Meski tertatih-tatih berjalan, langkah politik politisi bertangan dingin Kristo Blasin makin menanjak menuju singgah sana Gedung Sasando. Dinamika politik ini bukan basah-basih, tapi beranjak menjadi realita di sarang partai banteng moncong putih. Pasca Lusia Adinda Lebu Raya, istri Gubenur NTT, Drs. Frans Lebu Raya tidak mendaftar sebagai bakal calon gubernur di DPD PDIP NTT, nama Kristo Blasin mencuat dan melambung mengkristal menjadi opini kuat di internal partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut.
Walapun DPD PDIP NTT hingga saat ini belum memutuskan dan merekomendasikan nama-nama calon gubernur yang telah mendaftar ke DPP PDIP, dari sinyal dan opini yang berkembang di internal partai, nama Kristo Blasin mendominasi seluruh otak dan hati nurani para tokoh senior PDIP NTT, yang ada di Kupang maupun yang ada di daerah. Para tokoh senior partai yang mayoritas pernah menjadi pengurus dan anggota dewan itu, menaruh harapan besar Kristo Blasin ditetapkan menjadi calon gubernur dari PDIP pasca kepemimpinan Gubernur, Frans Lebu Raya. Semua itu bukan tanpa dasar, tetapi berdasarkan lama mengabdi di partai, kinerja, prestasi, pengalaman dan kualitas ketokohan seorang Kristo Blasin yang sudah 20-an tahun berjuang untuk partai.
Memang diakui, hingga saat ini, Ketua DPD PDIP NTT, Frans Lebu Raya belum pernah berbicara gamblang membuka kartu politiknya kepada publik NTT terkait siapa calon yang akan diusung PDIP. Sang politisi kawakan masih menyembunyikan kartu trufnya. Permainan politik Frans memang piawai dan lincah karena dia sudah menghitung segala peluang dan tantangan. Walapun ia telah memanggil Kristo untuk turun kerja dan mempersiapkan diri, namun beduk politik Frans belum ia pukul alias belum bertalu-talu. Frans bukan seorang politisi pemula yang cepat-cepat melemparkan umpannya di air terang karena tak tahan berdiri lama di tepi lautan politik disengat matahari dan dinginnya malam.
Namun demikian, jurus-jurus Frans kini sebenarnya sudah mulai terbaca dimana PDIP menjadi pemegang kendali permainan politik Pilgub 2018. Dari 3 kartu di tangannya (Kristo Blasin, Ray Fernandez dan Daniel Tagu Dedo), salah satu adalah kartu pamungkas yang akan ia lepas sebagai penutup game over. Sebagai kader tulen PDIP yang pernah menjadi Wakil Ketua DPRD NTT, Wakil Gubernur NTT dan Gubernur NTT dua kali, dan Ketua DPD PDIP NTT tiga kali, Frans tengah menunjukan taring dan kelasnya. Suara yang keluar dari kisi-kisi jendala Hotel Naka Kota Kupang makin jelas. “Kalau kita mau Kristo maka mari kita bergotong-royong karena kita bukan partai kapitalis. Gotong-royong adalah kekuatan kita,” kata Frans dalam pertemuan tertutup di Hotel Naka, pasca pendaftaran para bakal calon gubernur di pintu DPD PDIP NTT, beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, meskipun “bola voley politik” ada di tangan Frans sebagai juru mudi partai, kekuatan Frans ada di tangan para tokoh, pengurus dan kader-kader partai, secara khusus jajaran DPD PDIP NTT. Mayoritas tokoh dan pengurus partai sudah membuka mulut ke publik NTT bahwa hanya Kristo Blasin yang layak dan pantas didorong dan dicalonkan menjadi gubernur NTT 2018 dari PDIP. Bagi mereka, Kristo sudah makan garam selama belasan tahun menjadi pengurus partai dan menjadi anggota DPRD NTT, dan tidak bermasalah secara hukum dan politik di internal dan eksternal partai. Sekretaris DPD PDIP NTT, Nelson O. Matara, sudah memastikan Kristo Blasin akan diusulkan dan ditetapkan menjadi calon gubernur. Dia mengaku optimis Kristo diusung PDIP untuk menghadapi pilgub 2018 tahun depan.” Bapa, ibu dan saudara-saudari semua tidak usah ragu lagi. Kami akan mengusulkan Kristo Blasin ke DPP PDIP untuk ditetapkan menjadi calon gubernur NTT. Saya minta semua kerja keras bersatu dan berjuang bersama memenangkan Kristo Blasin menjadi gubernur NTT akan datang. Semua ini saya yang urus, saya yang akan membawa nama-nama calon ke Jakarta. Jangan ragu ya,” kata calon bupati Kupang ini di Desa Oeletsala, Kabupaten Kupang, ketika berdialog dengan warga desa beberapa waktu lalu.
Penegasan Nelson ini bukan hanya satu kali, tapi berkali-kali di tempat yang berbeda. Bocoran dalam pertemuan terttutp dengan para fasilitator Program Anggur Merah se-NTT di Penfui, Kota Kupang, Nelson menegaskan bahwa Kristo Blasin pasti menjadi gubernur NTT dan ia pun mengatakan Program Anggur Merah akan dilanjutkan karena memberikan dampak ekonomi kepada rakyat desa dan juga anak-anak muda NTT karena membuka lapangan kerja. Sebelumnya, Nelson memang memfasilitasi pertemuan dengan Bakal Cagub Partai Golkar, Ibrahim Medah dimana tim loby Medah meminta Kristo menjadi bakal calon wakilnya, namun permintaan politik yang terjadi di Resto Celebes silam itu kandas karena Kristo tak mau menjadi calon wakil.
Jhon Umbu Deta adalah tokoh PDIP asal Pulau Sumba yang getol mendukung Kristo Blasin menjadi calon gubernur dari PDIP. Dalam kunjungan Kristo ke Pulau Sumba, Umbu Deta yang adalah mantan pengurus dan anggota DPRD NTT itu memberikan motivasi membakar jiwa Kristo agar tidak menyerah, harus maju terus hingga diputuskan DPP PDIP. Jhon yang sudah purna tugas itu pun terjun langsung mendampingi Kristo menemui seluruh tokoh penting di Pulau Padang Sabana itu. ”Teman, kau harus terus maju dan kita sama-sama berjuang hingga kau menjadi calon gubernur dan gubernur NTT. Kami akan tanam kaki kerja keras karena kawan yang kami harapkan melanjutkan perjuangan ini pasca Pak Frans Lebu Raya,” tegas Umbu Deta dalam percakan di kediamannya beberapa bulan lalu ketika Kristo mendaratkan kaki di Sumba.
Selain John Umbu Deta, mantan Sekretaris DPD PDIP NTT, Ir. Karel Yani Mboik adalah salah satu tokoh brilian yang memuji keberanian Kristo mau maju menjadi calon gubernur NTT. Dia menyatakan mendukung penuh langkah politik Kristo ketika menghadiri Deklarasi Barisan Relawan Kristo Blasin (Bara Kristo) di Taman Budaya NTT beberapa waktu lalu.” Saya hadir hari ini karena saya rasa jiwa ini kembali terbakar melihat kader-kader PDIP mulai bangkit dari tidurnya. Sebenarnya saya tidak hadir, tapi saya dengar Pak Kristo mau deklarasi menjadi calon gubernur PDIP, jadi datang memberikan dukungan penuh,” tegas mantan anggota dewan NTT ini di halaman Taman Budaya.
Lebih lanjut, dalam kesempatan itu, Karel yang tampak gaul dengan baju kaos, celana jeans dan sepatu olah raga ini, menepis isu tidak ada uang yang ditudingkan kepada Kristo Blasin. Menurut Karel, PDIP bukan partai kapitalis, bukan partai materialis dan bukan partai milik konglomerat. PDIP, kata Karel adalah partai rakyat kecil yang lahir dari pergolakan demokrasi di jaman orde baru. “PDIP ini adalah partai rakyat yang besar karena dukungan rakyat kecil. Jadi gotong-royong menjadi modal besar yang dimiliki partai. Semangat gotong-royong tidak boleh dikubur dengan uang. Saya rasa aneh, sekarang kader-kader hanya omong tentang uang saja, lalu dimanakah semangat gotong-royong kita,” kata Karel.
Karel menceritakan pengalamannya dahulu ketika mendukung Frans Lebu Raya menjadi calon gubernur NTT. Dia membeberkan bahwa dahulu Frans Lebu Raya mau maju tidak memiliki uang ratusan juta bahkan puluhan miliar, tapi ketika ditetapkan partai maka seluruh kader bahu membahu memberikan dukungan hingga ia menjadi gubernur saat ini. Dia mengaku terharu dan bangga saat ini Kristo Blasin didekarasikan oleh Bara Kristo di dalam gedung mewah. “Dulu saya dengan Frans Lebu Raya omong calon gubernur di bawa kolong jembatan sambil makan jagung titi yang dibawa Frans dari Adonara. Frans bilang ke saya, teman, saya mau maju calon gubernur. Saya kaget dan bertanya ke Frans, teman kau punya uang berapa mau jadi gubernur? Lalu Frans menjawab, saya ada uang Rp12.000.000 (dua belas juta rupiah). Mendengar jawaban itu, saya bilang ke Frans, saya ditawari uang Rp600.000.000 (enam ratus juta rupiah) untuk mendukung calon lain, tapi karena kita dua kawan satu partai maka saya tolak dan saya dukung penuh kawan jadi calon gubernur,” ungkap Karel sembari menegaskan bahwa kalau dirinya berpikir untuk kepentingan pribadi maka dia tidak akan mendukung Frans, tapi karena Frans adalah kawan seperjuangan satu partai maka ia mendukung penuh.
Selain Karel, tokoh lainnya adalah Nikolaus Fransiskus. Mantan anggota DPRD Kota Kupang 15 tahun ini, mendukung penuh Kristo Blasin untuk dicalonkan PDIP menjadi calon gubernur NTT 2018. Dalam pertemuan di kediaman Kristo yang dihadiri para tokoh lintas suku dan agama serta tokoh-tokoh politik, Nikolaus memuji Kristo karena berani menyatakan maju menjadi calon gubernur NTT. “Saya senang dan bangga mendengar seorang Kristo Blasin sudah berani membebaskan diri dari rasa takut. Kami sebagai kader partai mendukung penuh langkah Pak Kristo untuk merebut kursi gubernur NTT. Saya berharap, jika jadi gubernur, jangan jadi gubernur keluarga, suku dan agama. Jangan jadi gubernurnya orang Maumere, orang Katolik Flores, tapi jadilah gubernur untuk seluruh rakyat NTT dari Pulau Sumba-Pulau Manggarai,” tegas Nikolaus beberapa waktu lalu ketika berpidato berapi-api di hadapan ratusan warga.
Lebih lanjut, dalam acara deklarasi Sahabat Kristo Blasin yang digelar di kediaman Gabriel Odja di kawasan Gereja Moria, Niko meminta Kristo segera memantapkan bakal calon wakil gubernur yang akan berpasangan dengan Kristo, dan segera memantapkan partai koalisi karena PDIP NTT hanya memiliki 10 kursi di DPRD NTT. “Saya minta Pak Kristo harus segera punya calon wakil agar tidak berjalan sendiri saja, tetapi satu kali sosialisasi dengan calon wakilnya, juga segera menjajaki partai koalisi. Hal ini penting karena ketika ke DPP PDIP maka mereka pasti tanya siapa calon wakil dan partai koalisi,” tegasnya.
Sementara itu, tokoh politik PDIP asal Manggarai, Vinsen Pata, SH, mengatakan, Kristo Blasin adalah sosok yang layak memimpin NTT karena sudah lama bertengger di kursi DPRD NTT, menjadi Wakil Ketua DPRD NTT, Ketua Banggar DPRD NTT dan Ketua Forum Parlemen NTT. Melihat jam terbangnya, kata Vinsen, Kristo sudah makan garam dalam urusan birokrasi di jajaran Pemprov NTT. Dengan demikian, seluruh jajaran partai dan seluruh rakyat NTT tidak perlu ragu merekomendasikan, menetapkan dan mendukung Kristo menjadi gubernur NTT akan datang. “Menjual figur pak Kristo tidak susah karena dia tidak terlibat korupsi, dia figur yang matang kaya pengalaman, sederhana, komitmen dan merangkul semua kalangan. Selain itu, Kristo Blasin memiliki popularitas dan basis dukungan yang sulit dikalahkan. Ini peluang bagi PDIP untuk kembali memimpin NTT lima tahun ke depan untuk melanjutkan program propinsi dan Pemerintahan Joko Widodo,” tegas mantan anggota DPRD NTT ini, di Kupang, pekan lalu.
Dikatakan Vinsen, setelah bersosialisasi dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Nagekeo, Ngada, Ende, Maumere, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Belu dan Malaka, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Sabu Raijua, Rote Ndao dan Alor, nama Kristo Blasin sudah tidak asing di hati dan telinga rakyat, dan sacara khusus di internal keluarga besar PDIP seluruh NTT.
“Kami sudah jalan keliling NTT, ternyata ingatan rakyat akan Kristo Blasin masih kuat. Mereka mengenal Kristo sebagai sosok santun, sederhana, bersih dan tegas selama menjadi pengurus partai dan anggota DPRD NTT. Ini bukan omong tinggi tipu-tipu, tapi ini fakta. Seluruh DPC PDIP NTT menyambut luar biasa ketika Pak Kristo mengunjungi mereka. Mereka sangat merasa dihormati dan dihargai karena Pak Kristo datang langsung meminta ijin dan doa restu dan dukungan meski dia tidak membawa sekantong uang kertas dan logam mulia. Banyak yang terharu memeluk dan mencium Pak Kristo. Jika tidak percaya tanyakan saja kepada mereka,” tegas Vinsen berapi-api.
Hal yang luar biasa, tambah Vinsen, ketika Kristo turun ke kota-kota kabupaten, begitu banyak tokoh-tokoh partai (PDI dan PDIP-red) langsung datang bertemu atau mengundang Kristo untuk bertemu. Mereka merasa gembira mendengar Kristo didukung Pak Frans Lebu Raya menjadi calon gubernur NTT. Tokoh politik PDIP asal Bajawa, Kabupaten Ngada, Kornelis Soi, mengatakan, rugi besar kalau kader berkualitas seperti Kristo Blasin tidak didorong menjadi calon gubernur NTT. Menurut dia, Kristo adalah kader senior satu angkatan bersam Frans Lebu Raya, jadi Kristo sangat pantas dan tepat saat ini menjadi calon gubernur NTT dari PDIP. “Kami ini satu angkatan bersama Pak Frans, kami tahu betul suka duka mengurus partai di jaman sulit. Saya kira sudah waktunya partai mengusung Pak Kristo menjadi calon gubernur setelah Pak Frans. Dilihat dari basis partai dan dukungan massa,Kristo mempunyai basis dukungan yang sangat signifikan,” tandasnya.
Sesepuh PDIP Kabupaten Sikka, EP. Da Gomes, ketika menerima Kristo di kediamannya, di Maumere, merasa sangat gembira mendengar Ketua DPD PDIP, Frans Lebu Raya mendorong Kristo Blasin untuk maju ke pentas Pilgub NTT. Menurut politisi kawakan Bumi Nyiur Melambai ini, Kristo memang sudah waktunya maju untuk membangun NTT dan meneruskan perjuangan partai karena sudah berbuat banyak untuk partai. Dia berharap, PDIP NTT tidak ragu-ragu dan malu-malu mencalokan Kristo yang adalah kader militan partai. “PDIP akan berjaya kembali kalau mencalokan figur yang tepat. Kami di Maumere sudah pasti total bekerja memenangkan Kristo jika sudah ditetapkan partai. Kabupaten Sikka adalah basis PDIP dan kami akan buktikan Kristo menang besar di Sikka,” katanya. (tim-tsf)