LEWOLEBA, SUARAFLORES.NET — Saat ini penerbangan menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dari tahun ke tahun kebutuhan untuk mobilitas baik angkutan orang dan barang di Indonesia semakin meningkat.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan trasportasi penerbangan maka pergerakan pesawat udara baik dari jenis dan frekuensi penerbangan akan semakin tinggi. Dengan demikian setiap unsur penerbangan harus siap menghadapi berbagai tantangan dan hambatan ke depan, menuntut peningkatan kompetensi personel dalam penguasaannya.
“Bandar udara tidak luput dari tantangan dan hambatan maka ke depan harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan dan kopetensi personel, fasilitas dan prosedur. Ini dimaksudkan agar Bandar Udara semakin terpercaya dalam memberikan pelayanan ataupun menghadapi kondisi darurat (emergency),” ujar Direktur Keamanan Penerbangan, Isnin Istiartono melalui sambutannya saat upacara persiapan Simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat di Bandar Udara Wunopito, Lewoleba, Kabupaten Lembata, Kamis (13/9/2018) pagi.
Isnin mengatakan latihan penanggulan keadaan darurat merupakan amanat Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, merupakan ketentuan internasional sesuai dalam Annex 14 volume I tentang Aerodrone, yang harus dilaksanakan oleh Bandar Udara beserta dengan komite penanggulangan keadaan darurat. Tujuannya untuk melatih, meningkatkan dan menyempurnakan setiap elemen yang dimiliki oleh Bandar Udara.
Baca juga: Pesawat Yussi Air Terbakar, 6 Tewas, Puluhan Luka-luka
Dengan demikian, lanjut Isnin, bila terjadi keadaan darurat di Bandar Udara dan sekitarnya, Bandar Udara beserta komite menjadi tanggap, cepat dan tepat dalam menangani kondisi darurat tersebut.
Oleh karena itu, tambah Isnin, setiap Bandar Udara beserta dengan komite diharuskan untuk berperan aktif dalam memastikan setiap elemen dalam rangka penanggulangan keadaan darurat baik peralatan, personel dan SOP dalam kondisi baik, terkini dan siap beroperasi.
Setiap personel harus memahami tugas dan fungsinya.
Menyadari beratnya tugas dan tanggungjawab yang ada, setiap Bandara haruslah senantiasa mempersiapkan diri dengan meningkatkan kemampuan dalam kompetensi yang dimilikinya. Hal itu dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan termasuk dalam pemahaman terhadap regulasi di bidang penanganan keadaan darurat.
Bagi Isnin, dalam setiap latihan pastilah ada kekurangan. Setelah pelaksanaan latihan diharapkan dapat berkumpul untuk membahas kekurangan yang terjadi. Ini harus dilakukan sebagai bahan masukan dalam penyempurnaan SOP masing-masing unit/instansi, dokumen AEP dan latihan penanggulangan keadaan darurat sebelumnya.
“Dengan latihan ini, saya harapkan pihak Bandara semakin tanggap menghadapi keadan darurat selanjutnya. Berlatihlah dengan sungguh-sungguh dan evaluasilah dengan sungguh pula,” tutup Isnin.
Apel persiapan Simulasi ini dihadiri oleh senjumlah perwakilan Bandara Udara di NTT. Hadir pula unsur TNI, Polri, Sat Pol PP dan Dinas Kesehatan setempat serta para pelajar SMA Negeri Nubatukan sebagai peserta Simulasi penanggulan keadaan darurat di Bandara Wunopito. (red/sfn04).