Pejuang Toleransi Terbaik, Ketua MUI Sikka Terima Penghargaan Maarif Award 2018

by -68 Views
Suara Flores

SUARAFLORES.NET – Ketua Majelis Ulama Indonesia, (MUI) Kabupaten Sikka, Flores, Abdul Rosyid Wahab dinilai sebagai pejuang toleransi terbaik bangsa dan patut dicontoh oleh para pemimpin. Ia menerima penghargaan Maarif Award 2018 yang digelar oleh Maarif Institute di Jakarta.

Seperti dilansir metronews.com, Maarif Institute menggelar ajang ini guna memberikan penghargaan kepada tokoh lokal yang dianggap banyak memberikan sumbangsih bagi wilayahnya.

Direktur Eksekutif Maarif Institute, Abdullah Darraz menyatakan, ajang ini bertujuan mengangkat sosok tokoh lokal terbaik bangsa. Penerima penghargaan merupakan sosok yang dianggap telah melakukan kerja kemanusiaan yang luar biasa terhadap kehidupan di lingkungannya.

“Tapi jalan mereka sunyi, dan tidak terpublikasikan,” kata Darraz dalam konferensi pers Maarif Award 2018 di Loby Grand Metro TV, Jakarta Barat, Minggu, 27 Mei 2018.

Darraz mengatakan, dewasa ini Indonesia merindukan sosok pemimpin yang bisa memberikan teladan. Ia pun berharap sosok yang diangkat ini bisa memberikan contoh yang patut ditiru masyarakat dan para pemimpin bangsa.

“Tokoh penerima penghargaan ini adalah pemimpin informal yang memiliki karya konkret,” ujarnya.

Penghargaan Maarif Award 2018 kali ini diberikan kepada pria bernama Abdul Rosyid Wahab. Pria berusia 81 tahun itu dinilai sebagai pejuang toleransi dari Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

“Bagi kami tokoh ini adalah orang yang berhasil mengikat keberagaman hari ini,” ujar dia.

Darraz mengatakan, Abdul Rosyid atau karib disapa Abah, telah melakukan resolusi konflik di wilayahnya. Pada 1995, Abah Rosyid berkontribusi dalam meredam konflik keagamaan di wilayah Sikka, NTT.

“Abah ini yang meredam kelompok muslim untuk tidak memperkeruh suasana saat itu” ungkapnya.

Baca juga: Di Sikka, Remaja Masjid AL Hidayah Tahtakan Patung Bunda Maria

Hadir sebagai minoritas di tengah komunitas katolik di Maumere, Abah Rosyid mempelopori berdirinya institusi pendidikan yang 80 persen siswanya merupakan katolik. Aktivis Muhammadiyah itu juga tercatat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sikka.

“Upayanya sangat bisa diterima masyarakat setempat yang bukan satu agamanya,” ungkap Darraz.

Kriteria Penghargaan Maarif Institute

Ada beberapa kriteria dalam pemilihan penerima penghargaan Maarif Award 2018. Salah satu perwakilan juri, Rahmawati Husein menyatakan, setidaknya ada lima kriteria tokoh yang dianggap pantas menerima penghargaan Maarif Award 2018.

Pertama, memiliki kontribusi besar di tingkat lokal. Lalu, sang tokoh juga belum pernah mendapat penghargaan dari institusi lain.

“Kita tidak ingin yang kita pilih benar-benar yang belum tersentuh. Kita harap ini bisa menjadi contoh semangat yang kita inginkan menjadi tauladan,” kata Rahmawati.

Baca juga: Imam Masjid AL Hidayah Lantukan Doa kepada Bunda Maria dalam Bahasa Daerah

Kandidat penerima penghargaan harus pula memiliki konsistensi kontribusi di wilayahnya. Selain itu, harus pula diterima semua golongan dan mampu merangkul lintas suku, agama, juga kepercayaan.

“Terakhir adalah tokoh lokal yang jarang dieskpose, tapi kontribusinya cukup besar,” ujarnya.

Malam penganugerahan Maarif Award 2018 ini dihelat malam ini, di Grand Studio Metro TV. Hadir sejumlah tokoh nasional seperti Ahmad Syafii Maarif, Menkominfo Rudiantara, Mendikbud Muhadjir Effendy, dan para juri yang terdiri dari: Sudhamek AWS, Clara Joewono, Arif Zulkifli, Rahmawati Husein dan Masril Koto. Hadir pula Cendekiawan Muslim, sekaligus Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti yang bakal memberikan orasi kebudayaan. (metronews.com/sfn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *