KEFAMENANU- Kurangnya objek wisata di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) ‘memaksa’ warga Biinmafo ini mengisi waktu liburan dengan mengunjungi Mota’ain, perbatasan Indonesia dan Timor Leste di ujung Timur Kabupaten Belu. Hal ini terlihat sejak Senin (3/6) hingga Minggu (9/6). Ratusan warga beramai-ramai mengunjungi Mta’ain dengan menggunakan kendaraan roda empat berbagai jenis dan roda dua.
Pantauan media ini di lokasi, warga yang datang pada umumnya bersama keluarga. Mereka sekedar ingin mengetahui seperti apa suasana di perbatasan. Sayangnya, saat tiba pintu perbatasan masih ditutup. Pintu baru dibuka pada pkl 13.00 wita. Warga hanya diijinkan berjalan hingga di batas garis kuning dan tidak diijinkan melewatinya. Namun, sejumlah warga menyesalkan adanya perlakuan yang kurang adil karena ada sejumlah warga yang menggunakan mobil justru diijinkan masuk hingga di pos perbatasan Timor Leste.
Di perbatasan ini, para pengunjung hanya bisa berselfie ria di pintu batas dan di depa tulisan Mota’ain Indonesia. Goris, seorang pengunjung yang ditemui di perbatasan, mengatakan, dirinya bersama keluarga mendatangi Mota’ain karena di Kabupaten Timor Tengah Utara sangat kekurangan objek wisata sehingga pihaknya lebih memilih ke perbatasa. Goris mengatakan, sebelumnya ia bersama keluarga biasa berpiknik di Pantai Tanjung Bastian dan Pantai Wini. Namun, sejak ada kejadian seorang warga yang dimangsa Buaya, pihaknya takut untuk berwisata ke pantai.
Ditanya, selain Mota’ain ke mana saja rencana untuk mengisi waktu liburan selanjutnya? Goris menjelaskan, selepas dari Mota’ain sebenarnya akan ke Bendungan Rotiklot yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, namun, hingga saat ini bendungan itu belum dibuka untuk umum karena masih masa pemeliharaan oleh kontraktor. Untuk itu, pihaknya terpaksa ke pintu perbatasan Wini-Timor Leste agar anak-anak bisa mengenal suasana di pintu perbatasan. (sFN-01)