LARANTUKA, SUARAFLORES.NET-Marianus (45), orang muda Flores Timur, warga Desa Duntana, Kecamatan Titehena, kini berjuang keras membangun usaha di bidang pertanian berbasis organik. Langkah Marianus menjadi salah satu inspirasi bagi orang muda lainnya di Flores Timur.
Mengawali usahanya sebagai kontraktor dengan bendera CV. Sanion yang bergerak di bidang pengadaan seperti pengadaan buku sekitar awal tahun 2000 an, Marianus terus maju. Seiring waktu, usahanya meramba ke bidang peningkatan sumber daya manusia. Bersama beberapa sesama aktivis, sebut saja Yohanes Sili Rotok Bahy, S. Sos membangun sebuah lembaga yang diberi nama Reinha Foundation. Nama ini diambil dari organisasi kemahasiswaan, API Reinha Rosari, sebuah organisasi kemahasiswaan yang bergerak pada Aktivitas Pendalaman Iman, Mahasiswa Katolik Dioses Larantuka Kupang.
Wadah inilah yang menjadi tempat dimana Marianus, Yohanes Sili Rotok Bahy dan teman-temannya membentuk dirinya semasa mahasiswa. Bahkan, Marianus sendiri pernah menjadi Ketua Umum Lembaga Reinha Foundation yang ia pimpin bersama Yohanes Sili Rotok Bahy. Mereka sempat mendirikan 3 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Flotim yang diberi nama PAUD Putri Reinha.
Baca juga: Wirausahawan Minta Pemerintah Bangun Perusahaan Daerah
Tak berhenti disini, Marianus terus bergerak maju masuk ke dunia bisnis lainnya yakni usaha pengelolaan kelapa terpadu. Usaha ini menghasilkan arang tempurung, beriket, kopra dan aneka hasil lainnya. Melalui usaha ini, harga buah kelapa bulat booming di Flotim. Marianus berani beli buah kelapa hingga 100 ribu buah.
Saking banyaknya buah kelapa yang dibeli, bekas gudang milik KUD Gurun Gawak di Konga penuh dengan biji kelapa.
“Benar, buah kelapa itu penuh di gudang. Disusun dari bawah sampai atap. Ada buah kelapa yang disimpan diluar,”terang Marianus saat ditemui suaraflores.com belum lama ini.
Baca juga: Pertanian Flotim Gandeng PT. NAZA Tanam Padi Ciherang dan Intari
Hebatnya, usaha ini pun bisa mempekerjakan sekian banyak orang. Tapi karena sejumlah soal usaha ini tak umur panjang. Tak puas dengan bisnis ini, Marianus akhirnya nekad banting stir mencoba keberuntungan baru.
Tahun 2016 lalu, ia memulai babak baru dalam hidupnya. Sarjana ekonomi lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang ini nekad jadi petani. Ia berani buka kebun organiknya seluas 1,5 hektar di Wilayah Desa Duntana. Persisnya di jalur Trans Larantuka-Maumere sebelum Desa Lewolaga.
Dengan modal sendiri, ia menggali sumur, memasang pipa paralon, membuat pagar, pondok serta mulai menanam sejumlah bibit sayuran dan holtikultura lainnya. Ada terung, cabai, tomat, kentimun, kol, kangkung, pepaya, paria, kacang panjang dan sawi.
Baca juga: Pengusaha Lokal dan Tekanan Persaingan Usaha
Dijumpai di kebunnya beberapa waktu lalu, Marianus terlihat sumringah meski wajahnya penuh keringat. Sementara kaki, tangannya penuh lumpur.
“Ya, hidup begini sudah. Mau apa lagi bos. Jadi petani juga hebat kan. Maaf yah, badan saya kotor. Maklum setiap saat harus bertarung dengan rumput, air dan lumpur,”ujarnya merespon kicauan suaraflores.com tentang hebatnya sarjana masuk kebun.
Ditanya obsesinya tentang kebun yang sedang digarap tersebut, Marianus secara terang dan yakin sampaikan kalau dirinya komit menjadikan kebun miliknya sebagai kebun organik berbasis produk organik PT. Natural Nusantara (NASA).
Baca juga: 74 Petani Tanam 1000 Anakan Sengon
“Dengan NASA, saya ingin menjadikan usaha pertanian kebun ini sebagai ladang bisnis yang menjanjikan dengan manajemen bisnis yang berorientasi profit. Ada pola marketing baru yang akan diterapkan dengan mengutamakan kesehatan, kenyamanan pelanggan dalam mengkonsumsi hasil dari kebun ini. Tapi rahasia perusahan. Tidak boleh saya buka disini,”ujarnya penuh optimis.
Baca juga: NTT Krisis Buah, Harga Buah Mahal, Warga Kecil Tak Sanggup Beli
Kini, kebun Marianus kian hebat. Banyak hasil sudah dijual. Termasuk cabai keritingnya yang laris di pasar Inpres Larantuka.
Dia, salah satu dari orang muda Flotim yang sudah melakukan kerja nyata dari program Bupati dan Wakil Bupati Flotim tentang Selamatkan Orang Muda. Bahkan, jauh sebelum gerakan ini lahir. Harapan tentunya diletakan di pundak pemerintah daerah agar serius melihat orang-orang muda Flotim yang berani berinovasi, termasuk si Marianus. (sfno3).