SUARAFLORES.NET-Kecaman sekaligus tuntutan 38 wartawan asal NTT di Bali yang tergabung dalam Perhimpunan Jurnalis (PENA) NTT, rupanya sudah sampai di telinga Mendikbud RI, Muhadjir Effendy. Undangan ini untuk berdialog langsung, tidak saja untuk mengklarifikasi pernyataannya yang memicu kegaduhan beberapa hari terakhir, namun juga untuk membahas masalah pendidikan di NTT.
“Bisa gak PENA NTT atau perwakilannya dari Denpasar ketemu saya di Jakarta?” tanya Muhadjir, saat berkomunikasi dengan Sekretaris PENA NTT, Apollonaris Daton melalui handpone, Jumat (8/12/2017).
Komukasi ini langsung direspon Apollo yang saat itu sedang melakukan rapat evaluasi bersama para jurnalis yang tergabung dalam PENA NTT terkait pertemuan dengan tim Kemendikbud yang berakhir deadlock semalam.
Ketua PENA NTT, Emanuel Dewata Oja mengatakan bahwa undangan Mendikbud ini penting untuk direspon. Selain untuk menyudahi kegaduhan selama beberapa hari terakhir, pertemuan langsung dengan Mendikbud diharapkan menjadi momentum untuk membahas masalah pendidikan di NTT secara menyeluruh.
“Kita perlu merespon undangan ini secara positif. Kegaduhan soal statemen Pak Menteri, harus diakhiri oleh Pak Menteri sendiri. Namun lebih dari itu, pertemuan dengan Pak Menteri tentu penting dalam rangka membahas masalah pendidikan di NTT,” tandas Emanuel.
Hanya saja, tambahnya, pertemuan dengan Mendikbud tersebut baru dapat dilakukan setelah pertemuan lanjutan dengan tim Kemendikbud, pada Selasa (12/12/2017) mendatang.
“Undangan Pak Menteri itu penting direspon, tetapi jauh lebih penting adalah tuntutan PENA NTT terkait rekaman dan transkrip utuh pernyataan Mendikbud, sebagaimana dijanjikan tim Kemendikbud. Setelah itu clear, baru kita bertemu Mendikbud,” tegas Emanuel.
Ambros Boli Berani, salah satu anggota PENA NTT menjelaskab bahwa pertemuan antara PENA NTT dengan Tim Kemendikbud berakhir deadlock. Salah satu tuntutan PENA NTT dalam pertemuan tersebut adalah tim Kemendikbud harus membuka rekaman dan transkrip utuh statemen Mendikbud. Karena tim Kemendikbud mengklaim pernyataan Mendikbud berbeda dengan kutipan dalam berita yang ditulis media nasional, 04 Desember 2017.
“Kami pasti penuhi undangan Pak Menteri ke Jakarta, setelah rapat lanjutan selasa nanti. Tim Kemendikbud harus membuka rekaman dan transkrip statemen Mendikbud,” pungkas Ambros. (sfn09).