JAKARTA, –Guyonan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto soal “Tampang Boyolali, berpotensi melahirkan tsunami ketidakpercayaan publik yang luas. Ketidakpercayaan itu bukan saja dari masyarakat Kabupaten Boyolali akan tetapi juga meluas ke seluruh Indonesia secara spontan.
“Ini akan melahirkan sikap simpatik masyarakat desa di kabupaten/ kota di seluruh Indonesia terhadap warga Boyolali yang dilecehkan oleh sikap Prabowo. Guyonan sinis itu akan terus-menerus bergulir dan berdampak pada munculnya sikap antipatik yang meluas terhadap Capres Prabowo Subianto-Cawapres Sandiaga Uno,” kata Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus, dalam siaran persnya,Minggu (4/10/2018) yang diterima media ini.
Menurut Selestinus, sikap antipatik publik Boyolali yang dikoordinir oleh Bupati Boyolali eskalasinya sanfat cepat, bahkan akan berujung dengan sikap menarik dukungan dan kelak tidak lagi memilih Pasangan Capres Prabowo Subianto-Cawapres Sandiaga Uno. Fakta ini sesungguhnya kasus pelecehan atau penghinaan oleh Prabowo Subianto terhadap masyarakat Boyolali di waktu dan tempat yang salah pada beberapa waktu yang lalu. Sekali pun hanyalah sekedar guyonan, akan tetapi memicu kebencian publik terhadap perilaku Prabowo Sunianto-Sandiaga Uno yang salama masa kampanye Pilpres sering melontarkan kampanye hitam, kampanye negatif dan berita hoax.
“Ini memang sangat memalukan dan menjadi fenomena politik yang sangat menarik, karena masyarakat satu kabupaten bersama bupatinya menyatakan mencabut dukungan ke Capresnya. Biasanya krisis kepercayaan publik muncul saat seorang pemimpin sedang menjalankan tugasnya, namun yang terjadi dengan Prabowo justru krisis kepercayaan publik muncul di saat ia belum terpilih menjadi Presiden. Jika ini benar-benar terjadi, maka ini baru pertama kali terjadi di negeri ini seorang calon presiden kehilangan kepercayaan publik pada saat sedang melakukan kampanye,”terang Selestinus.
Dikatakannya, segala daya upaya Prabowo Subiyanto bersama Sandiaga Uno bersama partai politik dalam Koalisi Adil Makmur akan berantakan hancur berkeping-keping. Hal ini disebabkan, Prabowo tidak mampu menjaga tutur katanya yang santun di mata rakyat pendukungnya. Akibatnya, rakyat dengan mudah berpaling dan murka terhadap Capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“Ini adalah kegagalan Tim Kampanye Nasional Prabowo-Sandiaga dalam memanage kampanye, dan rasanya sangat sulit mengembalikan kepercayaan publik atau pemilih simpatisan Prabowo untuk sukses pada Pilpres 2019,” tutupnya. (bkr/sft)