MBAY, SUARAFLORES.NET – Pelaksana tugas (Plt) Bupati Nagekeo Kosmas D Lana mengakui bahwa Kepala Perwakilan NTT Berto Lalo telah bekerja maksimal dalam membantu Fransiska Enga, pasien sakit liver asal Nagekeo yang dirawat di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta.
Menurut Kosmas Lanang, Berto Lalo membangun komunikasi intens selama proses perawatan Fransiska Enga yang didampingi suami Nikolaus Newa di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta.
“Beliau selalu membangun komunikasi dengan pemerintah daerah sejak perawatan sampai pasien bersama suami kembali ke kampung halaman,” ujar Kosmas saat di temui SuaraFlores.Net di Rujab Bupati Nagekeo Selasa (1/5/ 2018).
Terkait rencana penjemputan sebagaimana yang diminta Berto Lalo, Kosmas menjelaskan bahwa Pemda Nagekeo bukan tidak menjemput Fransiska Enga bersama suami Nikolaus Newa pada tanggal 26/04.
“Kepala perwakilan NTT Berto Lalo menghubungi saya untuk menyampaikan permohonan maaf karena pihak keluarga membatalkan rencana penjemputan oleh pemerintah dengan alasan ada keluarga yang jemput di Ende. Fransiska bersama Nikolaus ingin beristirahat di rumah keluarga di Ende. Saat itu, mobil dan sopir sudah saya koordinasikan dengan kepala rumah tangga untuk menyiapkan dan sudah berada di Ende. Iya, keluarga yang batalkan bukan pemerintah yang sengaja tidak mau jemput,” ungkap Kosmas.
Baca juga: Cerita Pemulangan Fransiska Enga, Pasien Asal Nagekeo yang Dirawat di Jakarta
Baca juga: Ini Penjelasan Pemda Nagekeo tidak Menjemput Fransiska Enga
Disinggung soal keberpihakan pemerintah terkait kepesertaan BPJS Kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kosmas menjelaskan bahwa pasien bersama suami ke Jakarta tanpa rekomendasi dari pihak pemerintah.
“Mereka berangkat tanpa sepengetahuan pemerintah daerah. Tapi di Jakarta ada paguyuban Nagekeo dan perwakilan NTT. Saya kira bentuk perhatian kepada pasien sangat luar biasa,” katanya.
Di sisi lain, Nikolaus, suami Fransiska Enga Nikolaus menyebut Pemda Nagekeo tidak memperhatikan orang-orang kecil. Menurut Kosmas Kartu Indonesia Sehat sudah mereka pegang yang dikeluarkan oleh BPJS pusat atas dasar rekomendasi Dinsos Nagekeo dan BPJS Nagekeo.
“Saat pemberitaan sudah viral di media online, saya konfirmasi kepada staf (Kadis Kesehatan) dan Dinsos terkait masalah yang dihadapi Fransiska Enga. Dan itu dikerjakan oleh mereka. Jadi tidak benar kalau dibilang pemda tidak perhatikan orang-orang kecil,” ujarnya.
Fransisca masuk RSD Aeramo tanggal 10 Januari 2018 dirujuk ke RSUD Ende tanggal 11 Januari 2018 dengan SKTM. RSD Aeramo type D Pratama dan belum memiliki pelayanan spesialistik, sehingga pasien dirujuk di Ende.
Selama sakit, Nikolaus sama sekali tidak pernah bertemu pihak RS atau di Dinas sosial untuk berkonsultasi terkait dengan pengurusan kartu KIS atau layanan rujukan. Pasien tidak pernah kembali lagi ke RSD Aeramo atau puskesmas terkait sakitnya setelah dirujuk.
“Pemda Nagekeo tidak pernah diskriminatif. Hemat saya, Pemda Nagekeo tidak ada salah dalam hal urusan ini. Yang salah adalah mereka tidak pernah untuk bertemu dinas untuk menunjukkan SKTM. Kalau saja ditunjukkan pasti di bantu. Banyak contoh dan bukti masyarakat miskin lainnya yang kita layani,” tandasnya. (frumen).