LARANTUKA, SUARAFLORES.NET,–Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur dibawah kendali Bupati-Wakil Bupati, Anton Gege Hadjon-Agust Payong Boli harus mengoptimalkan pemanfaatan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Amagarapati di Larantuka sebagai pusat pasar ikan di Flores Timur (Flotim). Pasalnya, PPI Amagarapti menjadi central masuk keluarnya ikan serta salah satu titik pertumbuhan ekonomi di Flotim.
Demikian pernyataan ini disampaikan Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Flotim, Lius Paru kepada SuaraFlores.Net belum lama ini di Larantuka.
PPI Amagarapati, sambung Lius Paru, sejauh ini belum dikelolah secara optimal oleh pemerintah daerah. Padahal, aset daerah yang sangat berkualitas dan letaknya juga strategis ini sudah dibangun dengan dana hibah Pemerintah Jepang senilai Rp8 Miliar lebih dan diserahkan cuma-cuma menjadi milik masyarakat dan pemerintah daerah.
“Kasihan dan rugi besar kalau aset yang begini baik tidak dikelolah secara profesional dengan manajemen yang benar untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sebagai nelayan yang tiap hari keluar masuk PPI Amagarapati, kami merasa prihatin dengan situasi ini. Mestinya, PPI Amagarapati bisa ditata menjadi sebuah pasar modal ikan yang ramai setiap saat dari pagi hingga malam hari,”pungkas Lius Paru.
“Coba dihitung, jika setiap saat dari total 62 kapal motor Pole and Line yang masih beroperasi membongkar ikan di PPI Amagarapati dengan satu kapal minimal 5 ton saja, maka sudah banyak ikan yang beredar di pasar ikan Amagarapati. Belum dihitung dengan kapal motor ikan yang lainnya. Nah, jika pemerintah daerah bisa mengatur PPI Amagarapati menjadi pasar ikan yang baik, maka memberi dampak positif bagi roda perekonomian di Kota Larantuka dan sekitarnya, termasuk membuat harga ikan menjadi lebih stabil,” kata Lius Paru yang juga pengusaha ikan di Kota Larantuka.
Baca juga: Kejari Larantuka Didesak Tuntaskan Skandal Korupsi
Pernyataan ini sekaligus merespons keluhan warga di Kota Larantuka terhadap harga ikan yang cenderung mahal meski memiliki laut yang kaya ikan dan PPI Amagarapati berkelas tinggi. Samson Padak, Jr, salah seorang Warga Kota Larantuka kepada SuaraFlores.Net mendukung pernyataan HNSI Cabang Flotim itu.
Menurutnya, pemerintah daerah harus menunjukkan komitmennya mengelolah lebih baik lagi PPI Amagarapati sebagai sumber pendapatan daerah. Apalagi, Bupati-Wakil Bupati saat ini gencar dengan gerakan selamatkan laut dan ikan.
“Jika PPI Amagarapati bisa dikelolah sebagai pasar ikan yang berpendapatan tinggi dan jadi tempat warga bisa datang beli ikan tiap saat maka pasti Kota ini terlihat makin hidup ekonominya. Kan, sangat tidak baik jika Flotim dibilang kaya ikan tapi harga ikannya mahal dan susah mendapatkan ikan segar setiap saat,”tohoknya.
Untuk diketahui, PPI Amagarapati merupakan hibah dari pemerintah Jepang untuk Indonesia yang dibangun pada tahun 2010 lalu. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL) Brahmantya Satyamurti Poerwadi yang datang meninjau lokasi bersama Senior Deputy Director JICA Shigeo Honzu, Project Officer JICA Rin Yamamoto, dan Senior Advisor JICA Masakazu Fukukawa.
“Pada tahun 2010, pemerintah Jepang melalui JICA membangun fasilitas di PPI Amagarapati. Hingga saat ini PPI Amagarapati kondisinya sangat terawat dan dimanfaatkan maksimal oleh masyarakat sekitar. Terlihat di sana ada aktivitas nelayan seperti pendaratan ikan, dan ini sangat baik. Kualitas bangunannya juga sangat baik. Hal ini yang mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan pemerintah Jepang melalui JICA datang kembali ke sini untuk melihat kondisi, apakah bantuan pemerintah Jepang di PPI Amagarapati masih berfungsi dengan baik atau tidak,” ungkap Brahmantya dalam kunjungan pada 2017 lalu yang dilansir situs kkp.go.id.
PPI Amagarapati, lanjutnya, memiliki sarana prasarana. seperti Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pabrik es, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), bengkel, cold storage, pasar ikan, dermaga, dan fasilitas docking kapal. Akan tetapi, TPI dan lokasi pasar ikan belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Kami dari KKP juga memberikan masukan kepada Bapak Bupati Larantuka, Anton H.Gede Hadjon bagaimana fasilitas di PPI ini bisa dimanfaatkan lebih baik lagi. Secara keseluruhan PPI Amagarapati sudah dimanfaatkan dengan baik hal ini terlihat dari fasilitas seperti SPBN, pabrik es, cold storage, bengkel yang masih sangat aktif melayani kebutuhan nelayan dan juga dari banyak kapal yang bersandar untuk mendaratkan ikan hasil tangkapan di PPI ini”, ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Brahmantya juga memberi masukan kepada Bupati untuk dapat memaksimalkan penggunaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebagai pusat transaksi nelayan. Menurut Brahmantya, hidupnya aktivitas di TPI akan mempermudah pemerintah dalam mengalokasikan bantuan yang masih dibutuhkan nelayan sekitar. Alasannya, jika kapal dan hasil perikanan yang masuk didata dengan baik maka data-data tersebut dapat digunakan untuk merencanakan kebutuhan logistik seperti BBM, air bersih, dan es bagi nelayan.
Brahmantya menambahkan, rencananya PPI Amagarapati juga akan menjadi standar dalam pembangunan pelabuhan perikanan yang terintegrasi. “Dari segi rancangan bangunan, kualitasnya, bagaimana pabrik es dikelola, desain dermaga, tempat pendaratan ikan yang bagus sehingga aktifitas jual beli hasil perikanan dapat dilakukan dengan baik. Flow ini lah yang akan kita contoh untuk pembangunan SKPT kita,” tuturnya. (roberth/sfn)