SUARAFLORES.NET — Hujan berkepanjangan di wilayah Kabupaten Sikka mengakibatkan longsor dan pohon tumbang menutup badan jalan di sejumlah titik. Bukan hanya di jalan kabupaten, jalan propinsi dan jalan Nasional pun ditutup longsor dan pohon. Warga dilokasi kejadian pun bergotong royong membersihkan jalan.
Disaksikan SuaraFlores.Net, Sabtu (25/1/2019) malam, sejumlah anak muda dan orang tua bekerja keras untuk membersihkan jalan saat sebuah pohon tumbang menutup badan jalan dan mengenai jaringan listrik di wilayah Desa Ribang, Kecamatan Nita. Petugas PLN pun hadir di sana.
Aksi gotong royong warga ini bertujuan agar pengendara dapat melintas. Pengendara dipungut biaya sekitar dua ribu hingga 5 ribu rupiah. Namun warga dilokasi tidak memaksa atau mematok besarnya uang.
Adapun alasan pemungutan ini, yakni untuk biaya BBM alat pemotong pohon (warga setempat menyebut sensor) yang tumbang di lokasi.
Hal yang sama terjadi Desa Dobo, Kecamatan Mego, Rabu (30/12019) pagi. Sejumlah anak muda dan beberapa orang tua memungut biaya kepada pengendara. Ada pengendara yang memberikan uang, ada yang tidak.
Baca juga: Pohon Tumbang di Jalan Negara, Kendaraan Antri Hingga Ratusan Meter
Baca juga: KMPF Kupang Lantik Pengurus Baru
Disaksikan SuaraFlores.Net, seorang pengendara melayangkan aksi protes kepada warga yang duduk di atas sebuah dahan pohon kemiri di badan jalan.
“Hei. Ini pohon kecil saja. Kalau kalian minta uang nanti orang marah kalian,” tegas seorang pengendara lalu menarik tuas gas motornya meninggalkan lokasi tersebut.
Kondisi lain terjadi di Desa Bhera, Kecamatan Mego, (30/1/2018) pagi saat sebuah pohon besar tumbang dan menutup badan jalan negara itu. Warga datang spontanitas sambil membawa sensor (alat pemotong pohon) dan parang.
Di lokasi ini juga ada pungutan, namun warga yang sedang memotong pohon besar tersebut, tidak memaksa pengendara memberikan sejumlah uang.
“Ini tergantung kepedulian para pengendara saja. Ini kan pohon besar. Kami memindahkan pohon ini menggunakan alat pemotong yang membutuhkan BBM,” ujar sejumlah warga di lokasi.
Terkait hal tersebut, Kepala Desa Bhera, Simon Wara saat ditemui SuaraFlores.Net dilokasi mengatakan bahwa pungutan tersebut bukan kemauan pihak pemerintah desa. Pihaknya sudah menghimbau untuk tidak dipungut biaya, namun warga berpandangan hanya untuk biaya BBM mesin pemotong pohon tersebut.
“Yang jelas saya tidak menyuruh mereka pungut biaya. Saya larang mereka agar tidak memaksa orang memberi sejumlah uang. Bagi warga yang mau memberikan uang kepada mereka silakan,” tandasnya. (sfn02).