Kristo Blasin Jadi Target “Operasi Gelap,” Mengapa?

by -58 Views

KUPANG, SUARAFLORES.Net,-Partai pemenang pemilu di NTT, seperti PDIP, Golkar, Gerindra, Nasdem dan Demokrat sudah memasang raja raja mereka untuk diusung dalam pilkada 2018 nanti. PDIP NTT diprediksi kuat akan memasang Kristoforus Blasin, Golkar memasang raja mudanya Melky Lakalena di posisi wakil, Gerindra sudah final memasang Esthon Foenay-Kristian Rotok, Partai Demokrat menjagokan Benny K. Harman, dan Partai NasDem mengusung Jecky Ully di posisi cagub. Selain memasang para rajanya, masing-masing partai kini tengah menjaring koalisi dengan partai-partai lain untuk mulus meraih tiket ke partai final  2018 nanti. Aksi jegal-menjegal dan aroma politik Sara dan uang pun mulai berhembus hingga skenario survey guna merontokan lawan. Satu target bumi hangus adalah Kristo Blasin, bakal calon yang berpeluang menang besar dalam pilkada nanti.  Mengapa Kristo ditakuti?  

Data dan informasi akurat yang dihimpun Suara Flores, sejak Januari 2017, terkuaklah pertemuan-pertemuan rutin para oknum elit-elit partai berkantong tebal dengan skenario khusus untuk mengagalkan pancalonan Kristo Blasin dari pintu PDIP dan koalisinya. Dalam pertemuan para oknum di Jakarta dan Kupang yang disadap tim pemenang Kristo Blasin, mereka mau memasang semua calon gubernur hanya dari kalangan tertentu  saja dan melenyapkan nama Kristo Blasin sebagai bakal calon gubernur. Bukan itu saja, mereka juga sedang bermain agar Kristo Blasin yang didukung Frans Lebu Raya,Ketua DPD PDIP NTT, tidak mendapatkan pintu partai koalisi agar gagal meraih tiket di pilkada nanti.

“Kami sudah cermati sejak lama pola permainan gelap para oknum itu. Mereka berusaha dengan berbagai cara agar Pak Kristo gagal dicalonkan PDIP dan koalisinya menjadi cagub NTT nanti. Dari informasi yang kami peroleh mereka sangat intens bermain dengan berbagai cara agar calon gubernur NTT nanti cukup dari kalangan tertentu saja, tapi kami tidak tinggal diam. Kami punya cara dan gaya politik untuk terus bekerja menangkis serangan dan strategi mereka. Kami sangat yakin, Frans Lebu Raya sebagai Ketua DPD PDIP dan Ibu Megawati sebagai Ketua DPP PDIP pasti memutuskan Kristo Blasin sebagai calon gubernur, “kata Ketua Barisan Relawan Kristo Blasin (BARA KRISTO NTT), Andreas Goru.

Permainan politik gelap para oknum tersebut semakin terang benderang dan semakin berani. Selain berusaha mempengaruhi pimpinan parpol di Jakarta, mereka juga terus berkomunikasi intensif melobi Kristo cukup menjadi wakil saja. Jika Kristo bersedia jadi wakil maka  mereka siap mendanai seluruh operasional kampanye. “ Pak tolong sampaikan ke Pak Kristo agar bersedia jadi wakil saja. Kalau Pak Kristo mau jadi wakil kami siap mendanai seluruhnya, termasuk operasional tim pemenang. Kami sudah siapkan banyak uang,” pinta salah satu tim sukses ketika melobi ke tim Kristo Blasin, beberapa pekan lalu, seperti disadap media ini.

Politik konpirasi buruk ini bukan hanya dimainkan oknum-oknum lawan politik Kristo, tetapi juga para oknum internal partai yang masif mencoba membunuh karakter berpolitik Kristo dengan vonis melemahkan perjuangan, yaitu Kristo tidak ada uang. Isu ini kemudian dihembus begitu rupa agar Kristo mati langkah dan tidak bergerak lagi. Jurus tekanan ke Kristo pun dilakukan dengan lagi-lagi meminta Kristo hanya cukup jadi calon wakil saja, tidak usah jadi calon gubernur. “Kristo kau jadi wakil saja dengan orang saya ini. Kalau kau bersedia saya akan danai semua,” kata oknum politisi berkantong tebal itu dalam sebuah pertemuan partai di kota dingin Soe-Timor Tengah Selatan. Bahkan lebih mencolok lagi, ada oknum calon gubernur yang langsung terang-terangan meminta Kristo jadi wakil, kalau Kristo tidak bersedia maka dia pun tidak maju. “Pak Kristo, di DPP PDIP menguat kita dua punya nama. Saya calon gubernur dan Pak Kristo jadi wakil saya,” katanya dalam sebuah pembicaraan via telepon yang disadap media ini. “Begitu ko, sebagai kader PDIP, saya ikuti irama partai saja. Terserah seperti apa keputusan partai,” jawab Kristo kepada oknum bakal calon gubernur itu, beberapa waktu lalu.

Dalam sebuah pertemuan tertutup, salah satu bakal calon gubernur kepada timnya terang benderang mengaku sangat kuatir dan takut kalau Kristo Blasin lolos menjadi calon gubernur. Menurutnya, dia lebih berpeluang menang kalau melawan Benny K. Harman dari pada Kristo Blasin. “Kalau PDIP usung Kristo Blasin kita pasti kalah. Kalau usung Medah-Lusia kita pasti menang. Masih lebih mudah melawan Benny K. Harman dari pada melawan Kristo Blasin,” kata salah satu tim sukses calon tersebut kepada media ini, beberapa waktu lalu di Kupang.

Aksi jegal Kristo Blasin agar tidak menjadi calon gubernur masif dilakukan. Belum lama ini ada sebuah lembaga survey tiba-tiba merilis hasil surveinya terhadap puluhan nama calon gubernur yang dimuat di berbagai media massa di NTT. Hasil survey itu menempatkan nama calon gubernur Partai Gerindra, Ir. Esthon Foenay di nomor urut satu (pemenang survey) yang diikuti Benny K. Harman (cagub Partai Demokrat) di nomor urut dua dan seterunya. Anehnya, dari puluhan nama bakal calon gubernur tersebut, nama Kristo Blasin tidak ada dalam deretan nama hasil survey tersebut. Hal ini memicu amarah para pendukung Kristo Blasin di NTT. Dalam berbagai diskusi dimedia massa, para nitizen mengeritik keras independensi dan kualitas lembaga-lembaga survey yang diduga kuat hanya dibayar khusus oleh oknum calon tertentu dan mengabaikan profesionalitas. Pasalnya, survey itu terdapat kelebihan 25 prosen. Padahal semua survey harus genap 100 persen dengan humman error sekian persen. Tidak ada survey yang total hitungannya 125 persen.

“Menurut saya, setelah melihat hasil survey di koran-koran. Saya merasa sangat malu karena sangat jelas lembaga survey menunjukan ketidakprofesionalannya. Amat tidak logis sebuah lembaga survey menghitung total prosentase lebih dari 100 prosen. Ini sangat jelas menunjukan bahwa lembaga survey itu bekerja belum profesional alias hanya mengedepankan orderan tanpa melihat lagi aturan main survey yang benar. Lembaga survey harus menjaga kredibilitas lembaga itu, dan harus memberikan pendidikan yang baik tidak sekedar mengejar untung,” kata tokoh wartawan senior NTT, Tony Kleden, yang juga dosen ilmu jurnalistik ini kepada Suara Flores.

Selain upaya menjegal Kristo melalui opini politik survey, trik gelap lainnya adalah berupaya menggusur Kristo dari PDIP dengan memasangkan Paket Ibrahim Medah-Lusia Lebu Raya dan menjualnya ke dunia maya, agar mendapat dukungan rakyat NTT. Sangat naif dan ironis, Medah yang baru saja lompat keluar dari pagar Partai Golkar ke Partai Hanura tiba-tiba saja dipasang oleh oknum  tidak dikenal untuk maju menjadi cagub Hanura dan menggandeng Lusia Adinda Lebu Raya, istri Gubernur NTT Frans Lebu Raya.  Lelucon politik lainnya, Wagub Benny Litelnoni yang disbeut-sebut bakal berpasangan dengan Kristo Blasin oleh ring dalam Lebu Raya, tiba-tiba oleh oknum lainnya dipasang menjadi balon wagubnya Benny K. Harman dan maju dari pintu Partai Demokrat. Namun demikian, hingga kini, baik pasangan Medah-Lusia (koalisi Hanura-PDIP) dan Benny K. Harman-Benny Litelnoni belum mengumumkan siap berpasangan karena Partai Demokrat hanya memiliki 8 kursi, masih butuh 5 kursi lagi. Semua penuh teka-teki, anak catur terus digerakan oleh sutradara di atas papan catur hitam atau putih untuk mengepung sang raja.      

Mengapa Kristo makin ditakuti?    

Berbagai upaya sistematis menghadang Kristo Blasin tentunya bermuara pada sebuah ketakutan besar Kristo Blasin akan lolos menjadi gubernur NTT mengalahkan para pesaingnya. Pasalnya, Kristo Blasin    yang pernah menjabat 15 tahun di DPRD NTT mempunyai kualitas ketokohan mumpuni,  yang mampu merangkul seluruh tokoh-tokoh politik Flores-NTT dan menjaga hubungan basis tradisional yang kuat. Ia juga dinilai sebagai tokoh politisi PDIP NTT asal Flores yang handal  membangun komunikasi politik yang sejuk dengan seluruh pimpinan partai dan tokoh-tokoh politik NTT.

Nama Kristo, lanjut dia, sejak masuk dalam arena perpolitikan NTT belum pernah disebut-sebut terlibat dalam skandal korupsi. Ia adalah politis bersih dan bertangan dingin. Dengan bertengger di partai besar, yang mempunyai basis mengurat akar di NTT, jika lolos menjadi calon gubernur PDIP, Kristo dipastikan lebih berpeluang menang dari pada calon gubernur lainnya.  Apalagi jumlah pemilih Flores Katolik sekitar 1,7 juta  yang lebih besar dibanding Timor dan Sumba. Berdasarkan data, pemilih mayoritas di NTT beragama Katolik. Sementara itu, distribusi penduduk NTT menurut agama pada tahun 2017; agama Katolik Roma : 55,85%, agama Kristen Protestan: 34.06%, Islam : 8.66%, Hindu : 0.21%, Buddha : 0,02%, Lain-Lain : 1.20%. “ Ini bukan primordial, tapi fakta dan data. Hal ini masih sangat berpengaruh,” katanya.

 

Ketua Tim Pemenangan Independen Kristo Blasin, Welly Paga, menerangkan bahwa saat ini, dari semua bakal calon gubernur yang mau maju, hanya Kristo yang belum pernah bertanding. Kristo baru sebatas menjadi Ketua Tim Pemenangan Pilgub NTT sebanyak tiga kali yang berakhir dengan sukses mengantar Frans Lebu Raya dari lolos ke kursi wakil gubernur dan gubernur NTT dua periode.  Sementara itu, semua bakal calon lainnya, seperti Esthon Foenay, Ibrahim Medah, Benny K. Harman dan Melky Lakalena sudah pernah bertarung dan kalah.  Dia merasa optimis, meski terus dijegal dengan berbagai cara, Kristo akan lolos dari pintu PDIP dan koalisinya. “Jika PDIP mau menang lagi, jawabannya hanya Kristo, tapi kalau pasang calon lain jadi cagub dan Kristo hanya jadi cawagub, maka sudah dipastikan PDIP NTT  bakal kalah,” tegas Welly Paga melalui sambungan teleponnya, pekan lalu. ‘

Pendapat senada disampaikan pula oleh salah satu kader PDIP NTT, Chen Abubakar. Menurut Chen yang kini menggeluti dunia bisnis di Pulau Dewata, Kristo Blasin lah yang layak menjadi calon gubernur PDIP. Dikatakannya, jika bukan Kristo Blasin yang diusung PDIP, maka dipastikan PDIP kalah. “PDIP hanya Kristo, kalau bukan dia pasti kalah. Kita sudah tahu peta NTT tidak perlu berspekulasi lagi,” kata Chen ketika bertemu dengan media ini di Bandar Udara El Tari Kupang, pekan lalu saat akan terbang ke Bali.

Mega Prioritas Kader, Frans Tidak Ada Pilihan Lain

Di tengah-tengah kegalauan para bakal calon PDIP, seperti Kristo Blasin, Daniel Tagu Dedo dan Raymundus Fernandes, Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri berkunjung ke Kupang. Kedatangan Megawati dengan dua agenda khusus menggelar rapat internal terkait pelaksanaan pilkada di 10 kabupaten dan pilkada gubernur NTT serta agenda pengukuhan pengurus Banteng Muda Indonesia (BMI) NTT. Dalam rapat internal yang digelar di Hotel Sotis milik Herman Heri alias HH, Megawati meminta jajaran PDIP memenangkan pelaksanaan pilkada 10 kabupaten di NTT.

Sementara itu, dari sadapan media ini, mengenai pilgub NTT, Megawati belum membuka kartunya. Perempuan pertama yang menjadi Presiden Republik Indonesia itu hanya menegaskan bahwa PDIP lebih memprioritaskan kadernya. Jika tidak ada kader baru mencari atau mengakomodir calon di luar partai. Dia juga menekankan modal dana juga menjadi bagian penting karena DPP PDIP tidak memiliki dana untuk membiayai calon yang lolos dari pintu PDIP. “Siapa yang saya panggil ke Teuku Umar, itu yang saya utus jadi calon gubernur NTT,” kata Megawati sebagaimana disampaikan salah satu sumber yang mengikuti rapat tertutup tersebut kepada wartawan, pekan lalu di Kupang.

Ketua DPD PDIP NTT, Frans Lebu Raya, hingga kini juga belum membuka kartu politiknya. Publik NTT kini menunggu permainan panjang sang politisi beken itu. Meski Frans belum membuka kartu politiknya, terbersit kepermukaan, gerakan politik Frans Lebu Raya sudah tertuju kepada Kristo Blasin. Di beberapa tempat pertemuan, Frans mulai mengelus nama Kristo Blasin untuk menjadi gubernur NTT menggantikan dirinya. Dalam pertemuan tertutup di Denpasar-Bali, di sela-sela hari ulang tahun putrinya, Frans menyebut nama Kristo Blasin. “Kita tidak punya pilihan lain selain Kristo,”ucap salah satu birokrat yang mengikuti pertemuan keluarga beberapa pekan lalu.

Sebelumnya, Frans meminta Kristo menggencarkan sosialisasi dan segera mendaftar ke Partai Hanura.Sinyalemen lainnya, saat ini sebagian besar tim pemenangnya dalam pilgub 2014 lalu telah merapat dan bekerja untuk Kristo Blasin. Hingga saat ini, Kristo sudah mendaftarkan diri di tiga pintu partai, selain PDIP dan PKPI juga Partai Hanura. (tim-tsf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *