KUPANG, SUARAFLORES.NET,–Mantan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi (LPJKP) NTT, Ir. Piter Djami Rebo, M.Si, mengaku kaget mendengar ada calon gubernur yang mengatakan akan menyelesaikan pembangunan infrastruktur NTT dalam 3 tahun. Menurutnya, hal tersebut tidak realistis, tak mungkin bisa terjadi.
“Terget pembangunan infrastruktur selesai 3 tahun itu tidak realistis. Tidak mungkin terjadi dalam sebuah provinsi kepulaun seperti NTT yang membutuhkan triliunan rupiah, bukan miliaran rupiah,” kata Djami Rebo, Minggu (14/1/2018), menanggapi berbagai informasi yang diperoleh dari media masa.
Baca juga: Crossway Dagemage Putus, Lalu Lintas Jalur Pantura Macet
Dijelaskan Djami Rebo, jalan provinsi yang panjangnya 2.800 km saat ini baru mencapai 50 persen dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Artinya, kata Mantan Kadis PU NTT 3 periode ini, jalan yang masih perlu direhabilitasi sepanjang 1.400 km. Per tahun rata-rata 400km. Kalau biaya per km Rp1 miliar, maka dibutuhkan Rp1,3 triliun per tahun.
Lebih jauh, ia mengungkapkan, selain jalan provinsi, jalan kabupaten yang panjangnya 15000km sampai saat ini baru 30 persen, yang harus direhab sepanjang 10.000km selama tiga tahun. Jika per tahun 3.500km dengan biaya per km Rp1 miliar, maka dibutuhkan biaya Rp3,5 triliun.
Baca juga: Bangun Embung, Upaya Pemerintah Tingkatkan Pasokan Air di NTT
“Biaya ini, belum termasuk irigasi dan air bersih. Rata-rata kemampuan APBD 1 untuk menangani jalan Rp300 Miliar(25 persen),”papar Djami Rebo.
Selain itu, kata dia, tantangan lainnya, adalah kesiapan penyedia jasa yang belum maksimal. Apakah penyedia jasa sudah siap untuk melaksanakan target ini? Kalau yang dimaksudkan membuka badan jalan saja dan memakai sirtu bisa saja dengan APBD selesai, tetapi kualitas pelayanan sudah pasti rendah.
Untuk itu, dia mengajak para calon gubernur NTT untuk memberikan solusi dan terobosan yang relistis dan terukur sesuai kemampuan keuangan daerah. “Mereka harus menjelaskan lebih jauh, apa strategi dengan keterbatasan anggaran, kesiapan SDM dan lain sebagaimanya,” kata Djami Rebo,” tutup Djami Rebo.
Baca juga: Jadikan Trans Utara Flores Jalur Baru Tour de Flores
Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi (LPJKP) NTT, Paul Tanggela, ST, mengatakan, infrastruktur tidak akan pernah selesai seiring perkembangan daerah. Sepanjang hidup tetap ada kebutuhan infrastruktur.
“Tak bisa digeneralisir. Harus dijelaskan infrastruktur yang mana yang bisa selesai 3 tahun karena infrasturktur itu luas, ada perumahan, jalan, jembatan, bendungan, embung dan irigasi. Kalau membangun jalan dari satu kabupaten ke kabupaten lain barangkali 3 tahun selesai,”katanya.
Untuk diketahui, selama ini pemerintah NTT selalu mengalami keterbatasan anggaran infrastruktur. Setiap tahun anggaran selalu saja ada perdebatan seru di DPRD NTT terkait masalah infrastruktur yang tidak pernah selesai. Perdebatan itu terkait dengan anggaran yang sedikit tapi permintaan kebutuhan infrastruktur yang tinggi dari masyarakat NTT.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, berjuang keras mengatasi kebutuhan infrastruktur NTT setiap tahun. Namun seiring permintaan masyarakat NTT, Frans tak bisa berbuat banyak untuk menaikan anggaran infrastruktur.
Baca juga: PT. Bumi Indah Komit Tuntaskan Jalan Trans Adonara
Informasi dan data yang diperoleh Suaraflore.net, total kebutuhan anggaran untuk pembangunan jalan dan jembatan di NTT setiap tahun mencapai Rp4 triliunan. Namun, dana yang dialokasikan dari APBD NTT setiap tahun hanya Rp 300 miliar lebih.Anggaran-anggaran Itu sudah termasuk untuk gaji pegawai, listrik, air, dan kebutuhan lainnya. (bkr/sft)