibu Ani telah meninggal dunia di Singapura pada 1 Juni 2019, Linus pun kembali membongkar memori lamanya dan kemudian disebarkan ke jagad facebokk, dan mendapatkan simpati dari nitizen.
Dikisahkan Linus, pria berwajah mirip Ellyas Pical, (sang petinju legendaris) ini, warga Kabupaten Alor mempunyai kenangan tersendiri dengan Ibu Ani Yudhoyono. Pada Sabtu, 11 Desember 2004, Ibu Ani datang ke Alor mendampingi Presiden ke 6 RI, SBY dan rombongan. Mereka tiba di Pelabuhan Laut Kalabahi menggunakan Kapal Perang milik TNI Angkatan Laut.
Kunjungan itu, tulis Linus Kia, untuk meninjau langsung dan membantu warga Nusa Kenari yang terkena dampak bencana gempa bumi pada Jumad (12/11/2004). Saat itu, ribuan warga Alor menyemut menyambut SBY dan Ibu Ani. Maklum dalam sejarah orang Alor, baru kali itu dikunjungi seorang presiden dan ibu negara.
Presiden SBY, Ibu Ani dan rombongan bermalam di Kalabahi. Terlihat pemerintah dan warga sangat sibuk melayani para pembesar dan petinggi negara ini. Bisa dibayangkan seperti apa sibuknya Pemkab Alor dibawah kepemimpinan Bupati Ans Takalapeta menyiapkan segala keperluan kelas Istana di Rujab Bupati Alor. Tetapi segala sesuatunya dapat teratasi karena kesigapan Protokol Alor yang intensif berkoordinasi dengan protokoler propinsi dan istana.
Namun, tulis Liky (sapaan akrab Linus Kia) ada satu soal yang membuat para petinggi pusing tujuh keliling di malam Minggu itu, yakni sepatu olah raga untuk Presiden SBY. Pasalnya SBY hendak olah raga jalan kaki keliling kota Kalabahi sekaligus melihat derap kehidupan warga setempat pada Minggu (12/12/2004) pagi.
“Masalah muncul terkait ukuran sepatu Pak SBY bernomor 44 kalau tak salah. Ajudan presiden dan protokoler hingga pejabat Pemkab Alor pun harus kerja ekstra menggedor toko toko dan pedagang sepatu di Kalabahi untuk mencari sepatu olah raga Nomor 44. Tidak ada sepatu ukuran 44 yang ditemukan. Tidak ada pejabat di Alor yang punya ukuran sepatu serupa dan masih baru. Tak ada waktu untuk pesan dari Kupang.,” tulis Liky.
Kisah Liky, masalah itu baru teratasi ketika seorang pengusaha di Kalabahi mempunyai stok sepatu pribadi untuk olah raga berukuran 44 yang belum pernah dikenakannya. Maka warga pun bisa melihat SBY yang baru dilantik dua bulan sebelumnya berolahraga jalan pagi di Kalabahi.
Menurut kesaksiannya, Ibu Ani sangat familiar dengan warga Alor. Didampingi Ibu Dina Takalapeta Meller (Istri Bupati Ans Takalapeta), Ibu Ani memotivasi warga, terutama ibu-ibu dan anak-anak yang baru saja diorak-porandakan gempa bumi agar tetap semangat dan bangkit menata hidup.
Gempa bumi Alor 2004 itu memang petaka sekaligus berkah. Petaka karena menelan 33 korban jiwa dan material. Berkah karena sejak itu berbagai perhatian dan bantuan mengalir ke Alor. Tak bisa dipungkiri, era kebangkitan Alor salah satunya dari memanfaatkan dan mengelola momentum tersebut.
Sebagai seorang wartawan, Liky mendokumentasikan secara baik setiap jejak kunjungan SBY dan Ibu Ani di Alor, secara khusus dalam Tabloid Alor Pos Edisi 50 tahun 2004. Kunjungan itu, menurut dia, adalah kunjungan pertam dan terakhir kalinya semasa SBY menjabat sebagai kepala negara.
Liky pun menuliskan ucapan belasungkawa kepada Ibu Ani Yudhoyono yang meninggal bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila 1 Juni. ” Hari ini, bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila (1/6), langkah pengabdian Ibu Ani tiba di garis batas. Selamat jalan ibu negara ke 6. NKRI mengenangmu dan doa kami dari Alor mengiringimu,” tulisnya. (*/bkr)