MAUMERE, SUARAFLORES.NET – Nama Petrus Selestinus sudah sangat dikenal luas rakyat Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui profesinya sebagai pengacara senior, Petrus telah membongkar berbagai kasus korupsi di tanah air. Banyak pelaku koruptor, kini sudah berada dalam terali besi, ada juga yang sedang antri alias dalam pemeriksaan oleh lembaga penegak hukum.
Keberanian dalam menegakkan hukum ini dilakukan oleh pria berkepala pelontos asal Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, tanpa pandang bulu. Disisi lain, Petrus Selestinus yang bergerak bersama teman-teman ini melakukan pendamping-pendampingan hukum kepada orang-orang kecil dalam berbagai kasus. Pendampingan kepada orang kecil, sesungguhnya kepedulian social. Petrus dan teman-teman merasa terpanggil untuk berbagai kepedulian.
“Karena keberpihakan kami kepada kaum kecil, Petrus dan teman-teman menyandang status Pengacara Sepatu Miring. Orang kecil yang benar, kami bela mati-matian. Mereka uang tidak ada, tapi kami memberikan pendampingian hukum. Dan banyak orang-orang besar, koruptor membenci kami. Banyak sekali yang musuh dengan saya dan teman-teman,” ujar Selestinus dalam kegiatan Dialog Kebangsaan yang digelar di kediamannya Lokaria, Kecamatan Kangae bersama Partai Hanura dan ribuan masyarakat.
Pengacara Sepatu Miring, jelas Petrus Selestinus bahwa bersama teman-teman sering melakukan pendampingan hukum kepada orang-orang kecil yang tak punya uang. Mereka berjalan kaki bersama orang-orang kecil yang setiap hari atau setiap ada kasus. Pendampingan dilakukan tuntas hingga, hingga akhirnya diberi gelar “Pengacara Sepatu Miring Dibenci Koruptor”.
Baca juga: Melaju ke Senayan, Petrus Selestinus Minta Dukungan Rakyat Flores
Baca juga: Selestinus Minta Menteri Hukum dan HAM Hentikan dan Tarik Penitipan Napi Teroris dari Lapas NTT
Baca juga: Selestinus Sebut KPK Hanya Berani Tangkap Marianus Sae
Selestinus menceritakan bagaimana sulitnya dalam menegakkan kasus hukum dalam hal ini kasus korupsi. Menurutnya, lembaga hukum di Negara ini masih lemah oleh karena terlalu banyak regulasi yang muncul dalam penegakan hukum. Intervensi DPR-RI terlalu tinggi, hingga akhirnya banyak pelaku-pelaku koruptor masih sulit ditahan.
Oleh karena itu, lanjut Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) ini bahwa sistim penegakan hukum di Negara ini harus diperbaiki. Intervensi DPR-RI harus ditutup, sehingga lembaga penegak hukum seperti KPK dapat bekerja lebih independen.
Untuk itu, ia telah memutuskan untuk maju mencalonkan diri ke Senayan mewakili rakyat Flores, Lembata dan Alor. Selestinus, masuk daftar calon anggota DPR-RI dari Partai Hanura dengan Daerah Pemilihan NTT 1, yakni Flores, Lembata dan Alor.
Dalam kesempatan dialog bersama masyarakat, pria murah senyum ini mengharapkan dukungan penuh dari masyarakat Kabupaten Sikka agar ia mampu meraih 1 kursi ke DPR-RI.
“Untuk merubah sistim memang agar sulit kalau dari luar saja. Kita juga harus masuk ke dalam sistim untuk bisa melakukannya. Karena itu, saya mengharapkan dukungan dan kerjasama semua keluarga dan masyarakat Maumere, Flores, Lembata dan Alor agar saya bisa duduk di Senayan,” tandasnya. Pantauan SuaraFlores.Net, kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga, Ketua DPC Partai Hanura, Fabianus Boli, pengurus, kader dan caleg-caleg dari 4 dapil, tokoh masyarakat, tokoh agama serta ribuan masyarakat Kabupaten Sikka. (nnesssfn02).