Pemilih Pemula, Antara Dilema dan Galau

by -129 Views
Suara Flores

Oleh: Marianus Marton

Pemilu merupakan sarana yang tak terpisahkan dari kehidupan politik Negara demokrasi modern. Bagi bangsa yang tengah berjuang melembagakan “kekuasaan rakyat”, pemilu masih dihayati sebagai ritus masal. Suatu perayaan kebersamaan yang di satu sisi bisa gagal atau mengecewakan, namun di sisi lain menjadi langkah maju dalam melembagakan kedaulatan rakyat secara efektif dan lestari.

Pemilu memang merupakan keputusan yang sangat penting bagi masa depan Negara. Bila suatu pemilu berjalan baik, maka sehuah Negara dapat berjalan menuju demokrasi dan perdamaian. Sebaliknya, bila pemilunya berjalan buruk bahkan gagal, sebuah Negara bisa dibilang tengah meruntuhkan demokrasi dan kembali ke titik nadinya. Itulah sebabnya pemilu kerap disebut sehagai roh demokrasi.

Sebentar lagi, masyarakat Sikka akan merayakan pesta demokrasinya dengan memilih bupati dan wakil bupati. Ini adalah momen yang berharga bagi setiap masyarakat Sikka, karena suara mereka sangat menentukan ke arah mana bahtera pemerintahan di Kabupaten Sikka akan berlayar. Entah ke arah yang lebih baik atau mungkin ke arah yang buruk. Di sinilah kecerdasan seorang pemilih sangat dibutuhkan untuk memeriahkan pesta demokrasi ini. Namun apakah semua rakyat Kabupaten Sikka bisa menerima pilkada yang akan berlangsung sebagai pesta demokrasi yang menggenggam semangat jujur, adil dan bemartabat?

Bagi saya, “tidak”. Saya adalah pemilih pemula. Di pilkada tahun ini, untuk pertama kalinya saya akan menggunakan hak pilih saya. Pesta yang bahwasanya memberi semangat dan kebahagiaan kini membuat saya dilema dan galau. Sekali lagi saya katakan PILKADA membuat saya dilemma dan galau.

Saya dilema, bukan karena bingung memilih calon-calon kepala daerah yang ada, tetapi bingung menghadapi promosi dan hasutan para pendukung mereka. Saya dilema bukan karena banyaknya visi dan misi setiap calon, tetapi karena panjangnya lintani kejelekan lawan politik yang ditebarkan para pendukungnya. Dan Saya pun galau, bukan karena tidak tahu harus memilih calon yang mana, tetapi karena terlalu banyak mendengarkan janji yang menggiurkan dari para pendukung mereka.

Baca juga: Pelajar SMAK St. Petrus Juarai Lomba Pidato Pilkada Serentak 2018

Pertanyaan bagi kita, apakah ini adalah pilkada yang dilandasi semangat jujur, adil dan bermartabat? Bagi saya jujur itu, jika setiap calon dan para pendukungnya berani berkata yang sebenarnya tentang dirinya dan tentang lawan politiknya. Adil bagi Saya, jika setiap calon dan para pendukungnya berani mempromosikan dirinya tanpa harus menjatuhkan lawan politiknya. Dan bermartabat bagi saya, jika setiap calon dan para pendukungnya berani mengakui keunggulan lawan politiknya dan tidak membungkus kekalahan dengan fitnah dan isu yang menjatuhkan.

PILKADA merupakan pesta demokrasi rakyat. Ini adalah momentum berharga bagi setiap calon dan para pendukungnya untuk berlomba-lomba mengumpulkan sebanyak mungkin kepercayaan rakyat Sikka, bukan sebagai ajang untuk saling menjatuhkan dan membangun permusuhan.

Sebagai pemilih pemula, Saya menginginkan PILKADA ini berlangsung sebagaimana mestinya, sebagai pesta bersama rakyat Sikka. Saya dan juga saudara-saudari pemilih pemula yang lain, masih butuh banyak belajar tentang bagaimana memeriahkan pesta demokrasi ini. Kami butuh banyak pendidikan politik dan sosialisasi untuk bagaimana memilih pemimpin yang baik, bukan hasutan yang menggerogoti rasa kepercayaan kami kepada para pemimpin kami. Jangan biarkan kami menjadi GOLPUT saat PILKADA.

Saya menghimbau kepada para pemilih pemula. Jadilah pemilih yang CERDAS. Cerdas untuk menentukan siapa pemimpin yang pantas untuk dipilih. Cerdas untuk untuk memilah-milah semua berita dan isu vang berkembang tentang calon yang akan dipilih. Cerdas untuk tidak tergiur dengan janji-janji manis para tim sukses.

Akhir kata, Saya ucapkan selamat memeriahkan pesta demokrasi. Perlu Saya tegaskan lagi, jangan GOLPUT-, satu suara emas kita, menentukan kejayaan Nian Tana Sikka.

Marianus Marton, Pelajar Sekolah Menengah Katolik Santo Petrus Kewapante, peraih juara I lomba pidato tingkat SMK/SMAK. Marianus Marton tampi dengan judul pidato “Pemilih Pemula, Antara Dilema dan Galau”. Lomba pidato tersebut diselenggarakan KPU Kabupaten Sikka dalam rangka pilkada Serentak 2018.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *