KUPANG, SUARAFLORES.NET,–Peran pendidik sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Untuk menciptakan generasi yang hebat membutuhkan landasan kokoh yang dimulai dengan pendidikan karakter yang baik sejak anak usia dini. Dan peran pendidik sangat strategis untuk pembentukan karakter anak bangsa. Pendidik dalam interaksinya dengan anak usia dini harus menjadi contoh atau model bagi anak asuhnya.
Demikian dikemukakan Kepala Seksi PAUD Dinas PKKO Kabupaten Sabu Raijua, Martha N Lede Bunga, S.Pd, saat membawakan materi etika dan karakter pendidik PAUD pada Pelatihan Pengembangan Kurikulum 2013 PAUD dan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif bagi pengelola dan pendiidik dari 6 PAUD Pilot ECCD Project di Kabupaten Sabu Raijua pada Senin, 9 April 2018 lalu.
Di hadapan para peserta pelatihan bertempat di TK Dorkas Seba, Kasie PAUD, Martha N. Lede Bunga, S.Pd, menjelaskan, etika dan karakter sangat penting dipahami dan dipedomani oleh para pendidik atau guru PAUD. Etika itu terkait dengan nilai-nilai yang harus dimiliki sebagai pedoman hidup. Etika juga terkait standar moral yang menjadi patokan dalam berperilaku setiap hari.
Dengan etika hidup menjadi bernilai. Etika, kata Martha, sebagai norma hidup atau kaidah dalam membangun komunikasi dengan orang lain termasuk antara pendidik dengan anak asuhnya maupun pendidik dengan orang tua atau masyarakat.
Martha, menambahkan, pendidik yang sukses adalah pendidik yang berhasil memampukan anak didiknya bisa hidup dan mempraktekan 16 karakter anak Indonesia yakni anak yang beriman, hidup sehat, ingin tahu, kreatif, estetis, percaya diri, disiplin, sabar, mandiri, peduli, kasih sayang, toleran, bisa menyesuaikan diri, tanggung jawab, jujur, rendah hati dan santun.
Martha, mencontohkan, jika seorang pendidik menginginkan agar anak asuhnya disiplin maka pendidik harus terlebih dahulu disiplin. Hal sama jika pendidik menginginkan agar anak asuhnya hidup bersih maka pendidik harus membuang sampah pada tempatnya. Dengan kata lain, pendidik harus menjadi model atau cermin bagi anak asuhnya.
Sementara itu, setiap pendidik juga dituntut memiliki karakter yang baik. Karakter adalah kecakapan khusus terkait kesadaran, perasaan dan tindakan moral. Karakter yang baik merupakan perbuatan yang benar dalam hidup, berbuat benar dalam hubungan dengan orang lain dan berbuat benar terhadap diri sendiri.
Baca juga: PLAN Latih K-13 PAUD dan BKB HI Bagi Pengelolah dan Pendidik PAUD Sabu Raijua
Karakter, lanjut dia, menunjukkan siapa kita sebenarnya dan menentukan bagaimana seseorang membuat keputusan. Karakter juga menentukan sikap, perkataan, dan tindakan seseorang dimana hal-hal tersebut dapat membantu untuk mencapai kesuksesan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter adalah pemodelan dari orang tua atau orang dewasa lain, keturunan, pengalaman masa kanak-kanak dan materi permainan sambil belajar bersama anak setiap hari.
“Yang harus menjadi focus dalam pembelajaran di PAUD adalah pembentukan karakternya. Kita harus terus melakukan pembiasaan setiap hari sehingga menjadi bagian dari hidup, “ujarnya.
Untuk mendukung pembentukan karakter anak usia dini, saran Martha, setiap pengelola dan pendidik harus membuat RPPM dan RPPH yang di dalamnya sudah tercantum karakter apa yang akan dibiasakan atau dipraktekan. Pendidik juga harus memberikan ruang kepada anak untuk pengembangan diri, kerja sama antar anak dan anak dengan pendidik, saling berbagi, saling memotivasi, saling mendengarkan, saling berinteraksi secara positif, saling menanamkan nilai-nilai moral, saling mengingatkan dengan ketulusan hati, saling menularkan rasa antusiasme, saling menggali potensi diri, saling menginspirasi dan saling menghormati perbedaan.
Ditambahkannya, pola pembelajaran di PAUD sangat berbeda dengan sekolah dasar dan sekolah lanjutan lainnya. Di PAUD itu 90 persen pembentukan karakter. Ada banyak manfaat yang diperoleh yakni; pertama, guru akan membawa perubahan positif. Guru yang memiliki citra diri positif senantiasa mempunyai inisiatif untuk menggulirkan perubahan positif bagi lingkungan tempat ia berkarya. Perubahan positif tidak hanya terasakan oleh dirinya, namun juga oleh lingkungannya.
Kedua, mengubah krisis Menjadi Keberuntungan. Kekalahan, kegagalan, kesulitan dan hambatan sifatnya hanya sementara. Guru atau pendidik yang hebat adalah yang mampu memberikan harapan baru dan semangat baru bagi anak asuhnya sehingga anak akan mampu meninggalkan kegagalan untuk merengkuh harapan.
Untuk itu, kata dia, para pendidik perlu menanamkan pemikiran maka akan menuai tindakan yang positif, menanamkan tindakan akan menuai kebiasaan, menanamkan kebiasaan akan menuai watak yang baik dan menanamkan watak yang baik akan menuai cita-cita untuk menjadi anak Indonesia yang hebat. (bkr/sft).