SUARAFLORES.NET – Perjuangan panjang masyarakat Desa Watudiran, Kecamatan Waigete akhirnya terjawab. Pemerintah daerah telah mengakomodir permintaan masyarakat Desa Watudiran. Pada 31 Juli 2019, Wakil Bupati Sikka Romanus Woga meletakkan batu pertama pembangun tiga ruang kelas SMP Negeri Tiga Waigete di Desa Watudiran.
“Pembangunan tiga ruang kelas SMPN Tiga ini menjadi catatan sejarah bagi masyarakat Waigete khususnya di Desa Watudiran. Masyarakat harus bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi untuk pembangunan sekolah ini. Pemerintah terus memperhatikan kondisi masyarakat setiap waktu hingga ke desa-desa. Semua butuh proses jadi masyarakat harus tetap bersabar,” ujar Wakil Bupati Romanus Woga melalui sambutannya sebelum meletakkan batu pertama pembangunan sekolah baru tersebut.
Romanus Woga mengharapkan agar pelaksana kegiatan harus menjaga kualitas proyek. Transparansi harus ditunjukan kepada masyarakat dan tidak boleh ada bangunan yang mangrak.
Ia menambahkan bahwa kualitas pendidikan sesungguhnya harus didukung dengan kualitas bangunan dan kualitas para guru. Diharapakan agar Camat Waigete, Kepala Desa Watudiran seluruh masyarakat ikut memantau perkembangnan pembangunan. Pelaksana tidak boleh diam-diam tapi harus membuka diri kepada masyarakat. Karena pembangunan di mana pun butuh dukungan masyarakat, baik fisik maupun pikiran.
“Sekolah adalah invetasi masa depan. Sekolah untuk urus Negara, urus provinsi, kabupaten dan desa. Dalam pembangunan harus kerjasama atau gotong-royong. Harus ada kemauan untuk swadaya. Jaga kualitas bangunan ini. Tidak boleh ada lagi yang mangrak-mangrak. Saya dengan Pak Bupati Sikka sudah sepakat bahwa dalam kepemimpinan kami tidak ada bangunan yang mangrak. Saya minta ajudan ingatkan saya bahwa tanggal 30 setiap bulan untuk datang memantu pelaksanaan pekerjaan ini. Saya akan pantau setiap bulan,” tambah Romanus.
Baca juga: Misa Perdana Romo Nandus Penuh Sukacita
Baca juga; Pembangunan IGD 4 Lantai, Bupati Sikka: Jangan mangkrak kayak yang dulu lagi!
Untuk itu, lanjut Romanus, selain mengharapkan dukungan masyarakat, Bupati dan Wakil Bupati terus berupaya membangun hubungan baik dengan Anggota DPRD. Bahwa untuk percepatan pembangunan di daerah harus ada kerjasama yang baik dan harmonis.
“Mudah-mudahan hubungan kami dengan para Anggota DPRD Sikka semakin bagus, baik Anggota DPRD yang lama maupun Anggota DPRD yang baru. Saya mengajak kita semua untuk bersatu. Bapa dan mama di Watudiran pasti dengar to. Kami independen dengan DPRD Sikka seperti apa. Mohon dukungan dan doanya agar kami selalu bersama-sama untuk mempercepat pembangunan di kabupaten ini,” ujarnya disambut tepuk tangan dari ratusan yang hadir.
Camat Waigete Manyela Da Cunha mengatakan pembangunan SMPN tiga Waigete dengan luas 7000 meter persegi yang menggunakan lahan swadaya dari masyarakat desa. Sesungguhnya banyak kendala sejak tahun 2015 namun karena semangat akan kebutuhan sekolah sehingga bisa dibangun.
Sekolah ini, kata dia, mengakomodir murid dari Desa Watudiran dan dari Dusun Glak Desa Hale Kecamatan Mapitara. Pihaknya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada pemerintah kabupaten yang telah mengakomodir kebutuhan masyarakat di bidang pendidikan.
“Sekolah ini boleh dibilang cukup baik nasibnya dibandingkan sekolah lainnya. Baru tiga tahun berdiri tapi sudah bisa dialokasikan anggaran untuk tiga ruang kelas. Saya mengharapakan agar gedung ini dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai tempat untuk mendidik generasi penerus yang dapat bermanfaat bagi bangsa dan Negara. Orang tua agar tetap menjaga anak-anak sehingga tidak mudah putus sekolah,” harapnya.
Manyela juga mengharapkan agar kontrak pelaksana kegiatan dapat bekerja secara baik dan berkualitas selama 120 hari kalender kerja agar tidak menimbulkan persoalan baru. Masyarakat juga harus turut terlibat karena masyarakat punya hak untuk dapatkan informasi.
“Kiranya pembangunan SMPN tiga ini dapat bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Kepala Sekolah SMP Negeri Tiga Waigete Aleksisus Susar mengungkapkan kebahagiaan karena pemerintah sudah mendengar keluhan masyarakat.
“Kami merasa sangat senang bahwa sekolah ini sudah mulai dibangun. Anak-anak selama ini sekolah di ruang darurat. Semoga kami dapat melaksanakan kegiatan dengan baik,’ ujar Aleksisus.
Disaksikan SuaraFlores.Net, peletakkan batu pertama diawali upacara adat oleh tokoh adat setempat dan diberkati oleh rohaniwan. Usai meletakkan batu pertama di Watudiran, Wakil Bupati Romanus Woga menyusuri jalan buruk dan tanjakkan menuju Dusun Glak, Desa Hale, Kecamatan Mapitara. (yannes/sfn02).