MAUMERE, SUARAFLORES.NET,–Relawan Rumah Juang Jokowi-Poros Benhil (RJJ-PB) mendukung penuh pembangunan Bendungan Napun Gete di Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka yang saat ini dalam proses pengerjaan oleh PT. Nindya Karya.
Koordinator Poros Benhil Wilayah NTT, Kornelius Moa Nita, dalam pidatonya saat Deklarasi Rumah Juang Jokowi Poros Benhil (RJJ-PB) di Taman Kota Maumere, mengatakan, salah satu karya besar Presiden Jokowi di Pulau Flores adalah Bendungan Napun Gete yang dibangun di Kabupaten Sikka.
‘Kita berterima kasih kepada Presiden Jokowi karena telah membangun bendungan Napun Gete. Bendungan itu adalah karya besar Jokowi untuk rakyat Kabupaten Sikka. Mari kita tepuk tangan untuk presiden kita,” kata Moa Nita disambut tepuk tangan meriah para aktivis Poros Benhil, Rabu (7/10/2018) lalu.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Bupati Sikka di rumah jabatan Bupati Fransiskus Roberto Diogo, Moa Nita mengkonfirmasi masalah lahan warga yang belum dibayar oleh Pemda Sikka. Menjawab pertanyaan Moa Nita, Bupati Roberto pun langsung menelpon Kepala Dinas PU Sikka, Tommy Lameng. Usai menelpon, ia menerangkan bahwa lahan warga yang belum lunas terbayar akan dibayar dalam tahun ini.
“Saat ini Kementerian PU telah menyiapkan anggaran sebesar Rp40 miliar untuk membayar lahan warga. Selain dari APBN, kekurangan anggaran Rp4 miliar akan dialokasikan dari APBD Sikka 2019. Saya berharap warga bersabar karena uang sedang diproses,” terangnya, belum lama ini.
Informasi yang diperolah media ini, warga Napun Gete yang haknya belum dipenuhi, memblokir lahan bendungan yang menyebabkan pembangungan bendungan terhenti. Selain mendukung penuntasan Bendungan Napun Gete, Moa Nita juga meminta pemerintah pusat dan pemerintah NTT segera menuntaskan atau membangun jalan rusak di sepanjang Trans Utara Flores.
Menurutnya, sangat tidak adil selama ini APBN lebih banyak ditumpahkan di wilayah lain, dan Trans Utara Flores yang merupakan jalur strategis nasional dibiarkan tetap rusak bahkan putus dari tahun ke tahun.
“Kami mendukung pemerintah menuntaskan ruas jalan Trans Utara Flores sebagai jalur ekonomi dan perdagangan rakyat Flores. Jika tidak dibangun tahun 2019, sebaiknya jalur ini ditutup saja, karena jalannya banyak rusak dan mengancam nyawa warga Flores,”pintanya.
“Ini fakta yang sangat aneh. Di daratan Timor, ada jalan-jalan yang tanpa perencanaan matang dibangun dengan hamburan puluhan miliar rupiah. Ini sebuah kegagalan besar para wakil rakyat yang tidak mampu membangun lobi-lobi di Senayan,” tegasnya. (sft/tm)